🦋 The First Part

67 4 14
                                    

Menciptakan suasana hati itu mudah
Cukup melihat betapa sederhananya kamu, itu sudah cukup menyempurnakan hariku yang melelahkan

💌💌💌

Cadee membuka matanya pelan, masih melamun mengingat kejadian saat itu, saat dirinya ke toilet lalu ada seorang pria berjas yang membekap mulutnya, dan setelah itu sudah tak diingatnya lagi.

Cadee mengerjap berkali-kali dan memicingkan mata--menyesuaikan dengan cahaya lampu kamar yang terang benderang.

Mengerang pelan dan merasakan nyeri di pergelangan tangannya.

Lalu Ia mencoba melepaskan ikatan tersebut yang sudah longgar, mudah saja, Cadee hanya perlu menggerakan tangannya ke atas ke bawah dengan seksama.

Pandangannya berpencar melihat ke sekitar, kamar yang minimalis berwarna biru tua, kaca jendela yang besar dan perabotan yang secukupnya, kamar tersebut sangat cantik walau tidak terlalu luas seperti kamarnya.

Cadee lalu mencoba membuka pintu kamar, terkunci seperti yang ada dipikirannya, lalu membuka tirai dan mencari jendela, nihil, di sana hanya ada kaca bening dua arah yang langsung berhadapan dengan kebun bunga

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Cadee lalu mencoba membuka pintu kamar, terkunci seperti yang ada dipikirannya, lalu membuka tirai dan mencari jendela, nihil, di sana hanya ada kaca bening dua arah yang langsung berhadapan dengan kebun bunga.

Dimana ini sebenarnya? Siapa yang menculiknya? Dan untuk apa?

Pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar dibenaknya, seingatnya, tidak pernah dia membuat masalah pada orang lain, Cadee selalu ramah pada semua orang, kecuali Aldric.

"Yah benar Aldric, apa pria itu yang menculikku? Dia ingin membalas dendam karena telah lancang mengucapkan kata 'munafik' saat itu?"

Cadee terus berusaha dan mencari cara untuk keluar dari kamar tersebut, sempat terlintas dibenaknya untuk memecahkan kaca dengan kursi di suduh ruangan, namun diurungkannya karena pasti akan membuat kekacauan dan mengagetkan sekitar, sepertinya rumah itu memang memiliki tetangga di kanan kirinya.

Di dalam kamar tersebut ada jam kecil di atas nakas, pukul 05:00, dia pingsan atau tidur sebenarnya?

Tak lama pintu terbuka, Cadee sudah memegangi lampu tidur di atas nakas dan mendekapnya erat, jika yang datang itu akan macam-macam, dia bisa melemparnya dengan benda berat itu.

"Hai beastie." Sapa seseorang dengan nada mengejek, memandang puas pada Cadee yang sudah ketakutan--memeluk lampu itu dengan erat dan gemetar.

"Apa mau anda tuan?" Bertanya dengan sesantai mungkin agar tidak terintimidasi oleh aura kekuasaan Aldric, mencoba bersikap sedikit lebih sopan agar tidak terlalu jauh batasan dari keduanya.

"Hanya ingin membungkam mulut tidaktahu dirimu." Jawabnya enteng, terus bersandar di pinggiran pintu sambil menatap Cadee tajam.

"Saya tidak ada urusan dengan anda tuan. Lepaskan saya." Masih bersikap biasa saja walau jantungnya sudah berpacu lebih cepat.

Unimaginable Destiny [MIKHELSON'S SERIES 1] (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora