55. Stella

793 126 40
                                    

"Hmmmmmmm.... Hmmmmm....." Woojin nyanyi lagu Nissa sabyan eh, gak deng. Dia lagi nangis sambil membekap mulutnya. Gak mau suara tangisnya kedengerannya sama yang lain.

Woojin lagi ada di kamar Jeongin yang sekarang kosong melompong kayak hati author 🙊

Dia lagi segugukan nangisin foto saudara-saudaranya yang ilang sampe ingusnya keluar terus netes ke kaca figura foto :)

Tanpa sadar Woojin pun ketiduran....

Yakan emang gitu biasanya kalau habis nangis bawaannya ngantuk :)

Sementara itu di kamar sebelah...

Chan, Lino, dan Changbin masih tertidur pulas sambil pelukan ala teletubbies.

Sampai malam tiba, mereka bertiga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.

Pukul 2 malam. Senyap... Cuman ada suara detak jam dan Stella otomatis yang menyemprot ruangan 10 menit sekali.

Clek!

Pintu kamar terbuka. Asal kalian tahu... Bukan Woojin hyung loh yang buka ಥ‿ಥ

"Hari ini kita ambil sampah yang mana?" tanya orang itu pada temannya.

"Sampah ya sampah. Semuanya sama aja. Tapi sih lebih aesthetic kalau kita ambil berurutan." sahut orang lebih tinggi.

"Okedeh!" Tanpa adu argumen ia bersiap mengangkut Changbin.

"Tunggu!" Cegah sosok tinggi pada partnernya itu.

"Kenapa?"

"Beruang buluk rupa kemana? Kok gak ada?"

Menyadari ketidakadaan Woojin, kedua orang tersebut memasang sikap waspada. Salah satu dari mereka mengeluarkan senjata tajam berupa belati kecil serba ada.

"Aish... Gak ada waktu buat mikirin beruang jelek itu! Kalau dia muncul dan ciduk kita, langsung tebas aja lehernya!"

"Iya juga ya!"

Mereka mulai beraksi menyeret Changbin. Tapi rupanya sedikit susah mengambil Changbin yang dipeluk erat oleh Lino.

"Bangsat nyusahin aja sih!!"

BUGH! BUGH! BUGH!

Salah satu dari mereka menendang-nendang tangan dan perut Lino.

"Anjir sadis banget lu!" tegur partnernya.

"Emang harusnya dari awal tuh kita aniaya mereka sampai babak belur tiap malam. Toh, mereka gak bakal bangun," sahutnya enteng.

"Oh iya, jangan lupa matiin stellanya." 

"Oke hyung!"














HYUNG~ HYUNG~














Woojin terbangun. Keningnya mengkerut mendengar hentakan kaki yang sepertinya tengah beradu dengan lantai. Gak gak gak...

Lebih tepatnya... Itu kayak suara orang ditendang-tendang.

Woojin melirik jam. Ekspresinya bertambah bingung saat melihat jam menunjukkan pukul 2 malam lewat beberapa menit.

Woojin muterin bola matanya membayangkan Chan, Lino, Changbin lagi main baku hantam gegara rebutan guling.

Akhirnya Woojin memilih untuk melanjutkan tidur.

BAMMMMMM!

Woojin membuka matanya lagi. Itu suara pintu dibanting! Ya! Woojin tahu persis itu suara pintunya yang terbuat dari perak yang berlapiskan selaput berlian yang apabila dibanting atau ditutup kasar akan menimbulkan suara dahsyat.

Mereka kenapa sih? Tanya Woojin dalam hati.

Dengan malas Woojin pun berjalan sempoyongan menuju kamar sebelah.

Braaaak!

Woojin menendang pintu.

Lha? Pada tidur?

Woojin melangkah masuk. "Kalian pura-pura tidur ya?" Woojin menyingkap selimut terus jongkok sambil goyang-goyangin kepala Lino sama Chan.

"Bangun, Tor, bangun! Gak bakal gue marahin, kok! Chan bangun Chan bangun!"

"Gal bangun Gal bangun!" ujar Woojin sambil goyang-goyangin kepala guling. "Lha? Begal jembatan ancol kok gak ada?" Woojin langsung tersadar.

"BANGUN WOY BANGUUUN!! CHANGBIN KEMANA?!" Seru Woojin heboh sambil mukul-mukul adeknya pake guling. Tapi gak ada yang bangun.

Woojin kembali berjongkok sambil memperhatikan perut adeknya. Masih naik turun kok, berarti masih hidup!














































Give me 50 vote in 1 day
And I'll give you new part today!

Hyung~ Hyung~ [stray kids] |END|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang