Chapter 11

1.3K 85 0
                                    

Karena tak ingin mengganggu pembicaraan tamu, Bella dan April masuk ke dalam kamar Marta menunggu sampai Marta selesai berbincang.

Disisi lain.

"Begini mbak, boleh saya tau yang membeli rumah ini bapak Paidi melalui siapa?", tanya pak Edi

"Saya juga kurang tau pak, kata bapak semua sudah diuruskan oleh teman bapak mulai dari melihat lokasi rumah ini, negosiasi, balik nama sertifikat, sampai selamatan sebelum kami pindah. Jadi kami datang langsung siap nempati saja", jawab Marta

"Begitu ? Jadi pak Paidi belum tau langsung pemilik lama nya?", tanya pak Paidi seakan mencerna sesuatu

Marta mengangguk kebingungan.

"Maaf mbak, bapak pamit dulu. Lain kali bapak akan berkunjung kemari. Assalamu'alaikum",

"Wa'alaikum salam, maaf pak belum sempat menjamu bapak", ucap Marta

Pak Edi tertawa lirih dan berpamitan meninggalkan rumah Marta.

Marta berjalan masuk kedalam rumah dan menutup pintunya. Kemudian dia mencari kedua temannya, rupanya Bella masuk ke kamar dan tidur duluan. Sedangkan April masih asyik chat dengan seseorang.

"Udah pulang ya pak RT tadi?", tanya April

"Udah.. kayaknya ada yang mau dibicarain sama bapak, tapi pak RT buru-buru pulang sih, padahal sebentar lagi mungkin bapak udah pulang loh.. aku yakin, ada sesuatu hal yang penting banget, sampai pak RT bahas pemilik lama rumah ini", jelas Marta

"Ta, percaya nggak kamu sama hantu?", tanya April

"Hehe... ratu parno, apaan si?", tanya Marta tertawa

"Dengerin dulu, aku emang penakut, apapun selalu negting, tapi asal kamu tau, rumah kamu berbeda. Sejak masuk sini, aku ngerasa takut. Dirumah lama kamu aja biasa banget, bahkan di rumah baru Bella nggak kayak gini. Pokok beda banget, aku takut kalo...", ucapan April terputus

"Apa?",

"Nggak.. ini kan malam jum'at, bahas besok pagi aja deh.. yang penting kamu sekeluarga harus cari info tentang rumahmu, aku ngrasa gak enak aja disini", ucap April

"Ratu parno..... gini deh ya, aku tau ucapan pak RT emang penuh teka teki , aku pengen tau banyak kenapa sampek harus bahas pemilik lama. Tapi kata bu Asma, oh ya.. aku juga pernah denger bu Asma bahas yang sama, sampek tetangga heran aku bisa pindah kesini", ucap Marta kemudian

"Nahh.... ", gumam April

"Kamu mau janji sesuatu nggak?", tanya Marta

"Nggak ah, takut gak bisa nepatin", jawab April

"Pliissss... tolong, janji ya.. selalu disampingku, jangan takut main kesini dan apapun yang akan terjadi, jangan jauhi aku ya.. Aku mulai berfikir sesuatu, tapi aku gak bisa cerita sekarang..", ucap Marta

"Iya.. aku bakal temenin kamu, tapi nggak mau janji, tenang aja ya.. aku usahain bakal bantu kalo kamu butuh bantuan", ucap April menenangkan Marta

"Makasih ya.. kamu the best", ucap Marta memeluk April

Lalu mereka beranjak tidur.

*****

Suara klakson terdengar dari halaman rumah, pak Paidi sudah sampai. Namun saat ini sudah tengah malam. Pak Paidi tak memperhatikan sekitar sekalipun ada sosok yang memerhatikannya dari depan gerbang rumah. Siapa lagi jika bukan, Fika yang berlumuran darah.

Pak paidi segera masuk.

Lampu ruang tamu sudah dimatikan, tanda semua keluarganya sudah tidur pulas. Pak Paidi memasuki kamar rahasia itu, dan terbelalak melihat seorang wanita cantik berdiri dihadapannya.

LEMAH WINGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang