1

396 47 0
                                    

Hari yang cerah, tenang nan damai. Itulah yang dirasakan samurai berambut perak, berkimono putih bergaris biru disisinya dan selalu membawa bokuto kemana'pun ia pergi.

Walaupun begitu, entah mengapa Gintoki merasakan perasaan tak enak. Mau tak mau, ia mempercepat laju larinya. Dan benar saja, dihadapannya terdapat seorang lelaki berseragam serba hitam, jika dilihat dari dekat, ia seumuran dengan Shinpachi.

Namun, Gintoki tak bisa melihat wajahnya, karena dia tengkurap tak sadarkan diri, sepertinya pingsan. Lalu di pikiran Gintoki terdapat berbagai pilihan yang harus ia pilih.

A. Menolongnya
B. Meminta bantuan ke sekitar
C. Berteriak
D. Pura-pura tidak tau
E. Bangunkan dengan cara kasar
F. Tendang atau lempar saja ke sungai (karena menghalangi jalan!)

Okay, karena Gintoki tak ingin ribet. Maka ia memilih... A. Karena yah... Kalian tau itu masuk akal. Kenapa tidak. yang lain? Hm... Jika jawaban B tidak ada orang di sekitarnya yang entah mengapa tidak ada seorang 'pun, lalu C juga sama, D kasihan (jiwa menolong bangkit), E bisa bahaya, F juga sama. Nanti ia dikira pembunuh lagi.

Gintoki menghela napas berat, ia kemudian menggendong orang tersebut dan secepatnya menuju rumah sebelum ada hal lain yang lebih merepotkan.

>Di Yorozuya

"A-akhirnya sampai juga... Hah..." Ucap Gintoki lelah sehabis berlari. Ia masuk dan membaringkan orang tadi di sofa.

"Hah... Lelahnya. Untung saja tidak ada Shinpachi dan Kagura. Aku tak mau mendengar omelan mereka berdua" Gumam Gintoki "Kalau dilihat-lihat lagi... Wajahnya mirip dengan seseorang. Tapi siapa...?"

"Eungh...."

Gintoki terkejut. Karena mendengar eragan orang tersebut, sepertinya ia sudah sadar "....Dimana ini?" Tanya-nya linglung dengan sekitarnya. Sembari duduk, ia memperhatikan sekitar dan mendapati Gintoki yang tengah menatapnya dengan bingung.

"...Ginpachi... Sensei...?" Ucap-nya.

"Hah? Siapa kau? Dan siapa yang kau maksud Ginpachi sensei?" Tanya beruntu Gintoki yang bingung pusing tujuh keliling.

"Siapa aku?" Ulangnya "Tentu saja namaku Hijikata Toshiro dari kelas 3Z. Masa sensei lupa dengan murid sendiri, padahal sering ngegangu"

"Oy. Siapa yang kau bilang mengganggu?" Tanya Gintoki kesal "Lagipula Siapa Yang Kau Maksud Sensei?! Aku Bukan Senseimu!"

"Tentu saja anda, Ginpachi sensei" Balas Hijikata sembari menunjuk Gintoki "Dan juga, memangnya hari ini sedang festival? Sampai-sampai sensei ber-cosplay menjadi seorang samurai. Padahal biasanya suka menolak kalau diajak merayakan festival"

"Sudah Aku Bilang, Aku Bukan Ginpachi Sensei!" Bentak Gintoki "Dan... AKU TIDAK SEDANG COSPLAY. INI PAKAIANKU SEHARI-HARI! KONO KUSO GAKI!!"

"Aku Bukan Kuso Gaki!" Balas Hijikata tak kalah kesal "Jika anda memang bukan Ginpachi sensei, lalu siapa anda?"

"Namaku Sakata Gintoki"

"Tuh kan memang benar. Anda Ginpachi sensei"

"Sudah Aku Bilang Aku Bukan Ginpachi Tapi Gintoki!" Bentak Gintoki "Hah... Daripada itu, apa benar kamu Hijikata-kun?"

"Itu benar Ginpachi sensei"

"Oy. Mau ku pukul kau Hah!" Geram Gintoki "Tidak mungkin Hijikata-kun bisa menjadi anak seumuran Shinpachi. Lagipula Hijikata-kun yang aku kenal adalah seorang polisi yang sering di sebut 'Oni No Fukucho' penyuka mayones, suka menghirup nikotin dan me-nye-bal-kan!"

"Eh! Aku menjadi seorang polisi?!"

"Ah... Begitulah.."

"Wah! Sugoi!" Jawab Hijikata girang "Sebenarnya cita-cita ku adalah menjadi seorang polisi nanti setelah keluar dari sekolah. Tak kusangka akan terwujud"

"Eh? Nani. Gakko? Kau bersekolah dimana? Di kuil?"

"Ahaha... Apa yang kau katakan sensei, memangnya aku anak kecil" Jawab Hijikata "Tentu saja di Kabukicho gakuen"

"Aku baru mendengarnya" Balas Gintoki bingung dengan wajah khas datarnya 'Chottomate. Jika Hijikata-kun disini. Lalu bagaimana dengan Hijikata-kun yang aku kenal? Apa yang sedang dia lakukan sekarang?"

"Em... Ano Hijikata-kun..."

"Hm? Do shita no ka sensei?"

"Hijikata. Apa kau tidak merasa aneh?"

"Aneh? Apanya?"

"Maksudku..." Ucap Gintoki sembari berdiri dan memberi isyarat kepada Hijikata untuk mengikutinya, lalu ia membuka-kan pintu dan mengajak Hijikata untuk melihat keluar "Menurutmu bagaimana?"

Hijikata membelak, ia berkedip beberapa kali sembari celingak-celinguk melihat sekitarnya "...Di-dimana ini...?" Tanya Hijikata sembari menatap Gintoki dengan tatapan shok serta keringat dingin meluncur di pipinya.

"Tentu saja Kabukicho" jawab Gintoki datar.

"Eh...? EHH!!!"

.

.

.

Bersambung (。・ω・。)

Hijikata-kun...?Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum