C H A P T E R 28 : Reincarnation?

2.9K 273 10
                                    

Hollaaaaa!! Aku kembali🙌

Baca dengan hikmat dan pahami setiap kata ya, siapa tau teka teki Clauva sebenarnya dapat titik terang👀

Happy reading😙

ㅇㅡㅇㅡㅇ

        Axero menatap bengis melihat bayangan ilusi yang berada di hadapannya. Mimpi buruk. Wilayah hutan ini pembawa mimpi buruk bagi siapa saja yang melewatinya. Namun tidak berlaku bagi Axero. Jangan heran mengapa, tentu karena ia penguasa dunia ini, bagaimana mungkin ia bisa kalah hanya karena ilusi murahan seperti ini.

Axero menggumamkan sebuah kalimat, dengan terus terbang menyusuri hutan tanpa ada lagi ilusi yang mengganggunya. Ia hanya berharap dapat dengan cepat menemukan Clauva.

Selang beberapa saat, di hadapannya ia melihat dinding sihir yang menghadang jalannya, Axero yakin seseorang telah membuat dinding sihir ini. Dengan geram, Axero mengangkat tangan kanannya, tangannya bergerak seolah ia tengah meremas sesuatu dengan kuat. Dalam sekejap mata, tiba-tiba dinding kokoh itu runtuh.

Axero kembali melanjutkan perjalanannya, ia melihat sebuah pohon berukuran sangat besar, satu-satunya pohon yang tumbuh subur di sana. Di hadapan pohon itu terdapat sebuah air terjun dengan kolam di bawahnya.

Axero menajamkan indera penciumannya, ia merasakan aroma Clauva yang sangat kuat di sini. Axero memejamkan matanya, menerawang setiap sudut tempat ini. Namun tak ada, tidak ada Clauva di sini. Jejak terakhir aroma Clauva adalah di sini, namun di mana gadis itu?

Axero menatap air terjun di hadapannya, kemudian ia tersenyum miring. Mata merahnya menatap tajam ke sana.

"Aku tau kau bersembunyi di sana, keluarlah!" Ucapan lantang Axero tak digubris. Axero geram, dengan kekuatannya ia menarik paksa orang yang berada di gua, di balik air terjun itu.

Orang itu mengerang, mencoba menahan tubuhnya yang terseret sendiri, hingga orang itu tepat berada di hadapan kedua kaki Axero, dengan kepala tertunduk dengan paksa. Pria itu menggunakan jubah berwarna hitam, dan topeng menyeramkan yang menutupi wajahnya terlihat sedikit retak.

"Kau, di mana kau menyembunyikannya?!" Tanya Axero dengan mengintimidasi. Axero dapat melihat banyak bercak darah di sekujur tubuh pria itu. Axero yakin telah terjadi sesuatu di tempat ini sebelum ia datang, apalagi dengan melihat kondisi sekeliling, pohon-pohon banyak yang tumbang karena perkelahian.

"A-aku tidak ta-akhh!" Pria itu mengerang kesakitan saat tangan kanan pria itu terpelintir berkali-kali dengan sendirinya, bunyi retakan tulang terdengar dengan jelas.

"Jangan.pernah.membohongiku." ucap Axero penuh penekanan.

Dengan susah payah, pria itu menjawab, "d-d-dia dibawa oleh orang yang tidak kukenal."

"Arrggh!!" Erang kesakitan pria itu terdengar lagi saat kedua kakinya terpelintir sama seperti yang di alami tangan kanannya.

Axero mengepalkan tangannya kuat mendengar jawaban pria yang sedang berlutut di bawahnya ini, namun seketika tubuhnya terdiam, menyadari ada kejanggalan pada pria yang sedang kesakitan ini.

Axero berjongkok di hadapan pria itu, matanya menatap pria di hadapannya dengan tatapan menyelidiki.

"Kau.." Axero menghentikan kalimatnya, lalu ia mengumpat di dalam hati. Ia menyadari satu hal, pria di hadapannya ini bukan pemculik biasa. Axero merapalkan sebuah mantra membuat sebuah pada pria itu. Sihir tak kasat mata telah menghalangi pria itu untuk mencoba melarikan diri.

"Tunggulah di sini hingga Rajamu itu menolongmu. Katakan padanya, aku yang akan menghancurkannya jika dia berani muncul di hadapanku."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Axero kembali pergi dengan sayapnya yang terbentang lebar, meninggalkan pria itu sendiri dalam kurungan sihir tak kasat mata.

The Cruel King Is My MateWhere stories live. Discover now