Selamat membaca😁
Selepas membersihkan diri, Vega keluar dari kamar mandi memakai bathrobe.
Ia duduk di kursi depan meja rias sembari mengeringkan rambutnya yang basah.
Tok
Tok
Tok
"Masuk," sahut Vega ringan.
Seorang pelayan masuk ke dalam. "Makan malam sudah siap, Nyonya. Tuan Edgar juga sudah menunggu Anda di ruang makan."
"Baiklah, aku segera turun."
Pelayan itu membungkuk sopan dan keluar dari kamar Vega.
Vega beranjak dari kursi dan bergegas berganti baju. Kemudian ia keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, alih-alih duduk di sebelah Edgar, Vega justru memilih untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan Edgar. Bukan apa-apa, hanya saja Vega merasa tidak nyaman berdekatan dengan pria yang sekarang sudah berstatus menjadi suaminya itu.
Pasalnya, sejak acara pernikahan yang dilakukan pagi tadi, Edgar hanya memasang wajah datar dan tidak bicara sepatah kata pun kepada Vega. Dan Vega juga tidak berniat untuk membuka pembicaraan lebih dulu atau pun berusaha menarik perhatiannya. Mereka berdua bersikap acuh tak acuh seperti itu karena memang tidak saling mencintai satu sama lain.
Vega terpaksa harus menikah dengan Edgar karena ingin menyelamatkan perusahaan orangtuanya yang sedang berada di titik terbawah dan nyaris bangkrut jika ayah Edgar tidak memberikan suntikan dana untuk perusahaan. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi oleh keluarga Vega. Yaitu menikahkan Vega dengan putranya yang bernama Edgar Hexion. Pria yang terkenal akan sifatnya yang licik, angkuh, dan manipulatif.
Tentu saja, Graham marah dan tidak terima saat Pedro memberitahu syaratnya. Dia tidak rela menikahkan putri tunggalnya dengan seorang pria yang memiliki sifat buruk seperti itu. Pria yang lebih suka menyiksa musuhnya secara perlahan, sampai mereka lebih memilih untuk menyerah dengan hidupnya dan memohon agar segera dibunuh.
Jika dia menyetujuinya, itu sama saja dia mendorong putrinya untuk masuk ke dalam neraka. Karena membiarkannya hidup bersama dengan seorang psikopat.
Tapi karena Vega tidak ingin perusahaan yang sudah susah-susah dibangun oleh orangtuanya bangkrut, akhirnya ia menyanggupi syarat yang diajukan oleh Pedro. Meskipun itu menyangkut hidup dan matinya.
Awalnya Graham tetap bersikeras tidak mengizinkan Vega untuk menikah dengan Edgar. Tapi Vega mencoba meyakinkan Graham jika ia akan baik-baik saja. Dan dengan sangat berat hati, Graham akhirnya harus merelakan putrinya.
Sedangkan Edgar menikah dengan Vega karena terus didesak oleh Pedro. Ayahnya itu tidak pernah berhenti merecoki kehidupan pribadinya. Dan itu membuat kerjaannya terganggu dan berantakan.
Pertama, Pedro menjodohkannya dengan putri client untuk urusan bisnis. Tapi belum genap dua tahun, pernikahannya berakhir karena Edgar dan istrinya tidak saling mencintai. Tapi Edgar mendapatkan satu putra dari pernikahannya yang pertama.
Alih-alih belajar dari pernikahan pertama putranya yang gagal. Pedro justru ingin kembali menjodohkan Edgar untuk kedua kalinya. Sekarang bukan karena demi bisnis, tapi demi cucunya yang malang.
Karena sejak lahir, Leandro tidak pernah mendapatkan kasih sayang sedikit pun dari ibunya, maupun dari Edgar sendiri.
Sejak masih bayi, Leandro tidak dirawat oleh ibu kandungnya, tapi diasuh oleh pengasuh. Kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Edgar lebih mementingkan pekerjaannya, sedangkan mantan istrinya lebih suka berkumpul dengan teman-teman sosialitanya daripada harus repot mengurus anak.
Mereka berdua bersikap dingin kepada Leandro, terkadang ibunya tidak segan-segan bermain fisik saat Leandro menangis. Sedangkan Edgar yang mengetahui tentang hal itu, justru bersikap acuh saat putranya mendapatkan penyiksaan dari ibunya. Padahal saat itu Leandro masih balita.
Karena hal itu, Pedro ingin mencarikan sosok ibu untuk cucunya. Dan akhirnya Dewi Keberuntungan berpihak kepadanya saat dia mengetahui perusahaan milik Graham nyaris di ambang kehancuran. Dia tiba-tiba datang ingin membantu seperti seorang pahlawan. Namun ternyata ada niat tersembunyi di balik itu semua.
Dia memanfaatkan musibah yang sedang menimpa Graham untuk membuat Vega menjadi menantunya. Mungkin memang terdengar jahat, tapi dia melakukan semua itu karena sudah terlalu putus asa. Dia benar-benar tidak tega dengan cucunya yang ditelantarkan oleh kedua orang tuanya sendiri.
Namun, bukan tanpa alasan kenapa Pedro sangat ingin Vega yang menjadi ibu untuk Leandro. Karena putri Graham itu terkenal dengan jiwa sosialnya yang tinggi. Ditambah lagi dia juga menjadi donatur tetap di berbagai yayasan penampungan anak-anak yatim piatu di New York. Bahkan Vega juga rutin mendonorkan darahnya setiap empat bulan sekali.
Benar-benar wanita yang bermartabat.
"Berikan makanan juga untuk anak itu," titah Edgar datar kepada salah satu pelayan yang menunggu Edgar dan Vega makan malam.
Vega menaikkan alisnya sebelah.
Anak itu?
Tega sekali dia menyebut anaknya sendiri dengan sebutan anak itu. Apa susahnya menyebutnya dengan nama.
Sebelum menikah dengan Edgar, Vega memang sudah lebih dulu mencari tahu semua informasi tentang Edgar di internet. Karena itu, ia bisa tahu jika Edgar mempunyai seorang putra yang masih berusia lima tahun.
Tentu saja, ia harus tahu seperti apa sosok pria yang akan dinikahinya itu. Meskipun hanya sebuah pernikahan terpaksa.
"Kenapa Leandro tidak ikut makan bersama kita?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Vega tanpa bisa dicegah.
Ia sudah menahannya agar tidak bertanya, tapi ternyata rasa penasarannya lebih tinggi. Dan sekarang ia hanya bisa memekik dalam hati dan mengutuk dirinya sendiri, karena sudah membuat perhatian semua orang seketika tertuju kepadanya.
Suasana di ruang makan itu sempat hening sejenak karena pertanyaan Vega.
"Dia sakit," sahut Edgar singkat.
Vega terhenyak.
Pantas saja Leandro tidak ada di pesta pernikahannya.
"Apa sekarang tidak ada yang menemani Leandro di kamar?"
"Tidak ada. Semua pelayan sedang sibuk." Edgar menjawabnya datar.
Vega mengutuk Edgar dalam hati. Apanya yang sibuk? Semua pelayan justru berkumpul di sini hanya untuk menunggu orang makan. Seharusnya mereka pergi ke kamar Leandro untuk merawatnya. Bukan malah hanya berdiam diri seperti patung.
"Setelah makan, aku ingin ke kamar Leandro," tutur Vega membuat tangan Edgar yang sedang menyendok makanan terhenti.
Apa yang sedang wanita ini rencanakan?
"Untuk apa?" Edgar bertanya dengan nada suara yang terdengar begitu dingin dan berat.
"Leandro pasti sangat kesakitan," jawabnya khawatir.
"Apa pedulimu?"
"Tentu saja aku peduli. Dia anakku juga!" Vega tanpa sadar berteriak karena kesal dengan sikap Edgar yang tidak peduli dengan putranya sendiri.
Edgar tertegun.
Bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti itu? Sedangkan ibu kandungnya saja tidak pernah mau mengakui Leandro. Kenapa dia yang hanya orang lain justru menganggap Leandro sebagai anaknya?
TBC.

YOU ARE READING
Stepmother ✓
Romance⚠️WARNING (21+) 🔞🔞 Demi bisnis, Vega terpaksa harus menikah dengan seorang pria bengis nan licik, sekaligus menjadi ibu tiri untuk putra dari pria itu. Start : 18 - 08 - 2020. RANK #1 perjodohan (03/11/2020). RANK #1 acak (15/11/2020). RANK #1 ind...