Bonus Chapter

1.5K 158 7
                                    

Happy Reading 💕
_________________________________________________________

Waktu berlalu dengan begitu cepat. Tidak terasa semua telah berubah. Sekarang aku telah menjadi istri dan ibu dari seorang anak lucu bernama Kim Jaemin, anak lelaki cantik itu kini tumbuh menjadi anak lelaki yang sangat tampan. Bahkan aku sebagai Ibunya sangat terpesona dengan ketampanan itu. Terlebih Jaemin kecil sangat pintar dalam berbagai hal. Beruntung sekali aku sebagai Ibunya.

Saat ini aku tengah duduk di ruang TV sambil fokus membaca novel. Aku sangat serius membaca sampai sebuah suara khas anak kecil memasuki telingaku.

"Mommy, kapan adik bayi keluar?" tanya Jaemin kecil sambil mengerjapkan kedua matanya.

Ia berdiri menatapku dengan pandangan ingin tau. Aku tidak bisa menahan tawaku saat melihat wajah polosnya itu, terlebih lagi bahasa yang ia pakai terlihat ambigu dan terdengar lucu. Aku tidak mengerti rasa lucu ini hadir karena memang anakku yang lucu atau suasana hatiku yang sangat bahagia saat ini. Tetapi aku bersyukur tentang itu.

Kuangkat badan kecilnya untuk duduk pada sofa panjang yang sedang aku tempati. Aku meletakkannya di sebelahku.

"Sayang, aku telah mengulangnya hampir seribu kali kalau kamu tidak boleh menggendong Nana, dia sangat berat." Sebuah suara mengeluh datang dari hadapanku dan Jaemin.

Aku mendongak menatap tepat pada orang yang memprotes itu. Mataku bertemu dengan wajah kesal Mingyu, ia mengerucutkan bibirnya kesal saat aku hanya tersenyum menanggapi kekesalannya.

"Daddy! Namaku Jaemin, J-A-E-M-I-N. Anda tidak berhak memanggilku Nana. Dan aku tidak seberat itu hingga membuat Mommy kelelahan!" balas Jaemin kesal.

Aku terkejut dengan penekanan kata pada nama Jaemin yang dia ucapkan tadi. Dari mana anakku belajar berbicara seperti itu? Ia memang pintar, tetapi aku selalu mengawasi dia agar tingkat kepintarannya tidak terlalu melampaui umurnya yang masih kecil. Apa lagi sampai membuat ia berlaku tidak sopan pada orang lebih tua darinya.

"Jaemin, kamu tidak boleh berbicara kasar pada Daddy mu, itu tidak baik," ucapku lembut berusaha memberi pengertian padanya.

Jaemin menatapku dengan tatapan bersalah sebelum mengalihkan
pandanganya pada Mingyu.

"Daddy, maafkan aku," lirihnya.

Jaemin hanya menundukkan kepalanya, tidak berani melihat pada Mingyu. Aku mengalihkan perhatianku pada Mingyu, kuangkat sebelah alisku memberinya isyarat memaafkan Jaemin.

Mingyu tersenyum. "Tidak masalah jagoan. Tetapi, ini yang terakhir kalinya kamu berbicara seperti itu. Jika tidak, kamu harus menerima hukuman, mengerti?"

"Umm," balas Jaemin sambil mengangguk. "Jadi, apakah Daddy memaafkanku?"

"Ya, Daddy memaafkanmu jagoan. Sekarang tos!" balas Mingyu semangat. ia membuka tangannya menunggu Jaemin untuk bertos dengannya.

Aku tersenyum melihat interaksi kedua ayah dan anak itu, walau Mingyu bukan Ayah kandung Jaemin, itu tidak menjadi masalah untukku. Ia telah membuktikan dirinya pantas menjadi Ayah Jaemin terlepas ia Ayah kandungnya atau bukan.

"Jadi, bagaimana jika Mommy membuatkan kalian makanan?" tanyaku pada mereka dengan senyum yang masih melekat pada bibir.

"Mau!"

Ucapan kompak yang serempak itu berhasil membuatku tertawa. "Hahaha, baiklah. Mommy akan memasak makanan kesukaan kalian." ucapku sambil berusaha bangkit dari tempat duduk.

Dengan sigap Mingyu membantuku berdiri saat ia melihatku sedikit kesulitan. Memang ini lumayan sulit saat usia kandunganku memasuki usia 8 bulan. Itu artinya satu bulan mendatang keluarga kecil kami akan bertambah anggota baru. Memikirkannya membuat perasaan bahagia terasa membanjiri hatiku.

Painful Marriage [END]Where stories live. Discover now