Chap 7

797 87 29
                                    

Malam semakin larut dan suasana apartemen namja manis itu kembali sunyi setelah kekasihnya pergi. Tubuh mungilnya meringkuk mencoba semua posisi ternyamannya namun  tetap saja kedua matanya masih terjaga berharap kekasih tampannya segera kembali.



Tit tit tit tit tit tit

Jimin dapat mendengar jelas bunyi tombol password apartemennya ditekan oleh seseorang, tubuhnya langsung bangkit dari tempat tidur lalu berlari menghampiri pintu. Seketika kedua matanya membesar karna melihat seseorang yang ditunggu olehnya datang dengan seorang wanita cantik di gendongannya.

"Sa-sayang.. " suara Jungkook sedikit bergetar

"Masuklah, bawa Jieun noona ke kamarku" Jimin ikut panik melihat raut wajah kekasihnya yang kusut

Tanpa menunggu lama akhirnya Jungkook masuk ke kamar dan membaringkan tubuh Jieun. Kemudian namja tampan itu mengusak rambutnya kasar, dia tidak menyangka jika Jieun akan kambuh di hari yang seharusnya menjadi momen bahagia untuk kekasihnya.


Jungkook keluar dari kamar dan menghampiri kekasih mungilnya yang sedang duduk di sofa, namja tampan itu menyenderkan kepalanya dipundak sempit Jimin. Dia sangat lelah sekarang, bahkan pikirannya kacau jika harus mengingat kejadian tak terduga ini. Hanya Jiminlah satu-satunya yang bisa membuatnya lebih baik.

"Apa Jieun noona baik-baik saja?" Jimin memulai percakapan, tangannya mengusap punggung Jungkook memberi kenyamanan

"Entahlah, aku sangat khawatir melihat kondisinya" balas Jungkook membenarkan posisi duduknya lalu mengusak surainya kasar

"Sstttt.. tenangkan dirimu sayang" Jimin menghentikan lengan Jungkook dan mengelus surai kekasih tampannya lembut

"Seandainya dari awal aku memilih mengantar Jieun noona, mungkin semua ini tidak akan terjadi"

Deg

"Eumm apa kau kecewa karna memilih menemaniku disini?" Jimin menatap kedua mata Jungkook

"Bu-bukan begitu. Sudahlah kau tak akan mengerti Hyung" Jungkook tidak tau bagaimana caranya menjelaskan pada Jimin, dia begitu frustasi sekarang

"Maaf membuatmu memilihku" Jimin pergi ke ruangan lain meninggalkan kekasihnya yang sedang sibuk bergelut dengan pikirannya


Hati Jimin terasa sakit ketika mendengar pernyataan kekasihnya yang secara tidak langsung menyesali pilihannya. Matanya berkaca-kaca menahan rasa kecewanya namun Jimin tidak ingin emosinya meluap hanya karna pikirannya sedang dalam keadaan tidak jernih, maka dari itu dia lebih baik pergi menghindar agar tidak terjadi perdebatan. 

Ketika melewati kamar utama, langkah kaki Jimin terhenti, dia seperti mendengar suara tangisan Jieun yang terus memanggil Jungkook. Karna Jimin khawatir terjadi sesuatu akhirnya dia masuk untuk memastikan kondisi.


Prang

Jieun mulai kehilangan kendali, dia mengacak dan melempar semua barang yang ada dikamar Jimin, lalu salah satu tangannya memungut pecahan botol parfum yang cukup tajam. Bahkan dirinya terus berteriak memanggil Jungkook dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

"Noona?!" Jimin terkejut melihat kondisi kamarnya sangat kacau bak kapal pecah, kedua tangannya membekap mulut seolah tak percaya dengan apa yang Jieun lakukan

"Arrrgh, pergilah ku mohon aku tidak ingin menyakitimu. Panggilkan Jungkook hiks, hanya Jungkook yang bisa menenangkanku hiks ku mohoon" Jieun berjalan sempoyongan mendekati Jimin dan tanpa sadar menodongkan pecahan botol tajam yang ada di tangannya

'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓Where stories live. Discover now