45. Murid Baru

902 202 53
                                    

"Kenapa sih saat perasaan gue baru muncul, seseorang datang dan dia malah suka sama seseorang."
--Kelvin--


Beberapa hari kemudian, tepatnya sekarang di Sekolah Angkasa Jaya, Jakarta.

Suasana masih pagi, bel pun belum berbunyi. Namun entah kenapa kelas 12 IPA 1 sudah ramai.

Mungkin karena rebutan tempat duduk?

Tepat sekali!

"Eh eh eh! Ada murid baru di kelas kita!" teriak Kelvin yang baru masuk ke kelas.

Pada waktu menit detik itu juga murid 12 IPA 1 diam.

"Siapa?" tanya Anggie.

"Itu ...."

Kringg ....

Bel berbunyi, semua murid Angkasa Jaya memasuki kelasnya masing-masing. Tidak dengan kelas 10.

Masalah tempat duduk pun sudah selesai.

Angga dan Anggie duduk berdua di barisan depan, paling pojok. Naura dan Noval di belakang Angga dan Anggie. Sedangkan Keyra dan Kelvin tidak duduk bersama.

Bayangkan saja jika mereka duduk bersama?

Keyra duduk dengan Ayu. Dan Kelvin duduk dengan Doni.

Namun sekarang Kelvin tidak ada di kelas. Maklum, ketos.

"Tadi Kelvin bilang apa, sih?" tanya Naura. Sedangkan Noval hanya mengangkat bahunya, tanda ia tidak tahu.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Pak Budi yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi Pak," balas semua murid kelas IPA 1.

"Kita dah besar kali, Pak! Bukan anak-anak lagi," lantang Noval.

Pak Budi menatap sinis ke Noval. "Diam kamu!" Lalu Pak Budi pun kembali menatap datar murid. "Ya. Tahun ini Bapak akan menjadi wali kelas ini. Harap patuhi aturan kelas!"

"Yahh, gak seru!" sahut Keyra.

"Ho'oh. Makin lama makin galak," sahut Noval.

"Kalian berdua mau Bapak hukum?" tanya Pak Budi kesal.

"Bawa santuy aja, Pak. Tarik napas ... buang," ucap Anggie. Pak Budi menuruti apa yang Anggie ucapkan. Ia menarik napas dalam dan membuangnya pelan.

"Tarik napas lagi ...."

"Tahan."

"Jangan dibuang,"

"Mubazir."

Semua murid yang ada di sana tertawa, apalagi si Noval yang tertawa terbahak-bahak.

Pak Budi marah. Bisa-bisanya pagi ini dapat jahilan dari Anggie.

"ANGG—" Baru saja Pak Budi mau berteriak, seseorang datang mengetuk pintu.

Semua murid terdiam ketika mendengar suara ketukan.

Pak Budi membuka pintu kelas dan mendapati seorang lelaki tampan di depannya.

"Pagi, Pak ..." ucapnya sopan.

"Hm, Pagi. Ada apa?" tanya Pak Budi sambil memperbaiki kacamatanya.

"Saya murid baru, Pak."

"Ohh, baiklah ayo masuk!" Pak Budi berjalan bersama murid baru itu.

"Baik anak-anak, kita kedatangan murid baru. Perkenalkan nama kamu, Nak."

Lelaki itu memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi, dan kenalkan nama saya Arsat Maulana. Pindahan dari Bandung. Semoga kita bisa berteman baik."

Angga&Anggie [COMPLETED]Where stories live. Discover now