Tes...
Tes..
Tes...Air hujan menetes, perlahan semakin deras, langit menangis.
Menangis.....
Terus menangis....
Sebuah cahaya mentari telah redup, tak ada lagi senyuman ceria, semua tampak begitu suram.
Begitulah Naruto sekarang.
Harapan telah sirna, dikalahkan rasa ketakutan yang begitu kentara, merasa tak berdaya.
Mimpi....
Bersifat imajinatif tapi mampu mempengaruhi perasaaan seseorang.
Begitulah Naruto sekarang.
Terpengaruh oleh sebuah mimpi buruk, mimpi yang membuat seluruh keberanian dan tekad-nya hilang seketika.
Semua terekam jelas di sana, mimpi itu, Perkataan Gengo yang begitu menakutkan, dan sosok Shikamaru yang entah bagaimana nasibnya sekarang.
Naruto tak berdaya.
Kedua kaki-nya berat untuk melangkah, pandangan-nya tak jelas, tubuh-nya merinding, begitu pula air hujan yang semakin membasahi tubuh-nya.
Di sampingnya, berdiri sosok Sakura, tengah membopong tubuh-nya yang berat, menuju ke arah hutan perbatasan desa.
Sosok Sakura begitu tegar, begitu tenang, seperti tak memiliki beban apapun di pundak-nya.
Naruto benci itu.
Walaupun kesadaran-nya melemah, tapi dia sadar, dirinya tengah menjadi beban sekarang, beban bagi Sakura.
Terus berjalan, mengarungi hujan, Naruto sudah semakin lemah, semakin bersalah, dirinya benar-benar menjadi tak berguna sekarang.
Hujan membasahi wajah-nya, namun Sakura tetaplah fokus, berjalan sambil membopong Naruto di atas pundak-nya, berusaha mencari tempat aman di dalam Hutan.
Hujan berhenti.
Tepat setelah Sakura menghentikan langkahnya, melihat sekitar, lalu menatap Naruto dengan ekspresi khawatir.
Naruto tak kuat lagi, kesadaran-nya mulai menghilang, pandangan-nya mulai gelap, tubuh-nya tak lagi tersisa tenaga.
Bruk.
Naruto terjatuh, pingsan, tepat setelah diri-nya melepaskan diri dari Sakura.
Terjatuh, tapi tak lagi tersenyum, wajah-nya begitu muram, rasa takut, bersalah, dan benci begitu kentara di sana.
Sakura terengah-engah, lelah, menekukkan kedua lutut-nya, sekedar mengistirahatkan tubuh-nya.
Tubuh-nya teristirahatkan, tapi tidak dengan pikiran-nya, Sakura menatap sendu ke arah Naruto, Sakura tau, Naruto sedang menderita sekarang.
Banyak hal terjadi secara singkat, Sakura tak tahu harus berbuat apa, tak bisa memilih, ada Shikamaru yang entah bagaimana nasibnya, tapi di sisi lain ada Naruto yang menderita, dimakan oleh rasa takut akan mimpi buruknya.
Akhirnya hati lah yang memilih.
Bergerak membantu Naruto, karena Sakura tau, Naruto butuh seseorang di sisinya sekarang.
Dibelainya wajah yang terlihat muram itu, berharap memberi kehangatan, berharap meringankan beban pikiran Naruto walau hanya sedikit.
Sakura tersenyum hampa, menghela nafas-nya, mulai merasa lelah.
Membaringkan tubuh-nya di bawah pohon tepat di samping Naruto, melihat sebentar ke arah pemuda yang sudah lebih dulu tertidur, lalu mulai menutup kedua mata emerald-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Story : Love, Decision, and Hatred
FanfictionPerang sudah berakhir, dunia memulai fase perdamaiannya, Uzumaki Naruto seorang shinobi dengan segudang prestasi dan pencapaian terus melangkah maju, menuju cita-citanya. Lalu bagaimana dengan kisah hidupnya yang lain? cinta? apa Naruto sudah merasa...