4

7.6K 999 14
                                    

Naruto dan Menma berdiri di pintu gerbang kerabat ibunya. Ia melirik ke arah Menma yang diam saja setelah insiden di tempat makan itu.

"Menma," Naruto berjongkok, menyamakan tinggi dengan putranya dan mengelus surai hitamnya.

"Ada apa?" tanya Naruto.

Menma menghindari pandangannya dari Naruto. Mata besarnya sarat akan kebingungan.

"Menma tidak apa-apa, Ayah."

Naruto mengerucutkan bibirnya ingin tau namun, melihat wajah Menma yang serius, ia tidak jadi menanyakannya. Naruto mengangguk dan berdiri lagi. Mengetuk pintu gerbang.

"Apa benar ini kediaman Uzumaki Namida?" tanya Naruto pada penjaga yang membukakan gerbang.

"Benar, tuan ini...."

"Oh, saya Uzumaki Naruto. Putra Uzumaki Kushina."

Penjaga gerbang itu tertegun sebentar sebelum sadar, ia mempersilakan Naruto dan Menma masuk dan menunggu di ruang tamu.

Mereka berdua disuguhi teh dan kue kue kecil sembari menunggu pemilik rumah datang.

Naruto mendesah pelan saat melihat Menma yang 180 derajat berbeda dari sebelum mereka masuk.

"Bagaimana dia jadi babi setelah masuk ke rumah ini dan menghabiskan semua kue tanpa sisa?" batin Naruto. Ia menggeleng geleng ketika Menma berusaha memasukan kue baru ke mulut kecilnya yang sudah penuh.

"Pelan-pelan saja, Ayah tidak akan berebut makanan denganmu." Ucap Naruto, tangannya terulur, mengambil kue yang setengah jalan akan dimakan Menma. Membiarkan anak itu menyelesaikan makanan dalam mulutnya dulu.

Tidak lama pintu dibuka dan keluar seorang perempuan setengah baya yang memakai kimono berwarna hijau muda, telinga kirinya ada anting kecil.

"Selamat datang," sapa perempuan itu.

Naruto dan Menma melakukan bow sopan lalu mereka duduk diatas tatami sembari meminum teh yang dihidangkan.

"Benar ini Uzumaki Naruto?" tanya perempuan itu.

"Benar, saya Naruto."

"Tidak perlu formal, aku adalah bibi jauhmu. Uzumaki Nue. Senang melihatmu lagi, dulu terakhir bertemu, kamu masih berumur sekitar lima tahun," Nue tersenyum dan melihat si kecil Menma yang masih mengunyah kue di mulutnya tanpa peduli percakapan dua orang disebelahnya.

"Oh astaga, dia putramu?" tanya Nue, ia merasa gemas melihat Menma yang bertubuh bulat gempal.

"Ah iya, bibi. Dia Hyuga Menma."

"Hyuga? Ibunya dari klan Hyuga?" Naruto hanya mengangguk saja. Memang, tidak ada yang tau bagaimana asal usul Menma selain orang tuanya hingga para tetangga dulu suka membuat prasangka berbeda beda. Ada yang menyebut Menma dibuang didepan rumahnya atau sampai karena ulah Naruto di rumah bordil yang membuat salah satu perempuan disana hamil dan tidak mau membesarkan Menma.

"Lalu dimana Ibunya? Kenapa kalian tidak mengundang kami saat pernikahanmu?" tanya Nue.

"Dia ... Putraku tidak punya Ibu." Jawab Naruto. Hanya itulah jawaban yang selama ini ia katakan jika ada pertanyaan mengenai ibu Menma.

Nue terdiam dan menghela nafas.

"Maaf kalau begitu," ucap Nue.

"Bibi, tidak apa-apa. Ah, kedatanganku...."

"Ah, aku hampir lupa menyebutkannya. Kamu diberitau Ibumu kan?" Naruto mengangguk.

"Ah, aku perlu pertolonganmu. Kudengar, kamu adalah ahli medis dari perbatasan?"

MY PRINCE [SASUNARU]Where stories live. Discover now