13. Again

5.6K 365 23
                                    

"Non?" Suara yang terdengar tidak asing, menggema di telinga Nanon yang tengah tertidur.

Nanon membuka matanya setengah, karena masih belum terbiasa dengan semburat cahaya yang memasukinya.

"Kenapa?"

"Lu ga main futsal?"

Nanon kemudian menegakkan tubuhnya, kemudian meregangkan otot-ototnya agar lebih segar.

"Males gua. Tapi, ya udah lah," ujar Nanon, kemudian mengeluarkan pakaian seragam futsal dari dalam tasnya, kemudian berjalan keluar dari ruangan kelas itu.

Kakinya sedikit menyeret karna tubuhnya yang masih terlalu malas untuk bergerak.

Tiba-tiba tubuh Nanon terasa kaget, ketika satu tangan melingkar di pinggangnya tanpa izin.

Nanon melirik ke arah kiri, melihat Ohm yang kini tengah memberinya semangat.

Ia tersenyum manis, kemudian menarik tangan Ohm, dan menggenggamnya erat.

"Lu kok sendirian?" tanya Ohm, membuat Nanon mengerutkan keningnya.

Nanon berucap sembari membalikkan tubuhnya,
"Gua kan sama Chi ... mon. Lah, dia dimana?"

Nanon tak melihat sosok pria yang sedari tadi tengah berjalan bersamanya.

"Ah, mungkin dia ada urusan mendadak," lanjut Nanon kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Ohm.

"Mau main futsal dimana?" tanya Ohm pada kekasihnya yang kini langsung menatapnya sayu seakan menggodanya.

"Izinin gua pake lapangan, ya," ujar Nanon sembari menggoyangkan tubuh Ohm.

"Ah iya. Terserah," ucap Ohm yang membuat Nanon kini memberikan senyuman terbaiknya.

"Eh, Nanon? Lu udah baikan?" tanya seorang gadis yang baru saja melintas berlawanan arah dengan keduanya, sembari tangan gadis itu membawa beberapa buku.

"Udah. Dari lama juga udah baik, kok," ucap Nanon.

Meski wajahnya tampak baik-baik saja dengan pertanyaan itu, tapi pikirannya tetap saja tidak terima. Ini sudah hampir dua bulan sejak insiden pesawat itu, bagaimana bisa ia masih terus-menerus tenggelam dalam lukanya.

Gadis itu mengangguk, kemudian menangkap tangan Nanon dengan tatapannya, melihat Nanon tengah menggenggam erat tangan pria yang ada di sampingnya.

"Ka–kalian pacaran?" tanya Puimek terbata-bata, melihat sesuatu hal yang seperti berada di luar dugaannya.

"Iya. Kan gua udah pernah bilang ke elu," ucap Nanon yang membuat wajah Puimek semakin mengerut bingung.

"Ah, kami mau ke lapangan dulu, ya," potong Ohm kemudian menarik tangan Nanon dari sana.

Tentu saja, Ohm harus lebih menjaga pria di sampingnya itu dari segala keanehan baginya.

Jika Nanon harus sadar sekarang, bukankah itu terlalu cepat bagi Ohm untuk melepaskan Nanon dari hidupnya?

"Mereka semua kenapa, sih? Kaya insiden pesawat itu masih baru kemaren aja," geram Nanon kesal.

Ohm tersenyum kecil, kemudian mengelus rambut Nanon yang begitu halus.

"Mungkin karna lu masih baru masuk sekolah, Non."

"Tapi, kan, gua udah pernah bilang lewat chat," jawab Nanon kemudian mengeluarkan ponselnya.

Ia menggeser-geser pada layar ponselnya itu, melihat pesan yang begitu banyak belum ia balas.

"Loh, perasaan udah gua balas kemaren-kemaren," ujar Nanon sembari membuka semua aplikasi sosial medianya.

Addicted | OhmNanon (BL) 🔞حيث تعيش القصص. اكتشف الآن