SB 2 (🍁)

697 68 7
                                    

🍁🍁🍁

"Sebenarnya aku memiliki 3 anak kandung,... Suamimu itu memiliki adik laki-laki. Dia anak bungsu dan sifatnya sedikit berbeda dengan kedua kakaknya" ucap Mikoto mengaruk pipinya.

Sakura melongo sesaat. Kejanggalan atau ia salah duga.

"Em... Lalu dimana adik bungsunya?" Tanya sakura sedikit penasaran. Karena tidak menemukan sosok yang diberitahu.

Mungkin bukan hal yang aneh bukan? Ia baru di keluarga ini, dan masih perlu mengenal anggota keluarga uchiha termasuk adik suaminya itu.

Tapi tampaknya keluarga uchiha memperlihatkan berbagai ekspresi berbeda-beda.

"Dimana dia kenapa dia belum turun?" Tanya madara mengaruk tengkuknya.

"Dasar anak satu itu" ucap fugaku kesal.

Sakura menunggu di sofa, sedangkan sarada tampak duduk manis sambil menatap penuh kagum ke seluruh ruangan ini.

"Kakashi sudah membujuknya turun sejak tadi, tapi kenapa belum turun ya?" Ucap Izumi.

"Dasar bocah satu itu, keluarga lain berkumpul dia santai-santai di kamar" ucap fugaku tampak tidak senang.

Sakura berpikir jika adik suaminya mungkin masih kecil atau remaja. Mungkin perempuan pikirnya.

"Kakek, tadi pagi tami liat paman uke datang, tapi dia ngantuk... Terus paman uke bilang dia abis pergi jauh dan baru pulang bermain, jadi harus mandi dan tidur... Terus paman uke masuk kamar deh" ucap Ithami menceritakan semuanya pada fugaku.

"Dasar anak itu tidak bertobat sama sekali" decak fugaku.

"Jangan bilang ke club malam lagi" ujar Rai tiba-tiba. Naka menyenggol lengan sepupunya. Sakura tentu mendengarnya, dan kembali berpikir "kurasa memang remaja atau mahasiswa awal yang butuh refresing" sakura berpikir positif dan penasaran dengan adik suaminya.

"Sulit sekali menasihati anak satu itu" ucap kagami pelan.

"Ck... Lama sekali" ucap madara mengerutu menatap kearah tangga.

"KAKASHI, APA PERLU KU BANTU?" teriak Mikoto cukup keras.

"Tunggu Nyonya, Aku masih berusaha" balas kakashi cepat. Mikoto menepuk jidatnya.

"AKU AKAN KEATAS LANGSUNG DAN MENDOBRAK PINTU ITU SEKARANG!!!" ucap mikoto keras dan berjalan dengan sangat kesal.

"Anak ini benar-benar, kau tidak lihat kakak iparmu datang... Sopanlah!!" gerutu mikoto berjalan dengan emosi.

Sakura menatap kearah mikoto dan sedikit bergidik ngeri. "Benar-benar ibu yang tegas dan sedikit galak"

"Nyonya, tenang saja... Tuan muda akan turun sebentar lagi" ucap kakashi bergegas menghampiri mikoto.

"Dia sebentar lagi turun, nyonya" ucap kakashi. Mikoto menghela nafas dan kembali balik ke ruang keluarga.

"Sakura, tenangkan dirimu dan jangan terlalu shock oke... Mungkin kau akan sedikit shock tapi terima semuanya oke..." Ucapnya menenangkan sakura. Sakura masih bingung.

"Sarada, cucuku juga" ucap mikoto. Sarada menatap mikoto dengan tatapan polosnya, wanita paruh baya mengusap surai raven cucunya.

"Iya, nenek" ucap sarada menatap mikoto. Mikoto menepuk tangan pelan karena senang.

"Anak pintar, kamu tahu aku nenekmu ya?" ucap mikoto senang.

"Karena nenek memang orang tua, Dan nenek adalah orang tua" ucap sarada polos. Para keluarga uchiha tampak berpikir seketika dan mereka mengangguk membenarkan.

Spring Break🍁 Where stories live. Discover now