Part 25

1.3K 140 5
                                    

"Jangan ajarin gue soal kalah-mengalah"

***

"Alexa" Jihan menghembuskan nafas lega setelah orang yang ditunggu akhirnya tiba di kampus, pagi-pagi sekali gadis ini rela bertandang dari kediamannya di kota sebelah hanya untuk mengembalikan selembar kertas yang tertukar. "Ini" ia menyodorkan kertas yang sudah dilipatnya itu agar apa yang tertera di dalam tak bisa langsung dibaca kalau-kalau kertas itu jatuh. "Kembalin punya gue" tangannya masih menggantung di udara karena lawan bicaranya masih menatap lekat apa yang berada di tangannya.

Sedetik kemudian Alexa dengan cepat menyambar kertas itu dari tangan Jihan. "Punya lo enggak gue bawa" setelah memasukan benda itu ke dalam tasnya, ia melipat kedua tangannya di dada.

"Jangan bercanda deh, itu penting banget buat gue"

"Mana gue tahu lo bakal datang ke kampus gue pagi-pagi, lagian ya gara-gara kejadian kemarin, hari gue jadi berantakan"

"Lo kira gue enggak? Gue juga kaget pas tahu itu bukan punya gue, gue enggak mau ada orang lain yang tahu soal itu selain keluarga gue" Jihan segera mengelus dada dan mengatur pernafasannya yang mulai tak teratur karena sedikit terpancing emosi, dalam hatinya berkata bahwa pantas Prilly selalu emosi menghadapi Alexa, memang auranya kurang mengenakan.

"Oh jadi sebenarnya lo sembunyiin ini dari orang-orang?" Alexa tertawa kecil. "Apa termasuk sama sahabat lo yang udah anggap lo mantan sahabat itu? Hm, gue jadi punya ide bagus"

"Gila ya lo, ini bukan urusan lo"

"Tenang aja Jihan yang manis, gue akan bantu lo buat wujudin keinginan lo yang terpendam"

"Apa maksud lo?"

"Lihat aja kejutan dari gue"

Jihan benar-benar kesal dibuat Alexa. Niat baiknya malah dimanfaatkan oleh wanita itu, "Pantas Prilly enggak suka banget sama lo" gumamnya menatap kepergian Alexa yang sudah masuk ke dalam lift, tak tahu apa yang harus diperbuatnya sekarang. Dia sendiri, selain keluarga, dia sudah tidak punya seseorang yang dekat dengannya yang bisa ia mintai tolong, andai dia tidak bermasalah dengan Prilly pasti sekarang ada gadis itu yang akan membelanya.

***

Prilly mengusap kupingnya yang terasa geli sedari tadi mendengar cerita dari Elina, gadis itu sejak pertemuan mereka pagi tadi tak ada habisnya bercerita mengenai keindahan kampung halamannya yang dijamin akan membuat Prilly betah jika bertandang ke sana.

"Terus kenapa datang ke kota kalau betah di kampung?"

"Kan aku mau mengejar cita-cita non jadi koki handal"

Mendengar jawaban itu membuat Prilly menghentikan langkah tepat di depan mini market. "Terus kenapa kuliah ambil jurusan Advertising? Enggak nyambung banget"

Elina menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya "Jadi koki itu kerja sampingan non, kerja seriusnya ya itu. Jadi nanti saya ambil kursus tata boga lagi"

Prilly menggeleng kemudian mendorong pintu kaca di depannya hingga terbuka, hawa sejuk AC langsung menyambut keduanya ketika masuk. "Mau minum apa lo?"

"Non beliin saya?"

Menghela nafas, Prilly mengangguk.

"Sama cemilan boleh enggak?"

"Boleh ya ampun ambil aja" memutar bola mata lelahnya melihat Elina yang antusias memilih beberapa cemilan, baru setengah hari bersama gadis itu ia sudah mendengar hampir delapan topik cerita yang masih berhubungan dengan kampung halaman.

CINTA MEMILIH KITA [Selesai]Where stories live. Discover now