Chapter 3- Sour

120 15 4
                                    


Chapter 3- Sour

"But I can see us lost in the memory"

***

Somi yang sadar akan tingkah y/n segara menyalami laki-laki yang menyapanya ini duluan sebelum Boss nya itu bertingkah aneh lagi, somi tersenyum sambil menyenggol tangan y/n agar dia kembali sadar ke dunia.

Wanita itu berdehem sebentar, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga sambil tersenyum tipis ke arahnya, tak lama tangan lentiknya terulur menyalami laki-laki tampan didepanya. Mereka berpandangan cukup lama, tidak ada yang berinisiatif melepaskan, namun deheman dari Somi menyadarkan keduanya untuk kembali ke dunia nyata dan segera melepaskan salaman tangannya.

"Senang bertemu dengan kalian, silahkan duduk." Ucapnya dengan aksen korea yang masih sangat kental. Keduanya duduk di salah satu sofa yang berada di ujung ruangan ini, sofa itu menghadap ke kaca besar yang langsung bisa melihat ke jalanan besar Jakarta dari atas ketinggian.

Sofa dengan lagi-lagi bernuansa suram ini sangat nyaman ketika diduduki.

"Suatu kebanggaan bisa bertemu dengan Anda, Mr... Kim?" Y/n ragu-ragu menyebutkan marga itu, dia takut melakukan kesalahan yang memalukan lagi untuk kesekian kalinya. Somi yang sejak tadi berada disisinya melirik sekilas, mengecek apakah pikiran boss nya itu tidak sedang melayang-layang.

Pria itu tersenyum lebar, menampakan dua lesung pipit yang begitu menggoda. Khusunya untuk Y/n.

"Ya betul, dan kami juga sangat senang bisa bekerja sama dengan anda Miss."

Lagi-lagi dia menampakan senyuman yang mematikan, y/n merasakan jantung dan perutnya seperti akan mengeluarkan sesuatu. Tidak pernah dalam hidupnya dia merasakan ini secepat ini. Tidak. Dia harus tetap menjaga reputasinya sebagai wanita yang dingin dan angkuh, jangan sampai dia terjebak dalam pesona Mr. Kim sialan ini.

y/n tersenyum tipis, "Jadi anda menjadi kepala perusahaan yang ada di Indonesia?" Tanyanya memastikan bahwa yang dia ajak bicara dalah orang yang penting mengingat segala fasilitas yang terlihat di ruangan inu. Namun yang y/n tidak ketahui adalah Kim namjoon bukan hanya sebagai kepala di perushaan cabang ini saja, melainkan pewaris KNJ cooperation yang mendunia ini. Namun rasanya Namjoon tidak ingin memberitahukannya dulu. Untuk kali ini ia hanya ingin mengenal lebih jauh lagi siapa Y/N Martinez ini.

"Wah sedang ada tamu?"

Mereka bertiga menoleh ketika suara laki-laki mengintrupsi ketiganya. Seseorang dengan wajah khas korea memasuki ruangan itu dengan tidak segan, hanya dengan mengenakan jaket bomber dan juga separu kets sudah bisa dipastikan dia adalah seseorang yang dekat dengan Kim namjoon.

"Yoongi, sejak kapan kau tiba?"

Mereka bertiga reflek berdiri dan mengikuti pandangan namjoon, lalu pria yang bernama Yoongi ini memeluk Namjoon dan mereka berdua berpelukan seperti kerabat yang sudah lama tidak berjumpah. Somi dan y/n saling berpandangan mencari tahu siapa pria yang mengaggu mereka dalam pertemuan santai ini.

Akhirnya mereka melepaskan pelukan dan pandangan Yoongi jatuh kepada Y/n yang sudah kembali duduk di sofanya, bukan lebih tepatnya pandangan Yoongi jatuh kepada paha y/n yang sedikit terbuka akibat dress yang ia kenakan sedikit terangkat ketika sedang duduk.

Dia mengerjap, lalu mengulurkan tangan kepada Somi terlebih dahulu, "Min Yoongi, sahabat dekat Namjoon." Ucapnya singkat. Lalu beralih kepada y/n yang menampakan muka tidak peduli dengan perkenalan yang dilakukan Yoongi.

Mereka bertiga sudah memperkenalkan diri masing-masing, pikiran y/n masih dihantui tanda-tanya besar. Tidak mengerti mengapa perasaanya sekarang sering berubah drastis. Maksudnya, biasanya dalam kesehariannya ia selalu tidak mempunyai mood yang bagus untuk sekedar bertemu orang baru. Dan baru di hari ini ia merasa sengan bertemu orang baru namun juga tiba-tiba moodnya menurun drastis. Saat mendengarkan percakapan macam apa yang tengah mereka berdua bahas.

Seperti sekarang saat mereka berdua asik membahas salah satu wanita yang kabarnya akan di jodohkan dengan namjoon. Sialan, brengsek. Umpatnya dalam hati. Hatinya sudah tidak mood lagi, namun disisi lain dia ingin mengetahui pria bernama Kim namjoon ini lebih dalam.

Mengikuti naluri hati, y/n mengambil nafas perlahan dan ber ujar, "Uhm permisi sepertinya kalian sedang asik mengobrol bagaimana jika saya pulang terlebih dahulu?"

Somi memandang kaget atas ucapan boss nya yang tiba-tiba itu, yang diajak bicara memandanginya cukup lama sebelum y/n melanjutkan perkataannya.

"Bagaiman?" y/n melanjutkan perkatanya sambil memaksakan sebuah senyum cerah. "Baiklah, kita bisa merencanakan pertemuan berikutnya. Saya punya urusan yang belum selesai dengan Miss y/n." ucap Namjoon meyakinkan mereka berdua. Sambil memamerkan kedua lesung pipitnya itu.

Y/n reflex berdiri dan merapihkan dress nya dengan cepat kemudian menatap Namjoon dengan mata berbinar, "Jika saya tidak sibuk, kurasa kita bisa membicarakan urusan yang katamu belum selesai itu. Benar'kan somi?"

Kepala somi bergerak ke kiri mengikuti sumber suara itu. Lalu mengerjapkan matanya cepat, kesekian kalinya boss nya itu bertingkah tidak biasa. Somi hanya bisa tersenyum dan mengangguk paham. Setelah bersalaman dengan Yoongi dan juga Namjoon keduanya hendak pamit ketika langkah Yoongi dibaut sejajar dengan langkah y/n "Pantat mu sangat indah," bisiknya kepada y/n, seketika itu dia berhenti dan tubuhnya berbalik menggadap pemilik suara.

Sang lawan bicara tidak bisa menyembunyikan kekesalannya, lalu tanpa aba-aba tangan indah milik y/n mendarat di pipi kanan Yoongi. Somi kaget bukan main, tidak tahu sebab bossnya itu menampar Yoongi dengan tiba-tiba.

"Sialan brengsek, lain kali mulutmu harus saya kasih pelajaran ya." Ujarnya berapi-api sangat kaget dan juga marah atas apa yang laki-laki itu lontarkan.

Namjoon menarik nafas, berusaha menenagkan y/n yang tidak bisa menyembunyikan kekesalanya. Ini bukan pertama kalinya pipi Yoongi ditampar para gadis kenalannya ataupun gadis yang baru dia temui. Namjoon sudah paham bahwa sepupunya ini mempunyai peringai yang tidak patut dibanggakan.

Yang ditampar malah terkekeh, lalu mengambil jaket yang tergeletak diatas sofa kemudian buru-buru pergi meninggalkan ruangan megah itu. y/n masih kaget dan tidak percaya, mengapa ada laki-laki brengsek itu di dalam gedung super megah itu. Siapa dia. Nmjoon juga tidak berkata apa-apa selain meminta maaf atas kelakuan yang Yoongi lakukan

"Kamu berhutang penjelasan sama saya."

Tampak kekesalan disana di kedua bola matanya, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata dalam kalimat yang ia lontarkan.

Fuck, hari ini benar-benar mood ku dibuat seperti rollercoster. Bajingan

***

Bersambung

Hi, readers terima kasih sudah mau membaca ceritaku tentang koya's dad aka Kim namjoon uri leader. Semoga suka dan jangan lupa voment hehe

See u next time..

This is me trying || Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang