3. Setya Ngajak Rai Nikah Part 3 : Nikah di Rumah atau di Gedung

2K 243 5
                                    

Setelah Shireen, Sherin, Akifa, Aksa dan Jio tidur, Tifa dan Farah masuk ke kamar Setya. Kebetulan yang punya kamar belum tidur meski jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Kalau udah ngumpul begini, biasanya ngobrolnya bisa sampai pagi.

"Tadi gue nemenin Mario ngambil mobil di depan gang. Ternyata pelaminannya Hani lagi di pasang. Hani konsep pelaminannya rustic gitu. Bagus." Ujar Tifa. "Kalo nikahan di rumah, pasti selesainya capek banget. Beres-beresnya, bersihin sampahnya, part paling enak cuma pas buka amplop aja."

"Tapi kalo di rumah budgetnya lumayan banget. Apalagi kalo masak sendiri, uang catering sama gedung bisa dialokasiin ke yang lain." tambah Farah. "Yaaa.. ada plus minusnya yaa nikahan di rumah sama di gedung. Di rumah bisa hemat budget tapi abis itu capek beberesnya. Kalo di gedung emang kudu modal banyak tapi abis di pajang bisa langsung istirahat."

"Iyaa yaa.. balik ke modal aja berarti." simpul Setya.

Kalau Tifa dan Farah, keduanya tim nikah di gedung. Soalnya gak mau ribet aja. Ngurusinnya perintilannya aja pake wedding organizer.

"Sekarang banyak juga kok tapi yang nikah di rumah tapi dibuat suasananya kayak di gedung. Makanan juga catering. Kalo kayak gitu budgetnya mungkin sama kali yaa kayak di gedung. Save di uang gedung ajaa." tukas Tifa. "Soalnya kemaren temen gue ada yang kayak gitu."

"Kalo lo mau nikah di gedung apa rumah, Set?" Tanya Farah.

"Tergantung Rai mau dimana." Jawab Setya. "Kadang gue mau kalo nikah tuh yang simpel simple aja. Mau yang outdoor, pake sneakers, gitu-gitu. Tapi kalo dateng kondangan yang megah, mewah gitu mau juga." hayalnya disusul tawa.

"Seru emang kalo di outdoor. Gak serunya kalo hujan doang." kekeh Tifa. "Tapi emang udah ada rencana sama Rai?"

"Belom." Jawab Setya seadanya. "Tau tuh, dia gue ajakin ngeles mulu. Padahal dia tau temen gue udah pada nikah. Temen-temen dia juga."

"Berarti emang Rai belum mau." sahut Farah.

"Udah ditanyain alesannya kenapa?" Tanya Tifa lagi.

"Belomm.."

"Tanyalahh."

"Biasanya cowok tuh punya alesan kuat kenapa dia belum mau nikah. Bisa jadi karna emang belum siap secara mental dan finansial. Bisa jadi karena mau pilih-pilih dulu sampe nemuin yang klik." papar Farah. "Kalo Rai kira-kira kenapa ya?"

"Hanya Rai dan Tuhan yang tau." balas Setya ngaco.

"Yaudah, sambil nunggu dilamar, mending lo belajar masak dulu tuh. Belajar nyalain kompor, belajar beberes rumah, belajar ngurus anak, tuh urus si Aksa sama Jio kalo weekend." suruh Tifa. "Siapa tau kan, nanti abis nikah sama Rai lo gak dibolehin kerja."

Setya pernah ngobrol soal ini sama Rai. Setelah nikah mau tetep kerja apa jadi ibu rumah tangga. Waktu baru kerja, waktu masa pacaran mereka baru tiga tahun, Setya bilang mau jadi ibu rumah tangga aja. Karena capek banget abis seharian di kantor, pulang harus ngurus anak lagi. Tapi setelah udah lama kerja, udah biasa pegang uang sendiri, keinginan Setya berubah. Dia mau jadi ibu karier aja.

Kalau Tifa dan Farah, dua-duanya adalah ibu karier. Suami-isteri kerja. Kalau Farah anak-anak diurus sama Mbak di rumah. Kalau Tifa anak-anaknya dititip di daycare. Nanti setelah pulang kerja dijemput olehnya dan Mario. Tapi dengar-dengar, Farah mau resign dan mau buka bisnis kecil-kecilan di rumah. Karena Shireen dan Sherin udah mulai besar dan Farah mau lebih banyak meluangkan waktunya untuk buah hatinya. Diantara ketiganya memang Farah sih yang lebih keibuan

Ah, taulah, Setya bingung mau pilih jadi ibu rumah tangga apa ibu karier. Yang pasti, mau jadi ibu rumah tangga atau jadi ibu karier, namanya jadi ibu pasti hebat.

SETYA BELUM AKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang