2. When I first see you

57 8 0
                                    

Tidak ada pacar, guinea pig pun jadi


- peribahasa baru ciptaan jomblo pecinta guinea pig



"Jadi kamu kemarin malam akhirnya jalan kaki sejauh 1km karena ojeknya kehabisan bensin?" Siska tertawa terpingkal-pingkal meledekku.

Saat ini kami sedang makan siang di kantin kantor yang terletak di lantai basement.

"Abang ojek sih menawarkan untuk memanggil temannya sesama ojek untuk mengantarkanku pulang tapi pikir nggak usahlah. Sudah dekat juga."

"Makanya Han cari pacar. Kalau motor pacar mogok kan malah bikin tambah mesra. Kan waktu berduaannya jadi lama. Hahahaha"

"Hush! Malu ih dilihatin orang-orang begini," ucapku sambil memperhatikan orang-orang di meja lain yang hampir semuanya melihat ke meja kami. Untung saja sebentar lagi jam makan siang berakhir sehingga tidak semua meja penuh.

"Maaf ya Han. Habisnya disuruh cari pacar bandel sih." Siska melanjutkan ledekannya kepadaku.

"Bukannya nggak mau cari pacar. Cari pacar kan nggak gampang. Kamu enak cantik, lah aku wajah pas-pasan begini," ujarku sambil meminum jus jeruk yang hanya tersisa sedikit. Sayang kan kalau tidak dihabiskan.

"Kebiasaan deh, mindernya kambuh."

"Tapi memang benar kan? Cowok suka cewek yang cantik dan bentuk badannya bagus. Lah aku wajah biasa saja, bentuk badan juga lurus saja begini. Nggak ada lekuk-lekuk begitu," ucapku sambil menggerakkan tanganku dari atas ke bawah untuk mempertegas ucapanku pada Siska.

"Nggak boleh minder begitu. Sudah nanti aku coba tanya Anton, barangkali ada temannya yang masih jomblo."

"Ya sudah yuk kita naik. Nanti kalau terlambat bisa kena omel Bu Yanti." Ajakku sambil berdiri dan kemudian mengambil HP dan dompetku dari atas meja.

***

Sore harinya seperti biasa aku pulang dengan ojek online. Namun, kali ini aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku berniat untuk pergi ke petshop yang kulihat semalam saat aku sedang berjalan kaki.

Seingatku di dekat rumahku sudah lama tidak ada petshop, tapi kenapa bisa tiba-tiba ada ya? Apa aku sering melamun sehingga tidak menyadari ada petshop baru buka?

"Bang.. Bang.. berhenti di sini saja," ucapku terburu-buru karena hampir saja petshopnya terlewat.

"Disini saja Neng? Titik pengantarannya masih lumayan jauh lho, Neng."

"Tidak apa-apa. Di sini saja. Saya sebenarnya mau ke sini tetapi nggak tahu nama tempatnya, Bang. Jadi saya sengaja ambil titik pengantarannya berbeda."


"Oh iya, Neng."


"Ini Bang uangnya, kembaliannya ambil saja ya," ucapku sambil memberikan dia uang dan helm yang kupakai.

Kuperhatikan gedung petshop yang ada di depanku. Gedungnya berbentuk ruko 2 lantai dan dicat warna merah muda. Manis sekali, pikirku.

Terdapat spanduk berisi nama Cupid Petshop yang diikat diatas, di bagian depan lantai 2. Selain nama yang sukup unik, petshop ini juga menampilkan siluet gambar hewan yang berbentuk oval.

Hewan apa itu ya, pikirku. Yang aku tahu biasanya kebanyakan petshop memakai siluet gambar anjing atau kucing. Sungguh membuatku semakin penasaran saja.

Di depanku sekarang terdapat pintu kaca transparan yang setengah kebawahnya ditempel merek makanan hewan tertentu. Di bagian pintu agak atas, sejajar dengan mataku ada papan plastik kecil bertuliskan open yang tergantung. Oke berarti petshop ini masih buka.

Di bagian kiri dan kanan pintu kulihat juga berbentuk kaca. Sama seperti pintunya, kaca ini pun setengah ke bawah ditempeli merek makanan hewan tertentu. Hewannya berbentuk oval sama seperti di spanduk nama.

Aku mulai mendorong pintu kaca, yang ternyata cukup tebal dan berat sehingga aku harus mengeluarkan tenaga yang cukup besar. Terdengar suara dentingan bel sebagai penanda jika ada orang yang membuka pintu. Udara dingin dan harum rumput segar langsung menyergapku. Rasanya nyaman sekali.

Kuperhatikan di dalam terdapat banyak kotak-kotak kaca seperti akuarium. Setiap kotak kaca berisikan satu atau dua ekor hewan seperti yang kulihat di spanduk nama.

Mereka terlihat sangat menggemaskan seperti boneka.


Bentuk tubuh mereka gemuk dan oval seperti kapsul, bedanya ini besar dan berbulu dengan berbagai macam warna.

Panjang bulunya bervariatif dari mulai panjang sampai hampir tidak berbulu. Matanya ada yang berwarna pink, merah dan hitam bulat seperti biji buah kelengkeng. Kupingnya ada yang turun dan ada juga yang tegak berdiri.

"Hewan ini bernama guinea pig." Tiba-tiba ada seorang wanita muda yang berdiri di sebelah kananku. Usianya mungkin sekitar awal 20 tahunan. Dia mengenakan celana panjang jeans berwarna biru gelap serta kaos berlengan pendek berwarna merah muda dan ada tulisan Cupid Pethouse di bagian dada.

"Ohh...Mereka sangat lucu sekali. Saya baru pertama kali ini melihatnya," jawabku dengan antusias.

"Walaupun ada kata pig di dalam nama mereka tapi mereka berbeda sekali dengan babi Kak. Guinea Pig sendiri merupakan hewan pengerat. Mereka berasal dari Amerika Selatan."

"Ooohhh.. begitu. Cara memeliharanya sulit tidak, Mbak?"


"Mudah sekali Kak. Mereka suka sekali makan, jadi sediakan saja hay atau rumput kering serta air dan pelet dalam kandang mereka selama 24jam. Buah dan sayur boleh dberikan sebagai cemilan."

"Wah mudah juga ya. Kalau begitu saya lihat-lihat dulu ya."

"Silahkan, Kak. Barangkali ada yang kakak sukai dan berjodoh dengan Kakak," jawabnya sambil tersenyum misterius.

Walaupun aku mengatakan ingin melihat-lihat, tapi sesungguhnya aku tidak berniat untuk membelinya. Aku trauma karena pernah memelihara kelinci dan mati. Sejak itu aku tidak mau memelihara hewan lagi. Sedih sekali rasanya saat hewan kesayangan kita mati.

Namun, tiba-tiba mataku seperti terpaku pada seekor makhluk berbulu berwarna krem. Tubuhnya gemuk, postur kepala bulat, hidung pesek dan kupingnya turun. Rasanya aku langsung jatuh cinta saat melihatnya.

Bola matanya yang hitam seakan menghipnotisku sehingga aku tidak bisa mengalihkan pandanganku ke tempat lain.

Aku menempelkan telapak tanganku pada kaca tempat dia berada dan dia langsung menghampiriku. Hidungnya mengendus-endus telapak tanganku dari balik kaca.

"Mbak, apakah saya boleh menggendongnya? Lalu apakah dia suka menggigit?" tanyaku pada mbak penjaga toko.

"Guinea pig jarang sekali menggigit. Dia hewan yang penakut, Kak."

"Syukurlah. Jadi bagaimana cara menggendongnya, Mbak?"

"Caranya begini ya. Letakkan satu tangan di perut, posisikan guinea pig seperti berdiri dan letakkan tangan satu lagi dibawah pantat untuk menopang tubuhnya sehingga dia tidak takut."

Mbak penjaga toko kemudian memberikan guinea pig tersebut kepadaku. Untung saja dulu aku pernah memelihara kelinci sehingga aku tidak kagok saat ingin menggendongnya.

"Duh kamu lucu sekali." Ucapku kepada guinea pig yang sedang kupeluk.


"Jenis kelaminnya apa ya, Mbak?" tanyaku pada mbak penjaga toko.

"Betina, Kak."

"Baiklah, saya mau yang ini ya, Mbak," ucapku tanpa berpikir panjang.

Seperti kata pepatah tidak ada rotan, akar pun jadi. Tidak ada pacar, guinea pig pun jadi.

❤❤❤❤❤❤

Hai.. Hai apa kabar semuanya?

Maafkan saya baru posting sekarang. 🙏🙏🙏

Di bab ini saya mulai membahas sedikit tentang guinea pig ya.

Mungkin ada yang sudah pelihara?

Atau mungkin baru mau pelihara?

Semua tentang guinea pig ini hasil pengalaman sendiri ya. Jadi semoga ilmu yang saya bagi bisa membantu 😁

Terus nasib percintaan Hannah jg bagaimana nih? Kok ini malah piara guinea pig bukannya cari pacar? 😂😂😂

Yuk ikutin terus ceritanya 🙌🙌🙌

Hany ❤

Jakarta, 20/8/20



My Cupid is My Guinea Pig (END)Where stories live. Discover now