1-Mimpi Terburuk

1.1K 159 53
                                    

TES!

TES!

TES!

Air mata mengalir deras di pipi mulus milik Athanasia.

Tangan Athanasia yang menggenggam pisau kini bergetar hebat. Bisa dipastikan bahwa dia takut.

"Sudah tak ada pilihan untuk kembali," ucap Athanasia lirih.

Athanasia mengangkat pisaunya agak tinggi, meluruskannya ke jantungnya. "Setelah sekian lama, akhirnya saya menemukan hadiah yang cocok untuk Yang Mulia. Biarkan kematian saya menjadi hadiah paling indah di kehidupan Anda."

Claude menatap datar adegan di hadapannya. Melihat hal itu, Athanasia memejamkan matanya dan bergumam pelan, "untuk ketiga kalinya, aku akan mati."

TES!

"Selamat ulang tahun, Yang Mulia. Segala keagungan dan berkat pada matahari Obelia," Athanasia berseru dengan lantang kemudian bergumam pelan, "selamat tinggal, semuanya."

JLEB!

***

"ATHANASIA!"

Aku berteriak nyaring dan terbangun dari tidur ku. Keringat mengalir deras dari pelipis ku. Napas tak teratur dan detak jantung yang kacau, ditambah angin kencang yang masuk ke kamar membuat ku merinding dan tegang.

'Apa itu? Sekadar mimpi? Atau, pertanda?' aku bertanya pada diri sendiri dalam hati.

Aku mencoba mengatur napas kemudian turun dari kasur. Ku hampiri meja tempat buku-buku sihir berserakan, hendak mencari secarik kertas di sana.

Tangan ku bergerak mengobrak-abrik isi meja. Aku hanya mencari secarik kertas, tapi tidak ada. Mau tidak mau, aku memutuskan untuk turun ke bawah, menuju ruang pengamatan di mana semua keperluan mencatat tersedia.

DRAP! DRAP! DRAP!

Kaki ku bergerak menuruni tangga batu menara. Tanpa membawa lilin atau lentera, hanya berbekal cahaya rembulan yang masuk ke fentilasi menara.

Berbahaya memang, tapi masa bodoh. Kalau pun jatuh, aku hanya akan terluka. Paling parah tangan atau kaki ku patah dan itu bukan apa-apa untuk ku.

Prioritas ku saat ini adalah mencari kertas dan mengurus masalah Athanasia. Gadis itu lebih penting dari keselamatan ku. Dia nomor satu, keselamatan ku bisa nomor dua.

DUK!

Lutut ku menghantam railing tangga besi.

'Sialan! Malah ada acara menghantam railing!' umpat ku kesal.

Aku mengerutkan dahi dan lanjut berlari menuruni tangga. Rasa ngilunya harus ditahan begitu juga rasa kesal ku. Karena, tujuan ku masih agak jauh di bawah dan berdiam diri sambil terus mengumpat akan membuang-buang waktu.

DRAP! DRAP! DRAP!

Kalau kalian bertanya kenapa aku tegang, panik, takut, dan sebagainya setelah mimpi tadi, jawabannya hanya satu. Gadis yang bunuh diri di dalam mimpi itu adalah Athanasia, orang yang sangat ku kenal. Dia adalah putri kebanggaan Obelia sekaligus kekasih ku.

Lalu, siapakah aku yang beruntung bisa menjadi pacar putri kebanggan Obelia ini? Ingat ini baik-baik karena aku tidak akan menjelaskannya lagi.

Aku Lucas, Penyihir Legendaris Menara Hitam generasi kedua. Umur ku ... entahlah, aku tak menghitungnya, yang pasti ratusan. Identitas ku sebagai penyihir legendaris adalah rahasia dan hanya segelintir orang yang tahu.

Struggle (WMMAP FANFIC) || S2 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang