Chapter 15 - Mellifluous

95 13 5
                                    

Chapter 15 - Mellifluous

"All I want is just to stay you can't shake me i would never dare let go"

***


"Kamu baik-baik saja?" laki-laki yang memakai coat coklat dan bannie ini bertanya. Sambil meniup-niup tangan wanita di depannya.

Wanita itu mengangguk,berusaha melepaskan genggaman tangannya dan merapihkan anak rambutnya yang sejak tadi tertiup angin.

Tiupan angina dari arah selatan canal ini cukup kencang, namun tidak sedikitpun membuat orang-orang mengurngkan niatnya untuk sekedar bersantai dan mengobrol dengan orang tercinta di café ini.

Orang-orang itu berlomba-lomba menempati kursi yang berada perisis di sisi canal, siapapun beruntung jika mendapatkan kursi di sisi kanal ini.

"Kita beruntung," Namjoon bergumam pelan.

"Kita hampir telat gara-gara kamu ceroboh ga matiin gas tadi," balas y/n berungguh-sungguh.

Ia tidak habis pikir, bagaimana jika tidak ada dirinya yang mengingatkan. Selesai sudah. Kejadian ini sekitar dua jam yang lalu sebelum mereka memutuskan untuk ber jalan-jalan di sekitaran tempat mereka menetap untuk sementara waktu.

"iya maaf, saya yang salah,"

Namjoon berucap dengan suara pelan, kedua tangannya ia bawa untuk mencubit pipi y/n gemas.

"Lepasin, dasar..." elak y/n berusaha melepaskan cubitan itu.

Setelah berhasil melepaskan tangan besar itu, y/n menyeruput kopi Americano, asapnya masih mengepul menandakan bahwa kopi itu baru saja di sajikan oleh waiter.

Campuran rasa pahit dan manis menjalar di tenggorokannya, menyimpan gelas kopi itu dengan hati-hati seraya berucap,

"Kamu tahu, dulu waktu ada pemotretan di Belanda aku belum sepat ke kota Leiden, padahal jarak antara Rotterdam dan Leiden tidak terlalu jauh."

y/n mengalihkan pandangan, matanya sekarang menatap canal didepannya dengan sendu. Rasanya baru kemarin ia berpergian dengan segala kesibukan yang berada di pundaknya, sampai-sampai tidak sempat hanya untuk berjalan santai dan menikmati secangkir kopi seperti yang saat ini tengah ia lakukan.

"Areu you okay, dear?" Tanya Namjoon, wajahnya ia palingkan untuk melihat y/n yang sekarang masih memandang lurus kedepan.

Tidak ada jawaban, namun sedetik kemudian kepala nya ia sandarkan pada pundak bidang itu. Kursi panjang ini memudahkan mereka untuk saling mendekap dan berbagi kehangatan dikala dinginya cuaca Leiden

"Aku takut, " cicitnya, ia mendongkakan kepalanya untuk memandang mata itu. "Takut apa yang aku punya akan hilang, " ia melanjutkan

Namjoon mengusap puncak kepala itu pelan dan lembut, lalu mencium dan menghirup aroma yang lembut itu dalam-dalam.

"Saya akan selalu disini, apapun yang terjadi,"

"kamu liat kan kemarin perlakuan Eomma? " Tanya y/n sedikit ragu.

Sebenarnya dari seminggu sebelum mereka memutuskan untuk berangkat ke Belanda mengunjungi Ibu Namjoon hatinya sudah di penuhi keraguan. Karena seperti yang y/n tahu. Keluarga Namjoon sangat di pandang di korea. Tentu saja ibunya tidak akan sembarangan memilih menantu yang akan mendampingi anaknya.

Ingatanya kembali ke hari dimana akhirnya ia dan Ibu Namjoon bertemu, ia ternyata tinggal di kota Leiden dengan rumah sederhana tapi sangat cantik dan indah.

This is me trying || Kim NamjoonWhere stories live. Discover now