13. Aku ingin menjadi baik.

8.7K 498 29
                                    

Up-nya makin molor ...🤦‍♀🤦‍♀🤦‍♀

Maafken ya, 🤗🤗🤗

***

(Author)

Aditya masuk ke dalam Toko bunga -SC Florist- dengan sedikit memaksa. Menahan rasa penasaran yang amat mendalam membuat laki-laki itu nekat mendatangi Calista. Kenyataan bahwa mantan tunangan mempunyai anak membuatnya kian kalut. Kepastian, dia hanya inginkan kebenaran.

"Calista! Keluar! Kita harus bicara!" teriak Aditya di depan meja kasir toko bahkan beberapa pelanggan ikut memperhatikan tingkah konyolnya.

Setelah kejadian tak terduga bertemu dengan Rafael dan Calista serta merta membuat otaknya buntu. Banyak tanya yang ingin mendapatkan jawaban. Berbagai cara ia lakukan, dari mendatangi kediaman Calista atau memata-matai kesehariannya, nyatanya tak mampu menemukan titik temu yang di inginkannya. Calista layaknya siluman yang tak terendus keberadaannya.

"Pak! Saya mohon dengan sangat, Bapak jangan memaksa!" bentak seorang Satpam yang tidak tahan menahan kenekatan Aditya.

"Saya akan pergi, kalau Tata mau menemui saya!" bentakan Aditya membuat Pak Satpam malah bingung. 'Tidak ada yang bernama Tata di toko ini,'' batin Pak Satpam.

"Tidak ada yang bernama Tata di toko ini, Pak!" jawab Pak Satpam itu dengan nada jengkel.

"Maksud saya Calista, pemilik toko bunga ini." Pak Satpam langsung mengerti.

"Ibu Calista sedang tidak ada di tempat, Pak!"

"Kalian mau membodohiku! Jelas-jelas di depan ada mobil Calista!" ucap Aditya sambil menunjuk sebuah mini car yang terparkir di depan toko bunga. Satpam itu mengikuti arah jari telunjuk Aditya, arah pandang Aditya juga mengikutinya. Segera darahnya menggelegak marah mobil itu bergerak mundur hendak meninggalkan parkiran.

"Oh shit!" Aditya kecolongan, Calista mengendarai mobil dengan ugal-ugalan meninggalkan parkiran toko. Secepat kilat melesat, laki-laki itu tak ingin lagi kehilangan jejak. Aksi kejar-kejaran dua kuda besi itu tak urung terjadi.

***

Brak! Suara dobrakan pintu membuat Shinta yang sedang membaca Kitab suci menjadi kaget. Wanita berhijab syar'i itu berdiri, meletakkan Kitab Suci di rak buku di belakang televisi kemudian segera mendekati sumber suara.

"Lista? Kau kenapa?" Shinta panik melihat Calista yang gemetar dan keringat bercucuran di keningnya.

"Dia mengejarku," lirih Calista setelah Shinta mendekat.

Sang Kakak yang langsung paham -dia- yang dimaksud Calista langsung memapah tubuh gemetar itu ke kamar."Bi Sum! Bawakan saya segelas air minum ke kamar Calista, Ya, Bi!" perintah Shinta melihat Bi Sumi yang datang dari arah dapur mungkin ikut terkejut dengan suara pintu yang cukup keras.

"Iya, Bu."

Shinta mendudukan Calista di tepian tempat tidur."Aku hubungi Mas Rama sebentar. Kamu duduk di sini dan tenangkan pikiran. Aku tidak akan membiarkan dia masuk ke rumah ini." tubuh gemetar itu mengangguk lemah.

"Minum dulu," suruh Shinta menerima segelas air putih dari tangan Bi Sumi.

"Perlu minum obat?" tanya Shinta lagi  dan hanya dijawab gelengan kepala.

"Aku ke kamar mengambil ponsel dulu, kamu di sini di temani Bi Sum. Nggak apa-apa 'kan?"

"Iya."

"Temani Calista dulu ya, Bi! Saya keluar sebentar."

"Baik, Bu."

"Saya pijitin kakinya ya, Non Lista." Samar terdengar percakapan Bi Sumi dan Calista di pendengaran Shinta sebelum menutup pintu kamar itu dan berlalu ke kamarnya.

Balada Ra-shi ( Tamat di Kbm-app) Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang