Chapter 15

1.3K 84 0
                                    

Kemanapun kamu pergi, aku akan mengikutimu..
Meski aku tau, kamu tak akan bisa melihatku..
Tapi sadarkah jika aku selalu bersamamu ?
Saat kamu makan,
Saat kamu mandi,
Bahkan saat kamu tidur mendengkur 😅

*****

Sulit diterima jika kematian seseorang secepat ini, namun apa yang bisa dilakukan selain mendoakannya ?

Dalam lubuk hati Marta dan bu Aisah, sangat sulit mengikhlaskan kepergian Fika. Bahkan sosok yang sering mereka temui didepan gerbang rumah, dimobil, maupun dikamar Fika. Sosok itu tak menampakkan diri sejak sehari sebelum Fika meninggal dunia.

Hati Marta sedih bukan main. Namun dia tak ingin selalu larut dalam kesedihan. Fotonya bersama Fika, bahkan masih banyak beberapa ikat rambut Fika yang sering dipakai Marta dan tertinggal dikamarnya.

Dia simpan rapi, sebagai kenangan terindah adiknya.

"Bu, Marta ke kampus dulu ya. assalamu'alaikum", pamitnya

"Wa'alaikum salam,Ta. hati-hati dijalan ya, selalu istighfar dan banyak berdoa", jawab bu Aisah

"Iya bu",

Lalu Marta pamit ke kampusnya.

Setelah dia melajukan motornya kekampus, serasa Marta sedang membonceng seseorang, namun dia sedang mengendarai motor sendirian. Mungkin ini hanya perasaannya saja, Marta menepis perasaan itu dan segera menambah kecepatan untuk sampai kampusnya.

Setelah sampai di kampus.

"Ta, maaf ya kita berdua belum bisa ke rumah kamu. Kamu yang sabar ya.. pasti Fika bahagia disana", ucap April dan diangguki Bella

"Iya, makasih ya.. doain aja buat Fika", jawab Marta

Disisi lain, Roh Fika hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang masih dirasakannya. Dia belum tau cara memberitahu kakaknya, maupun seluruh keluarganya jika Fika sebenarnya belum benar-benar pergi.

Mereka bertiga pun segera menuju kelas mereka. Suasana kelas saat ini sunyi, semua teman sekelas Marta hanya diam membeku. Mungkin mereka tak ingin gaduh karena menghormati Marta yang masih berduka.

Tak lama kemudian, dosen mereka datang.

"Baik, hari ini saya akan mengadakan kuis, siapa yang tidak belajar akan mengikuti kelas sampai akhir. Siapa yang bisa menjawab, akan saya persilakan pulang terlebih dulu", ucap Dosen

Lalu kuis pun dimulai. Beruntung bagi Marta dan juga April, dia bisa menjawab kuis dan diperbolehkan pulang. Sementara Bella kalah cepat dengan teman yang lain. Diapun harus mengikuti kelas sampai selesai.

"Ta, kita kemana dulu yuk?! sekalian hibur kamu biar nggak kepikiran Fika terus..", ucap April

"Mau nggak nemenin aku cari orang pintar?", tanya Marta

"Ngapa dicari? kita ke ruang dosen aja.. kan tinggal pilih,Ta", jawab April konyol

"Ahh kamu, sengaja ya biar aku ketawa?", jawab Marta tersenyum

"Nahh gitu dong.. yaudah, aku temenin. Kita berangkat sekarang yuk, udah tau tujuannya kan?", tanya April

"Belum, aku sempet nanya sama penjaga kampus. Tapi lupa, nanya lagi yukk.. kita cari ke kantin aja, mungkin penjaga kampus lagi disana, hobinya kan makan", ajak Marta sambil tertawa

Akhirnya mereka berdua mendapatkan alamat salah satu paranormal yang mungkin sedikit bisa memberi jawaban. Namun disisi lain, Roh Fika seakan tak ingin mengikuti Marta. Tapi bagaimana jika dia tersesat dan tak menemukan Marta lagi ?

"Aku akan ikut kesana, tapi aku mau tunggu diluar aja yang agak jauh. Aku takut di rumah paranormal pasti punya jin perewangan, ya kalo baik. kalo jahat gimana?", ucap roh Fika

April tau daerah itu, masih satu kecamatan dengan rumah neneknya. Maka April akan membonceng Marta dengan motor Marta, dan meninggalkan motor April di parkiran kampus.

Cukup lama mereka mencari alamat, dan sekarang mereka sudah menemukan rumah paranormal yang dimaksud penjaga kampus. Namanya Ki Rogo.

Ki Rogo cukup terkenal sehingga banyak tamu yang datang kerumahnya untuk menyelesaikan permasalahan. Baik buruk, Ki Rogo akan menasehati sebelum membantu mereka melalui Jin yang sedari kecil mengikuti Ki Rogo.

Jika baik, Ki Rogo akan segera membantu sepenuh hati. Jika buruk, dia akan menawarkan pasiennya untuk membuat perjanjian sendiri dengan Jin. Ki Rogo tidak akan ikut campur dalam hal buruk, dia hanya perantara memanggil Jin sesuai permasalahan pasien.

Meski agak takut, namun Marta dan April sudah berniat menyelesaikan masalah rumah Marta. Dengan sangat hati hati, mereka berdua melangkah menuju pintu. Dan mengetuknya dua kali.

"Mari silakan masuk, mbak.. Silakan duduk. Akan saya panggilkan Ki Rogo terlebih dahulu", ucap Abdi di rumah Ki Rogo

Lelaki kurus berjenggot putih dan menggunakan ikat kepala, datang didepan Marta dan April.

"Perkenalkan, nama saya Ki Rogo. Ada yang bisa saya bantu mbak?", tanyanya

LEMAH WINGITDonde viven las historias. Descúbrelo ahora