CH - 27

17.2K 909 143
                                    

Suara derap heels beradu dengan lantai menyapa pendengaran setiap orang di lantai koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara derap heels beradu dengan lantai menyapa pendengaran setiap orang di lantai koridor.

Setiap mata memandang paras cantik dan sexy dari wanita dengan polesan make up dan lipstik berwarna merah darah.

Suzy membawa langkahnya semakin masuk. Mencari salah satu nomor apartemen yang ingin ia tuju.

Wanita itu tersenyum setelah menemukan nomor yang ia cari, 315.

Ia kemudian memasukkan kode berupa beberapa angka. Hingga terdengar bunyi nitt selang beberapa detik setelah ia memasukkan kode nya.

Suzy memasuki ruangan itu. Kemudian kembali menutup pintu rapat yang langsung terkunci otomatis.

Matanya memandang setiap lukisan dan beberapa furniture yang masih terletak rapi di sana.

Hanya sedikit lebih berdebu, karena sudah lama ia tinggal kan.

Wanita itu melangkah kan kakinya memasukinya sebuah kamar bercat putih polos.

Dengan ranjang berwarna hitam dengan selimut yang berwarna abu abu. Juga terdapat lukisan lebar tergantung di sana.

Tangannya dengan cepat menarik sebuah buku kecil dan kotak yang ia bawa dalam gendongannya.

Kembali membawa kedua benda itu ke dalam ruang tengah.

Ia meraih kunci dari benda kotak itu. Memasukkan kemudian dengan sekali putar kontak berwarna coklat tua itu terbuka.

Terdapat sebuah foto dan juga dua gelang yang terukir inisial nama di bandul nya.

Tangan dengan cat kuku hitam itu meraih kedua gelang dan juga foto polaroid di dalam nya.

Mengamati dengan lamat kedua benda itu bergantian.

"Apa aku sejahat itu memisahkan kalian berdua?" Gumam nya sendiri.

Ia tidak tau, sungguh ia tidak mengerti kenapa ia begitu membenci salah satu dari darah dagingnya sendiri.

Hasil dari pernikahan yang berlandaskan kan perjodohan kuno itu. Ia tidak menyalahkan perjodohan itu.

Hanya saja kenapa takdir begitu senang mempermainkan dan ikut campur dalam urusan nya.

Tidak bisakah ia meminta takdir nya yang baik. Pikirannya kalut kala itu, yang ada dalam pikirannya hanya menyembunyikan salah satu dari kedua anak kembarnya.

Memisahkan keduanya hingga sampai sekarang mereka bahkan tidak pernah bertatap muka satu sama lain.

Bahkan tidak ada yang tau kalau ia telah melahirkan bayi kembar.

"Tapi aku sangat membenci sikap cengeng mu!"

Giginya bergmletuk, namun air matanya tumpah. Melewati pipi putih berhias blush-on orange itu.

[M] STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang