WYBM || BAGIAN 50

2.9K 380 65
                                    

Ular tidak hanya menyerang saat ia merasa terganggu, tapi ular, juga bisa menyerang kapanpun ia mau.--Anonim.

***

"Gue nggak mau tahu, lo harus bisa buat Panji deket sama gue. Apapun itu caranya, cukup malem ini aja. Jauhin dia dari Vey."

"Untungnya buat gue?"

"Gue kasih lo apapun yang lo mau, terserah."

"Oke, itu urusan gampang. Lo cuma pengen bisa berdua malam ini aja, kan?"

"Hmm, iya."

"Sip, malam ini. Panji bisa buat lo."

Lelaki itu pergi. Maureta menatap punggung lelaki itu dengan tatapan senang, malam ini. Semuanya harus berhasil.

"Maaf Panji, tapi aku harus lakuin ini," gumam Maureta pelan.

Bumi perkemahan, hari ini. Adalah hari pertama bagi angkatan kelas 11 melakukan kunjungan alam.

Masing-masing dari mereka dibagi menjadi beberapa kelompok laki-laki dan perempuan, satu kelompok terdiri dari empat orang yang nantinya mereka akan tidur satu tenda.

Saat ini, seluruh peserta tengah sibuk mencari mata air guna keperluan mereka nantinya. Pencarian tidak berlangsung lama, mengingat jika posko tenda dekat dengan air terjun.

"Udah lo disini aja, biar gue yang ambilin airnya buat lo," kata Panji saat Velibra tengah menenteng dua jirigen berukuran sedang.

"Nggak usah, lo juga udah dapet tanggungan dari kelompok lo," kata Velibra.

Kembali pada panggilan lo-gue, Velibra dan Panji memang sedang marahan. Tidak, hanya Panji saja. Ia hanya ingin duduk dengan Velibra, namun gadis itu menolak dan lebih memilih duduk bersama Vero ketimbang bersama dirinya.

"Nggak jadi masalah," balas Panji dengan wajah datar.

"Yaudah, terserah lo aja," kata Velibra sembari menyerahkan dua jirigen itu pada Panji.

Panji tak membalas, ia langsung pergi begitu saja. Dasar!

"Pacar lo masih marah?" tanya Vero.

"Tau tuh, heran gue. Cuma masalah sepele aja sampai begitu," balas Velibra.

"Udah lah biarin aja, namanya juga sayang. Pasti gampang ngambek," kata Vero.

"Rayi juga gitu juga emang?" tanya Velibra.

"Dih, mana pernah. Dia bodoamatan orangnya, greget gue. Sampe sering banget gue mikir gini, 'ini nanti gue kalau nikah sama Rayi. Nasib gue sama anak gue gimana?' gitu," balas Vero.

"Hahaha, ya kali Rayi mau nelantarin kalian. Nggak mungkin lah, dia itu anaknya baik kok, tapi ya gitu. Perlu waktu aja biar terbiasa," kata Velibra.

"Gue bukan tipe cewek yang sabar Vey," kata Vero.

"Yaudah tendang aja, cari yang baru," kata Velibra.

"Heh! Ya jangan dong, limited edition," kekeh Vero.

"Halah, bilang aja lo udah terlanjur sayang kan sama Rayi?" tanya Velibra.

Will You Be Mine?? (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang