05. Matthew Di Sektor C

3.6K 551 55
                                    

Matthew dan Halbert berlari panik menyusuri lorong kaca. Melewati ilmuwan senior yang terjatuh pingsan dalam keadaan babak belur. Terus berlari hingga tiba di area batas yang terlarang untuk para pegawai magang.

“Bentar, Kak, Paman Daniel dan Kak Jean enggak ngijinin aku masuk sektor C,” ujar Matthew, menghentikan langkahnya secara mendadak. Ia mundur beberapa langkah.

Fuck, Gyu! Itu enggak penting sekarang?! Kita harus cek apa ada objek penelitian yang kabur!!!” Halbert mengacak rambutnya frustasi. “Masuk! Kamu anak dari pemilik lab ini, Matthew! Apa yang kamu takutkan?! Dikeluarkan dari sini karena melanggar aturan?”

“Brengsek! Jangan katakan itu keras-keras!” Dengan berani Matthew memukul kepala Halbert kuat. Membuat orang yang dipukul langsung mengerang kesakitan. “Dan aku bukan orang seperti itu! Aku bukan orang yang akan memanfaatkan kekuasaan! Kamu harus ingat itu, Hal-bert-Kwon!”

“Bodo amat! Yang penting kita harus masuk ke dalam.” Tanpa izin, Halbert langsung menarik Matthew. Menyusuri sektor C—area tempat makhluk langka dan berbahaya diteliti.

Matthew tidak sempat merasa takjub, karena senior yang sialnya adalah teman sejak kecilnya ini terus menariknya berlari. Melewati berbagai kantor divisi hingga ke tempat paling terlarang.

Bang! Bang! Bang!

Jantung Matthew berdetak kencang. Maniknya membola dan mulutnya menganga. Di sana, di dalam sebuah akuarium besar, seorang manusia setengah ikan sedang berenang tak tentu arah. Sepertinya takut dengan seorang laki-laki yang sedang mencoba menghancurkan akuariumnya.

Mermaid-nya!” Halbert berteriak panik. Ia berlari menghampiri akuarium dan melayangkan sebuah tinjuan pada laki-laki itu.

Entah sadar atau tidak, Matthew ikut berlari, tapi bukan untuk membantu Halbert. Ia menaiki satu persatu anak tangga menuju bagian atas akuarium dan—tanpa pikir panjang—langsung melompat masuk. Berenang dengan cepat untuk meraih sang siren yang kehilangan kesadarannya. Memeluknya dengan erat.

***

Byur!!!

Matthew membelalakkan matanya dengan cepat, lalu merapikan bajunya yang kusut. Tubuh dan wajahnya basah disiram air oleh Jean, yang kini berdiri dengan mata melotot di hadapannya.

“Kak, baju aku basah semua!” protes Matthew, lantas bangkit, tapi tiba-tiba ia sadar—ini bukan kamarnya.

Mata Jean semakin melebar. Ia melepas kacamata tanpa bingkai itu dan menggantungkannya pada saku kemeja. “Matthew, ngapain kamu di sini?! Harusnya kamu enggak boleh di sini!!!”

Benar. Ia gak seharusnya ada di sana. Kemarin, setelah dengan nekat masuk ke dalam akuarium dan membawa si manusia setengah ikan itu keluar. Halbert mengajaknya pergi untuk memindahkan sang siren ke tempat baru.

Halbert menyuruhnya untuk menjaga sang siren sementara ia sendiri mengurus para ilmuwan yang tidak sadarkan diri. Namun, karena terlalu lelah, Matthew berakhir jatuh tertidur di ruang pengawas—tidak jauh dari kolam itu.

“Kak Halbert nyuruh aku jaga manusia ikan itu semalam dan aku ketiduran,” sahut Matthew jujur. “Ada kejadian aneh kemarin, jadi aku terpaksa masuk ke sektor C. Kakak sendiri kemarin kemana?”

“Brengsek, Halbert!” umpat Jean penuh emosi. “Kakak kemarin mengevakuasi orang-orang dan minta tolong Halbert buat hubungin Dokter Kyle! Aku emang nyuruh dia sekalian ngecek sektor C! Kalau ada pengawas yang dekat, bisa disuruh bantu! Bukan bawa kamu ke sini!”

Jean menendang meja yang semalam Matthew jadikan bantalan—laki-laki itu tidur dalam posisi duduk, dengan kepala tergeletak pada meja—dengan keras. Ia mengacak rambutnya kasar, nyaris menjambak jika tidak ingat biaya perawatan yang ia keluarkan setiap bulannya.

“Maaf, Kak, aku akan tanggung jawab atas apa yang aku lakukan. Janji!” Matthew mengangkat tangan kanannya sungguh-sungguh. Membuat gestur sumpah. Ayahnya—Kim Jordan—selalu mendidik anaknya dengan keras, jadi, ia tidak main-main dengan sumpahnya.

Jean menghela nafas kasar dan memandang Matthew dengan rasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengamuk padanya, anak itu tidak sepenuhnya salah. Orang yang pantas mendapat amukannya adalah Hoshi—nekat sekali anak itu mempertaruhkan pekerjaan mereka dengan membawa Matthew ke sektor C.

“Sudahlah, seharusnya Kakak enggak marah sama kamu,” ujar Jean yang sudah kembali pada mode normalnya. “Sebaiknya kamu pulang. Mamamu pasti cemas karena kamu tidak pulang semalam.”

Astaga, iya, mamanya!

Matthew bergegas bangkit, meraih handphone yang tergeletak di atas meja dan buru-buru memacu kakinya keluar.


[N#1] SIREN || MeanieWhere stories live. Discover now