47.

175K 6.8K 781
                                    

duh khilaf nih. maaf ya, jadi double up:)

"Udah makan es krimnya Anna, udah malem."

Anna yang sedang asik memakan es krim akhirnya berhenti memasukkan sendok ke dalam mulutnya. Ia menatap nanar cup es krim yang ada di pelukannya.

Wanita itu memajukan bibirnya sedih. Ia masih ingin menikmati es krim rasa vanilla dengan topping biskuit yang tadi mereka beli di supermarket.

Perlahan Adrian mengambil es krim tersebut lalu menutupnya dan mengambil sendok di tangan Anna.

"Besok lagi makannya ya, sayang." kata Adrian lembut yang mau tidak mau membuat Anna mengangguk.

Anna kini hanya diam di meja makan sambil menatap Adrian yang membawa es krimnya dan memasukkannya ke dalam freezer. Masih ada rasa tidak rela hinggap di hatinya.

"Nih minum."

Setelah minum, Adrian mengajak Anna untuk tidur. Tidak lupa untuk selalu membantu Anna merebahkan tubuhnya agar nyaman.

Kemudian Adrian menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Laki-laki itu menyempatkan mengecup kening Anna lalu memeluk Anna dari belakang.

"Sleep tight." gumamnya sambil mengelus perut Anna.

Setengah jam kemudian Anna membuka matanya, Wanita itu daritadi memang tidak tertidur karena ada rasa belum puas kalau belum menghabiskan es krim tadi.

Jarum pendek jam menunjuk ke angka sepuluh dan Anna dengan nekatnya turun ke bawah.

Wanita nakal itu memekik pelan ketika berhasil mendapatkan es krimnya. Ia segera duduk di meja makan lalu memakan es krimnya dengan diam.

"Enaak~" kata Anna ceria.

Anna masih asik makan es krim sampai terdengar suara langkah mendekat. Ia langsung membeku dan tidak mau menoleh.

"Makan es krim?" tanya Adrian datar.

Anna menunduk menatap perutnya. Ia tidak berniat menjawab pertanyaan retoris Adrian itu.

"Susah banget dibilangin ya?" tanya Adrian pelan namun menusuk. "Dibilang besok lagi, besok lagi. Emang tuh es krim bakal kemana sih?"

Bahu Anna bergetar takut. Meskipun Adrian tidak membentaknya tapi kata-kata laki-laki itu begitu datar dan tajam.

"Bodolah, kalo besok sakit. Jangan cari aku." perkataan Adrian semakin tajam membuat Anna meneteskan air matanya. "Nakal, batu banget. Lanjutin aja makan es krimnya abisin semua yang ada di kulkas kalo perlu."

Setelah itu Adrian kembali ke kamarnya, meninggalkan Anna yang menangis sesegukan. Anna menatap sendok di tangannya lalu meletakkannya di sebelah cup es krim.

"Yah, Papa marah, Twins." kata Anna patah-patah.

Anna hanya diam sambil mengelus perutnya. Air matanya masih menetes membasahi pipi gembilnya yang kini berubah kemerah-merahan.

Tubuhnya terasa kaku, padahal Adrian sudah kembali ke kamar mereka. Anna akhirnya hanya menatap kosong perutnya. Bahkan setelah sepuluh menit kemudian, Adrian tidak juga kembali yang tandanya ia benar-benar marah.

Sampai akhirnya cup es krim dan sendoknya melayang membuat Anna tersentak. Ia bisa melihat Adrian merapihkan benda tersebut dan kembali berjalan ke arahnya.

Anna langsung menundukkan kembali kepalanya, takut untuk menatap Adrian yang masih berwajah datar.

Tangan besar laki-laki itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Hal tersebut malah membuat Anna semakin mengencangkan tangisannya.

Annadrian 2Where stories live. Discover now