A & A - 18

37.9K 3K 54
                                    

"Aletta.. Sayang.. Tolong jangan lakuin ini nak. Bahaya sayang." Ucap seorang Ibu yang sedang sangat cemas karena melihat putrinya mengarahkan pisau pada pergelangan tangannya. Suaminya pun tak kalah cemas dan berdiri disampingnya.

"Kenapa?! Bukannya kalian seneng kalo aku udah gak ada? Iya kan?!" Jawabnya emosi.

"Alettaa.. Mama sama Papa itu sayang sama kamu. Mana mungkin kami seneng kamu luka nak.. " Ucap Ibu Wulan sudah berderai air mata.

Ya, gadis itu adalah Aletta. Benar, dia sedang mencoba melukai dirinya sendiri. Aletta merasa depresi karena harus dipaksa siap kehilangan Arka. Dia tidak membayangkan harus kehilangan cahaya yang baru saja menyala di dalam hidupnya dan harus kembali jatuh ke dalam kehidupan peliknya. Aletta sudah merasa sangat lelah dengan hidupnya sendiri. Aletta pikir, mungkin ketidakhadirannya akan lebih baik sekarang.

"Aletta, Papa mohon. Kita bisa bicarain ini baik-baik. Kamu gak perlu lakuin itu." Kini giliran Pak Irawan yang berucap.

"Aletta... "

Sahut seseorang yang baru saja masuk. Suaranya masih terdengar begitu lembut bahkan ketika napasnya tidak beraturan. Sontak saja suara asing yang baru masuk itu membuat semua orang menengok. Tak terkecuali Aletta yang ikut melihat seseorang yang ada di balik punggung orangtuanya itu.

"Kamu!" Ucap Pak Irawan setelah melihat lelaki yang baru datang itu.

Arka. Tentu saja itu dia. Setelah Bi Inem mengatakan kalau Aletta ingin berbuat nekat, Arka secepat mungkin mengemudikan mobilnya untuk segera sampai di rumah Aletta. Arka sendiri juga tidak tahu apa masalahnya hingga Aletta ingin berbuat nekat seperti ini.

"Aletta, aku mohon. Taruh pisaunya ya? Itu bahaya. Kamu bisa luka__"

"Biarin aja! Biarin aja aku mati sekalian Arka. Toh, udah gak ada yang butuh aku hidup lagi kan?!" Jawab Aletta.

Semua orang tentu sangat khawatir sekarang. Tak ada satupun dari mereka berani mendekat kepada Aletta. Aletta terus mengancam untuk mengakhiri hidupnya jika ada yang mendekatinya. Untuk sekarang ini pikirannya benar-benar kacau. Aletta merasa ini adalah titik terbawahnya. Baru saja ia akan merasakan bahagia. Tapi lagi-lagi karena orangtua yang tak pernah menyayanginya itu, kebahagiaan akan kembali menjauh darinya. Apakah semalang itu hidupnya hingga kebahagiaan enggan singgah dihidupnya?

"Nak, tolong bujuk Aletta. Jangan biarin dia lukai dirinya sendiri. Saya mohon." Ucap Ibu Wulan kepada Arka.

Arka sangat iba melihat Ibu Aletta yang memohon padanya seperti itu. Beliau sampai menangkupkan kedua tangannya untuk meminta tolong kepada Arka. Tanpa diminta pun Arka akan berusaha membujuk Aletta. Karena diapun tidak ingin terjadi hal buruk pada Aletta.

Untuk sekarang Arka sempat sedikit berpikir, dia bisa melihat orangtua Aletta yang begitu mengkhawatirkan putrinya. Arka tahu mereka tetaplah sama seperti orangtua lain yang ingin anaknya bahagia. Namun cara yang mereka pilihlah yang mungkin salah. Aletta tidak hanya butuh materi tapi juga perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.

Kemudian perlahan Arka mulai berjalan mendekati Aletta dengan sesekali memperhatikan pisau yang ada di tangan Aletta. Takut-takut bila pisau itu tiba-tiba menggores tangan Aletta.

"Jangan mendekat!" Bentak Aletta seketika menghentikan langkah Arka.

"Aletta, aku mohon jangan lakuin ini." Ucap Arka kembali membujuk Aletta.

"Sekarang kamu pilih aja, lihat aku mati atau nikahin aku sekarang juga!" Ucap Aletta yang tentu saja membuat Arka terkejut.

Apakah benar dugaannya tadi? Aletta sudah tahu tentang ini semua? Dan tentu saja Aletta tidak akan menerima apa yang dia dengar itu jika benar dia mendengarnya kemarin. Padahal baru saja Arka ingin merencanakan pertemuan dengan Aletta dan membicarakannya baik-baik dengan Aletta. Tapi sepertinya sudah terlambat. Suasana sudah terlanjur berubah menjadi tegang sekarang.

Arka & Aletta (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang