Bab 9

361 145 16
                                    


Oh, darling, all of the city lights

Never shine as bright as your eyes

I would trade them all for minute more

─ Car's outside, James Arthur.

⋆.ೃ࿔*:・

Revisi✓

Berdiri didek kayu, mendengarkan ombak pecah diperbatasan darat dan laut kini menjadi salah satu hal yang paling sukai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berdiri didek kayu, mendengarkan ombak pecah diperbatasan darat dan laut kini menjadi salah satu hal yang paling sukai.

Kedinginan pada angin laut yang meniup tanpa ragu-ragu membuatku menggigil.

Aku sibuk memfokuskan pandanganku pada pantulan bulan dipermukaan air laut yang terlihat buyar karena pergerakkan ombak.

Mengambil handphone yang ada di tas selempang, aku memeriksa waktu, tepat pukul delapan malam. Liam masih belum terlihat juga. Ada hal yang menemaniku selain angin malam, yaitu kegelapan.

Meskipun bulan lebih terang dari biasanya, aku tetap gelisah dan gugup. Beberapa kali aku bahkan memercikkan air dengan tanganku sendiri sembari membisikkan nama Liam, berharap hal yang ku lakukan tadi dapat memanggil Liam datang.

"Katrina," suara Liam mendadak saja terdengar merdu, tepat ketika aku akan mencelupkan tanganku kembali ke air sambil memanggil nama duyung laki-laki itu.

Akumelongok kebawah dek, mencari-cari sosok Liam diantara gelapnya permukaan air.

"Kamu dimana?" tanyaku pelan.

Liam menahan tawanya. "Hey! aku dibelakang mu, sekarang,"

Aku tidak langsung berbalik. Pikiranku tiba-tiba saja berhenti mencerna hal yang terjadi barusan. Tubuhku kaku dan yang aku rasakan adalah kulitku merinding.

Menyadari suara itu, tidak salah, itu memang Liam. Namun dari arah belakangku.

Aku berputar perlahan. Kaku seperti patung yang mencoba untuk digeser. Dasar sepatu yang ku pakai menggesek di dek kayu menimbulkan suara yang mendebarkan.

Angin mengibaskan rambut yang sudah ku tata rapi, menutupi pandanganku untuk sebentar. Ketika angin berhenti bertiup, saat itulah keheningan melingkupi kami.

Membalut diri ku dengan ketidakpercayaan yang ada didepan mataku.

Merman laki-laki itu, Liam si pangeran kerajaan laut, kini berdiri diatas dek seperti keadaanku saat ini.

Prince Merman Where stories live. Discover now