22»[Permission]

1.5K 166 29
                                    


Iridescent


The story Pure from_©Alula_as Author.


●●●

I know, can't treat you better.

.

Banyak yang telah di mengerti, semuanya telah jelas terjadi. Hubungan ini sudah sampai jauh, meski bukan dalam dekapan romansa merah muda yang klasik.

Terhubung terlalu erat.

Sebuah kisah bertameng gemerlap dunia terang-benderang, kisah yang tak mungkin dapat dikatakan seindah kuntum blossom musim semi, namun juga tak seburuk bebatuan kapur lereng gunung. Tak ada menuntut dan di tuntut, sebab akan amat sulit jika hanya mementingkan perasaan yang ada.

Memangnya siapa yang ingin seperti ini?

Namun, Pluem selalu tahu bahwa hubungannya dengan si manis Chimon, tak mungkin hanya tercipta sebab ketidaksengajaan. Tidak ada istilah kebetulan dalam hal hati.

Cinta di antara mereka nyata. Akan tetapi hati dan perasaan sering mengabaikannya. Banyak keegoisan yang kerap kali bermunculan dan merusak segalanya, belum lagi kendali otak yang tak selalu menentu—keadaan itu sudah sering terjadi.

Berdiri dengan keteguhan penuh itu sulit.

Perasaan bukan objek sekokoh baja, atau bebatuan keras. Kehidupan terus berjalan, begitupula dengan bermacam-macam dampaknya. Akan ada yang terjadi, dan hanya mampu berharap bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Pluem tak ingin membuatnya semakin keruh dan rumit, namun ketika ia ingin melepas semuanya selalu ada bayang-bayang senyum manis yang amat sulit di alihkan. Chimon bukan cinta pertamanya namun ia berusaha menjadikannya yang terakhir.

Jalan tak tak mungkin semulus itu dude! Ketika perasaa sering mengambang tanpa arah. Semuanya masih belum mantap pada tempatnya, tak taukah apa yang mungkin terjadi dalam situasi masalah hati seperti ini? Pluem hanya belum tahu apa yang terjadi dan tak mengeti akan dampaknya.

Menggantung harapan seseorang itu keterlaluan.

Phi?”

Sudah Pluem katakan bukan, senyum teduh itu selalu sanggup mengalihkan dunianya. Bahkan rasa cinta tercipta ketika ekor matanya tanpa sengaja menyaksikan bagaimana senyum itu di ulas dengan tulus saat itu.

Rasa rindu ini mengacaukan kewarasan banyak orang. “N-nong? Bagaimana kau ada di sini? Bagaimana bisa?”

Apakah ini nyata? Tapi pantai dan matahari dengan bias jingga disana benar-benar terbentang di depan mata. Deburan ombak bahkan terdengar jelas dengan semerbak aroma pasir basah.

Bahkan kehadiran Chimon tak tampak membuatnya berpikir bahwa ini semua sekedar mimpi atau khayalan belaka—pemuda manis itu berdiri tepat di hadapannya dengan seulas senyum.

“Aku rindu.” Benar, pernyataan lirih itu terdengar nyata. Pluem bahkan dapat melihat jelas bagaimana wajah putih tepat di hadapannya terpapar rona merah merekah.

Namun mengapa terasa menyesakkan? Mengapa Pluem benar-benar merasa sedih entah mengapa. Jantungnya berdetak tak karuan. Perih mulai merambati semua permukaan kornea. Ia menghela nafas dalam. “Ayolah ini tak lucu. Aku benar-benar payah! Mengapa mimpi ini begitu terasa nyata.”

IRIDESCENT [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora