Tripel A : SEPULUH

1 0 0
                                    

Albi berjalan di koridor yang masih sedikit ramai, ada banyak orang yang masih belum pulang sama seperti dirinya. Ia melewati satu demi satu ruang kelas yang masih berpenghuni, ntah apa yang mereka lakukan di dalam Albi tidak perduli, saat ini ia ingin mencari tempat yang tenang tanpa suara apapun.

Kaki Albi melangkah menaiki anak tangga menuju lantai atas, ia berjalan keujung dimana di sana terdapat ruang Lap yang ia yakini sedang sepi.

Pintu sedekit terbuka membuat Albi tidak perlu capek-capek untuk memanjat jendela, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara dari dalam Lap.

Siapa di dalam? Pikir Albi. Ia iseng ingin tahu dan mengintip dari sela pintu yang tidak tertutup rapat itu. Di sana terdapat seorang kakakan kelasnya yang bernama Puspa dan seorang laki-laki yang membelakangi Pintu, membuat Albi tidak tahu itu siapa.

Albi semakin penasaran saat dua sejoli itu semakin mendekat. Ini pertama kalinya ia melihat orang pacaran di tempat sunyi. Mata Albi membulat terkejut saat ia melihat dua orang itu seperti berciuman. Ini pertama kalinya ia melihat live di depan matanya, tentu saja itu membuatnya gerogi dan tak nyaman.

Saat Albi ingin berbalik pergi ia melihat laki-laki yang sedang berciuman itu dengan jelas, laki-laki itu menyandarkan tubuhnya ke dinding membuat Albi tahu siapa laki-laki yang berada di dalam. Tanpa segan-segan Albi menerjang pintu Lab dengan kakinya. Sontak mereka terkejut dan bertanya-tanya dalam hati ada apa Albi kesini dengan wajah menahan amarah.

"Brengsek!"

Bukk

Albi mengumpat dan menonjok wajah lelaki yang lebih tua darinya. Amarah nya tiba-tiba memuncak saat melihat laki-laki yang sedang bersama Puspa adalah Aska. Aska yang tidak tahu apa salahnya membalas tonjokan Albi hingga mereka sama-sama adu tonjok.

"Berhenti, kalian kenapa sih?" Teriak Puspa ketakutan, ia sama sekali tidak tahu masalah Albi dan Aska.

"Lo cowok brengsek." Albi masih mengumpat dan memukuli Aska yang berada di bawahnya, lalu berganti Aska membalas pukulan Albi saat Albi berada di bawahnya.

Puspa yang semakin takut berlari keluar meminta bantuan seseorang, jika tidak mereka berdua akan sama-sama mati.

"Itu mereka di dalam, pisahin cepat!" Ujar Puspa saat dirinya telah membawa beberapa orang yang masih berada di sekolah.

Cuih

Albi meludah kesamping karena banyak darah yang mengalir dari sudut bibirnya ke dalam mulutnya.

"Awas kalo lo berani deketin Angel lagi, gue akan bunuh lo!" Teriak Albi penuh emosi.

"Ck, lo cowok sinting gue gak ngerti apa yang lo maksud."

Mendengar Aska pura-pura bodoh, Albi ingin menonjoknya sekali lagi tapi ia ditahan oleh dua orang cowok dari belakang.

"Kalo lo punya urusan sama gue, gue hadapin lo di luar sekarang." Ujar Aska dengan marah, wajah tampannya kini telah babak belur bercampur darah.

"Udah-udah, sekarang ayo kita ke UKS biar diobatin dulu." Ujar Puspa. Namun Albi menarik badannya yang di pegang dari belakang, dan berjalan keluar Lab, mata elangnya menatap ke arah Aska dengan tajam sebelum akhirnya ia benar-benar keluar.

******

"Woy pena gue mana? yaelah masih ajah malingin pena." Teriak Argus saat tak menemukan pena miliknya.

"Itu di belakang Lo bengak, kalo nyari jangan pakek mulut tapi pakek mata." Ujar Fanya saat melihat sebuah pena berada di belakang Argus.

"Siapa yang narok disini? Jelas-jelas tadi ada di depan kok kenapa sekarang ada di belakang gue." Timpa Argus tak terima.

Tripel ATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon