-Hama Putih?-

332 55 52
                                    

Keesokan harinya

Aku bersumpah akan membunuh Carax ketika dia kembali ke tubuh aslinya!

Ya, aku bersumpah pada seluruh hal di dunia ini, baik itu makhluk hidup, benda mati, bahkan roh gentayangan kalau memang ada.

Kenapa? Alasannya singkat, dia membuat ku jijik!

Orang yang saat ini berada di tubuh Carax adalah Jennette yang asalnya memanglah polos dan berhati bak malaikat. Jika ada orang yang kesulitan, dia pasti menawarkan bantuan sampai dia mengatakan iya atau sejenisnya.

Nah, sekarang kalian bayangan jika mode Jennette yang polos berhati malaikat itu diaktifkan pada tubuh pria seperti Carax! MENJIJIKKAN!

Sekarang kalian pasti paham penderitaan ku, bukan? Ini seperti neraka untuk ku!

"Tuan Penyihir," panggil Jennette menoleh sesaat ke arah ku.

Saat ini aku dan Jennette sedang mengawasi perbatasan. Sebenarnya aku bisa sendiri, hanya saja Nona Diana memaksa agar aku membawa Jennette sekalian. Padahal niatan awal ku untuk menenangkan diri, tapi karena ada dia, ku suruh saja untuk berjaga. Lalu aku, bisa istirahat di bawah pohon.

Aku menaikan sebelah alis ku sebagai tanda bahwa aku mendengarkan panggilannya barusan. Baiklah, apalagi ini? Pertanyaan lainnya?

Ku tunggu hingga beberapa detik dan dia tak kunjung mengatakan apapun. Merasa kesal, aku pun membuka mata. Dan benar saja, dia hanya diam karena sejak tadi memandang keluar perbatasan.

"Kau mau bilang apa?" tanya ku sedikit kesal.

Bukannya menjawab, Jennette mengulurkan jari telunjuknya ke arah perbatasan. Ku ikuti arah yang ditunjuk, seketika itu juga aku terdiam.

Di luar perbatasan, di bawah sebuah pohon rindang terdekat, berdiri seorang laki-laki yang selalu membuat ku naik darah.

Si Hama Putih, Izekiel!

"Bukankah itu... Kiel, Tuan Penyihir?" tanya Jennette sambil bergumam. Untungnya dia tak terlalu jauh jadi aku bisa mendengarnya.

"Iy- tunggu dulu," ucap ku menautkan kedua alis.

'Secara logika, hama putih itu seharusnya tak tahu di mana lokasi ku saat ini. Lantas, siapa dia?'

Aku bangkit dari duduk ku secara tiba-tiba, membuat kepala ku sedikit pusing. Tapi masa bodoh, siapapun dia masih lebih penting daripada sakit kepala ku.

TAP!

TAP!

TAP!

Dengan langkah pasti, aku mendekati perbatasan. Semakin dekat, semakin jelas siapa yang berdiri di bawah pohon rindang itu.

Dia bukan Si Hama Putih. Meskipun begitu, dia tampak mirip. Seperti copy carbon-an Si Hama Putih, kecuali matanya yang hijau.

"Dia mirip dengan Kiel," gumam Jennette pelan kemudian menoleh ke arah ku, "mungkinkah sepupu jauhnya?"

Rasanya ingin meledak kesal hanya karena mendengar pernyataan Jennette. Bagaimana tidak? Jennette tinggal dengan hama itu sekitar 14 tahun lamanya. Kalau memang orang yang di luar sana adalah sepupunya hama itu, bukankah harusnya dia tahu? Kenapa ?malah bertanya pada ku?

"Perse*** dengan kemungkinan bahwa dia adalah sepupu hama itu," ucap ku pelan namun penuh penegasan, "intinya aku kesal melihatnya."

Aneh. Izekiel dan laki-laki di balik perbatasan itu adalah orang yang berbeda, tapi kenapa auranya mirip-mirip dengan Izekiel? Buktinya aku sedang kesal saat ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Struggle (WMMAP FANFIC) || S2 [HIATUS]Where stories live. Discover now