REVITA // 11

59 27 42
                                    

Happy Reading oyyy
Sumpil males banget buat publish >,<
._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._.

Ya, aku disini masih mencintai mu. Padahal aku tau, hatimu bukan untukku kan? I'am okey.




"REVAN!!!" panggil seseorang dari ujung koridor yang membuat langkah Revan berhenti lalu berbalik badan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Orang itu berlari mendekati Revan dengan senyum sumringah, tak menyangka bahwa Revan akan berhenti dan berbalik badan menunggu nya mendekat.

"Huhh huhh bentar bentar," ucap Irma setelah ia kurang satu langkah lagi untuk mendekati cowok idamannya.

Revan menatap datar Irma yang masih sibuk mengatur nafas, lalu melipat tangannya didada. Menunggu gadis itu menormalkan detak jantungnya dan segera berbicara.

Irma kembali menegakkan badannya tak lupa semakin melebarkan senyumnya. Revan yang merasa Irma lama berbicara langsung menaikkan alisnya, seolah bertanya 'apa?'

"Bokap pengen ketemu,"

Revan mengernyit. Sepertinya ia tak pernah punya masalah dengan gadis didepannya ini. Apa Irma ngomong yang aneh aneh tentang dia?

Irma yang paham situasi langsung melanjutkan pembicaraan. "Itu loh, cuma mau ngucapin terimakasih aja karna kamu kemarin udah nebengin aku,"

Kali ini Revan mengangguk-anggukan kepala paham, tapi Irma mengartikan bahwa Revan mengiyakan ajakannya.

"Wah beneran kamu mau? Nanti ya pulang sekolah, aku sengaja gak bawa mobil karna ya biar pulang bareng kamu hehe. Pulang sekolah, aku tunggu di parkir--"

"Siapa yang mau?"

Irma langsung membungkam mulutnya, melirik ke kanan dan ke kiri. Orang orang mulai menahan tawa, ya karena mereka memang sedari tadi mendengarkan perbincangan keduanya. Irma yang percaya diri langsung menciut.

"Ya tadi kan--" berusaha membela diri, namun balasan yang diberikan Revan mampu membuat dirinya ingin dikubur sekarang juga.

"Gak, ini pasti cuma akal-akalan lo aja kan biar pulang bareng gue lagi? Gue sibuk. Bilang ke bokap lo, iya sama sama." potong Revan dingin. Irma meneguk ludah kasar.

Dan selanjutnya, Revan kembali melangkahkan kakinya. Yang tadinya berniat kekelas, sekarang ia memilih untuk ke rooftop.

Fita yang sedari tadi memandang dari kejauhan,  kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas XI MIPA-3.

"FITAAAAA" panggil Mira dari tempat duduknya setelah melihat Fita yang baru saja menginjakkan kakinya dilantai kelas. Ralat, bukan memanggil. Teriak lebih tepatnya.

"Heh monyet, pelanin dikit ngapa! Ilang semua kan contekan di otak gue," sahut Asel, gadis yang pendiam hanya diluar kelas. Didalam kelas? ah rusuh sekali:v

"Iya ni, tau! Kecoret kan kertas contekan gue," seru Bimbim, salah satu seksi humas dikelasnya. Badannya gede, tapi suaranya? ahh lemah gemulai.

Mira memutar bola mata malas mendengar percekcokan yang berawal dari teriakannya. Toh apa salahnya teriak? Kelas juga kelas dia, dia juga bayar disini.

Fita yang sudah duduk disamping Mira lantas menanyakan perihal apa dirinya dipanggil.

"Gue...." ucap Mira sengaja diperlama.

Fita yang mendegar nada bicara Mira, mulai mendengus. "Apaan?"

"Gue...." Mira kembali menghentikan bicara nya membuat Fita ingin mencakar dan menenggelamkan wajah Mira kedalam ember yang berisi belut.

REVITA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang