15

358 39 23
                                    

22.30PM in seoul
────────────

Setelah pulang dari rumah sakit, yeonjun membelikan ku beberapa roti dan makanan lain-nya. Kami berjalan beriringan sambil menenteng belanjaan yang sama sekali tak terbilang berat.

"Njun.." lirihku
"Hm" ia membalas ku hanya dengan deheman
"Gimana cara bilang ke ibu? Aku takut.."
"Jangan takut ya ? Gue selalu disamping lo."

Tin tin

Suara klakson mobil mengagetkanku dengan yeonjun. Kami berdua berhenti, dan berpegangan tangan. Sebuah mobil putih dengan gaya mewah ala ala orang kaya berhenti disamping kami. Perlahan kaca mobil tersebut turun hingga nampak wanita tua berumur sekitar setengah abad.

"Yeonjun pulang kamu!" Suara wanita itu melengking

Ia membuka pintu mobil dan menarik tangan yeonjun.

"Apasi mah!" Yeonjun menepisnya dan menarik tanganku.

Ia melangkah hendak meninggalkan wanita yang ia sebut mama.

"Njun itu mama kamu kan? Kenapa di hindarin?"
"Gila dia ." Yeonjun terus membawaku melangkah menjauh

Sedangkan wanita yang notebate nya sebagai ibu yeonjun terus mengejar kami.

"Yeonjun!" Ia menarik tangan anaknya dan

PLAK!

Wanita yang yeonjun sebut mama itu menampar anaknya sendiri. Didepan mataku

"MA CUKUP MA CUKUP! GUE GAMAU YA DIJODOHIN SAMA YEJI! GUE BISA PILIH PACAR SENDIRI!" Dengan nada sarkas dan tanpa dosa yeonjun membentak ibu nya sendiri
Seakan tak mau kalah, sang mama lebih meninggi kan pita suara nya "PILIHAN KAMU SALAH C-H-O-I Y-E-O-N-J-U-N!"

deg

Hatiku tertohok, apa maksud nya ? Aku tidak pantas untuk yeonjun memangnya ?

"Buka mata kamu! Dia laki-laki! Liat? Liat kan dia laki-laki sama kaya kamu! Dia sama!" Mereka berdua beradu mata
"Emang kenapa kalo laki-laki? Ngga boleh? Ini hidup gue! Gue udah dewasa. Bisa urus hidup sendiri!" Yeonjun semakin tak mau kalah
"PULANG KAMU!" Wanita itu menarik paksa tangan yeonjun

Dan tentu nya yeonjun menepisnya

"Gue mau hidupin orang! Dia choi beomgyu, ngandung anak gue."

PLAK!

Lagi-lagi pipi putih itu menjadi sasaran empuk tangan wanita berstatus ibu yeonjun.

"BODOH KAMU! KENAPA KAMU NGGA HAMILIN YEJI AJA HAH?! KENAPA HARUS COWO ITU?" Nadanya benar-benar tinggi. Hampir berteriak, tak perduli dengan orang sekitar

Memang tak ada orang si, tapi ya dimana sopan santun nya ? Ini masih di tempat umum.

"Sudahlah kalian, berhenti berdebat. Njun pulang aja, aku bisa pulang sendiri ko" dengan nada lembut kucoba melerai mereka

Mereka kemudian diam, mama yeonjun kemudian menghampiriku. Menarik pergelangan tanganku, dan menatapku dengan tatapan benci,

"Kamu! Gugurin anak ini! Cepet gugurin!" Ia menarik tanganku dan menjatuhkan tubuhku dengan kasar

Brugh

Aku terjatuh, dan hanya menunduk. Menahan air mataku yang sedari tadi tak ingin kukeluarkan.

"MA APASIH! ORANG YANG NGEHAMILIN GUE! YANG LO SIKSA DIA!" Yeonjun menghampiriku, dan ikut berjongkok, ia mengangkat tubuhku dan mengambil belanjaan kami

"Aku pamit. Jangan pernah ganggu hidup aku ma, biarin aku bahagia." Yeonjun mengangkat ku seperti seorang pengantin yang baru saja menikah.

Kudekap erat lehernya, menyembunyikan air mataku.

01. Dear Njun | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang