Part : 51

1.5K 188 34
                                    

Yoongi menghela napas untuk ke sekian kalinya sambil menatap ponsel. Ini sudah ke sembilan kalinya ia mencoba menelepon Taehyung namun tak pernah satu kali pun diangkat oleh pria itu. Keanehan tingkah lakunya membuat Yoongi sedih.

Ia mencoba meminta maaf, tetapi ia tidak tahu apa kesalahannya. Taehyung marah karena sesuatu, namun ia tidak yakin apa kesalahan yang sudah dibuatnya. Di sekolah pun Taehyung seperti menghindarinya. Yoongi kesulitan menemuinya meskipun ia sudah memberanikan diri mendatangi kelasnya.

“Kenapa?”

Yeonjun duduk di sampingnya. Sesi latihan memang telah berakhir dan sasana hampir kosong malam itu. Yoongi mendesah pasrah lalu menggeleng.

“Taehyung marah padaku.”

“Benarkah?” Yeonjun terkejut. “Karena apa?”

Yoongi mengendikkan bahu, “Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja dia berkata; ‘Aku pikir kau berbeda dengan Yerin, ternyata sama saja’. Apa sungguh tidak mengerti maksudnya. Apa aku benar-benar serupa dengan Yerin? Bagaimana menurutmu?”

“Aku tidak yakin,” Yeonjun menggigit bibirnya.

“Kau berbeda dengan Yerin. Kau benar-benar tidak ingat pernah melakukan sesuatu yang membuatnya marah.”

“Tidak,” Yoongi memiringkan kepala dengan tidak yakin,

“Kemarin aku hanya makan bersamamu.”

“Itu dia!!!” Yeonjun menepukkan tangan tiba-tiba. Yoongi sampai memegang dadanya karena kaget.

“Mungkin saja dia melihat saat kita makan bersama. Dia mengira kita sedang berkencan atau semacamnya.”

“Tapi rasanya tidak mungkin karena itu dia marah padaku.” Yoongi merasa aneh dengan ide itu.

“Dia cemburu.”

Yoongi menoleh dengan cepat, mulutnya gemetar mendengar Yeonjun menyebutkan sesuatu yang mustahil, “Cem-bu-ru?”

“Tidak salah lagi.” Yeonjun tampak sangat yakin. Namun beberapa detik kemudian sinar wajahnya meredup,

“Dia marah besar saat tahu Yerin hanya memanfaatkannya saja agar bisa dekat denganku. Mungkin kali ini pun dia merasa hal yang sama. Dia, takut kau mendekatinya hanya karena ingin mengenalku, atau karena dia tidak mau kehilanganmu.”

“Tidak mau kehilangan?” Yoongi melebarkan mata sipitnya,

“Tunggu, apa mungkin Taehyung..”

Yeonjun mengangguk, “Dia menyukaimu. Entah dia menyadarinya atau tidak. Kemarahannya adalah bukti bahwa ada perasaan khusus untukmu.”

Yoongi mendadak bersemangat. “Lalu apa yang harus kulakukan? Aku harus berbicara dengannya sekarang juga.” ia mengguncang pundak Yeonjun penuh semangat sampai pria itu merasa pening.
Sambil membenarkan bajunya yang berantakan karena guncangan Yoongi, Yeonjun berkata,

“Kau hanya perlu minta maaf. Jika kau gagal menemuinya di sekolah, kau temui saja dia di rumahnya.”













:)















Gerbang tinggi besar yang menjadi pintu masuk kediaman keluarga Kim selalu membuat Yoongi merasa terintimidasi. Lehernya terasa sakit jika ia ingin melihat puncak gerbang besi karena harus mendongak.

“Apa Taehyung ada di rumah?”

Yoongi mencoba menghubungi Taehyung. Lagi-lagi tidak dijawab. Baru deringan pertama sambungan diputuskan begitu saja. Tetapi Yoongi tidak akan menyerah. Ia terus menghubungi Taehyung. Sesekali ia mencoba melirik ke dalam berharap ada seseorang yang bisa membantunya.

High School Love On || GSWhere stories live. Discover now