Chapter 13

1.8K 256 139
                                    

"Apakah anak yang di cerita Akaashi tadi itu Bokuto?" tanya Konoha

Semua orang langsung menatap Konoha. Pasalnya Akaashi juga tak tahu akan hal itu. Benarkah anak kecil yang ada di cerita Akaashi itu Bokuto? Ataukah orang lain yang sifatnya mirip Bokuto?

"Hm.. Bokuto-san, apakah kamu ingat sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu?" tanya Akaashi to the point pada Bokuto yang masih bingung

"Eh.. Gue ga ingat apa-apa anjir.. Emangnya dulu gue pernah sunat?" kata Bokuto balik tanya

"Kalo itu kita mana tau anjir!" ngegas Konoha

Entah kenapa, situasi kembali terdiam. Mereka semua berpikir dan menebak-nebak. Dari cerita itu sudah terdefinisikan dengan jelas melalui kata-kata kalau anak itu adalah Bokuto. Tapi Bokuto tidak ingat apapun tentang masa lalunya.

Saking lamanya berpikir, mereka sampai lupa waktu. Waktu ternyata sudah berjalan secepat itu dan sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Tapi mereka masih dalam posisi tetap, yaitu terdiam memikirkan hal yang tidak berguna (Kan mereka mikirin tentang Bokuto, nah.. Bokuto itu kan tidak berguna.eheq:v)

Sang kapten yang berniat ke kebun untuk melihat kinerja adek kelasnya dalam masa hukuman, terpaksa harus menunda kegiatannya. Karena adek kelasnya malah santai-santai dengan setengah tundun pisang di depannya (Soalnya setengah tundunnya udah mereka makan sambil mikirin hal yang gak jelas).

"WOY!!! KALIAN GUE SURUH BUAT NGEJALANIN HUKUMAN KALIAN!! EH TERNYATA MALAH SANTAI-SANTAI DISINI!!" teriak sang kapten sambil menghampiri mereka

"Tapi kita sudah menyelesaikan tugas kita disini, kapten.." jawab Komi

Sang kapten melihat ke arah kebun. Dan iya, kebunnya sudah bersih dan beberapa tanaman yang sudah siap panen, udah mulai masuk ke wadahnya.

"Oke.. Jika merasa udah selesai tugas kalian, dan tidak ada urusan disini.. Segera ganti baju dan kembali ke kelas kalian masing-masing!" perintah sang kapten

"Hai'" jawab mereka berenam

Mereka semua, termasuk sang kapten langsung berpencar. Mereka berenam ke kamar mandi dulu untuk ganti baju, setelah itu langsung kembali ke kelas masing-masing.

.

.

.

Akaashi berjalan ke kelas. Untung saja bel masuk masih belum berbunyi. Akaashi masuk ke kelas dan duduk di tempatnya. Dia mengambil buku matematika dan mempelajari materinya, karena jam pertama adalah mata pelajaran matematika. Dia adalah tipe anak rajin, tidak seperti salah satu senpai burung hantunya.

"Akaashi!"

"Eh.. Suzumeda-san"

"Ajarin gue matematika dong.." pinta Suzumeda pada Akaashi

"Boleh aja" jawab Akaashi

Suzumeda memutar kursi di depan meja Akaashi menghadap ke arah Akaashi, setelah itu Suzumeda langsung duduk dan membuka buku matematikanya.

"Materi eksponensial ya.." kata Suzumeda mengeluh

"Iya.. Kenapa?" tanya Akaashi melihat Suzumeda yang terlihat sedang mengeluh

"Ah.. Gue gasuka matematika.. Mending pelajaran sastra inggris.."

"Tapi mata pelajaran sastra inggris besok.."

Suzumeda benar-benar mengeluh. Dia melihat gerak-gerik Akaashi yang sedang membalik halaman buku. Di buku itu memperlihatkan materi yang seharusnya tidak dipelajari sekarang.

"Akaashi! Kau mempelajari logaritma!!? Kan sekarang materinya belum sampai situ!! Maksudnya kan kita masih tahun ajaran baru.." kata Suzumeda tidak percaya

Perasaan Yang Tertukar? ¦¦ BokuAka ✔Where stories live. Discover now