BAB 19

219 21 0
                                    

Selamat membaca, semoga terhibur.

*****

Kau sia-siakan aku

Saat 'ku mencintai kamu
Kau jauhkan cinta ini
Kau 'tak pernah anggap 'ku ada di sini

'Ku ikhlas padamu
Menyayangi kamu
Bahkan 'ku pun rela
Mati untukmu
Tapi yang terjadi
Kau pun 'tak mengerti
Cinta ini

Saat 'ku selalu mengalah
Di depan matamu salah
Kau acuhkan aku hingga 'ku lelah
Dulu ku tak menyerah
Sekarang aku pun pasrah
Ku putuskan untuk pergi

[ Mengalah - Tival Salsabila ]

*****

Terkadang apa yang terlihat di depan mata memang memunculkan opini yang bercabang lalu menyebabkan kesalahpahaman. Ada baiknya mendengarkan penjelasan agar tahu dan tidak ada kekeliruan dalam beranggapan.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

"Agni!"

Merasa dipanggil, dirinya menoleh ke belakang. Mendapati Sonya yang berlari kecil untuk menghampiri dirinya. Gadis itu tersenyum tipis. Di tangannya, ada dua buah botol air mineral dingin.

Begitu sampai di hadapan Agni, Sonya memberikan satu botol air mineral itu pada Agni. Dan akhirnya diterima dengan baik.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, boleh?"

Waktu itu, Sonya mengatakan hal yang sama. Namun Agni menolaknya begitu saja. Mungkin sekarang Agni memang harus mendengarkan apa yang ingin dikatakan kakak kelasnya ini, dia harus menurunkan egonya sedikit. Walaupun jujur, ia merasa tidak terlalu nyaman berada di dekat Sonya.

Agni menganggukkan kepalanya. Jawaban itu membuat Sonya merasa lega. Kemudian ia menuntun Agni untuk bersama-sama pergi ke atap sekolah.

Tempat yang paling nyaman menurut Sonya untuk menyendiri. Dengan melihat luasnya awan yang membentang, juga semilir angin segar yang menyejukkan dan terkadang membuat rasa kantuk datang.

Sonya dan Agni duduk di sebuah sofa yang masih cukup bagus yang sengaja di letakkan di sana sebab tidak pernah lagi digunakan. Sonya juga menawarkan jajanan ringan yang ia bawa pada adik kelasnya itu.

"Gue mau bicara soal hubungan apa sebenarnya yang ada di antara gue dan Agam. Gue jelasin ini supaya nggak ada lagi salah paham, dan lo bisa dengan leluasa dekat sama dia tanpa harus takut karena gue."

Agni hanya terdiam. Ia belum mau menjawab sebelum Sonya mengatakan semuanya. Ia hanya akan menjadi pendengar yang baik kali ini.

"Gue nggak mau dikatain sebagai orang yang selalu jadi penghalang antara hubungan Agam dengan orang lain, karena Agam selalu mentingin gue daripada apa pun. Agam selalu ada buat gue dan menjadikan gue sebagai prioritas. Dia akan memperlakukan gue sebagai ratu. Itu janji Agam sama Papa dan Mama." Sonya menyelipkan rambutnya yang menghalangi wajah sebab tertiup angin ke belakang daun telinganya.

"Papa minta Agam untuk selalu jagain gue, karena dia tahu dulu gue sempat syok. Gue nggak terima Mama nikah sama Papa. Tapi saat itu, Agam selalu bilang kalau ini jalan yang terbaik. Dia selalu memberikan gue nasihat, selalu menghibur, dan selalu bisa buat gue nyaman. Alasan gue kenapa gue nggak terima Mama nikah sama Papa adalah Agam, karena gue suka sama Agam. Gue nggak akan pernah bisa sama Agam kalau Mama sama Papa menikah."

GHOSTING [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon