14

4.7K 368 6
                                    

Hari ini hari libur jadi kegiatan tidak terlalu banyak, para mahasiswa dibebaskan melakukan kegiatan yang mereka sukai, ada yang hanya berdiam diri dirumah untuk beristirahat, bermain dengan anak-anak desa, berfoto ria mengabadikan setiap objek yang ada disana, seperti halnya Dipta dan Tania, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan santai menikmati keindahan desa, sawah yang luas dengan udara khas pedesaan yang masih sangat segar, gemericik air disaluran sawah, hilir mudik para petani.

Kebetulan udara disiang itu tidak terlalu panas jadi mereka bisa lebih santai berjalan sambil menikmati sekitar desa.

Beberapa kali Dipta dan Tania saling memberi lelucon, yang membuat mereka tertawa bersama.

"Tan kalo gue jadi camat disini, gue bakal menyejahterakan warga disini" ucap Dipta bersemangat

"Hahaha, gaya lu mau jadi camat, mimpin baris-berbaris aja lu masih asal-asalan"

Dipta memajukan bibirnya tak terima

"Ehhh btw gimana lu sama kapten Bian "

"Ya ngga yang gimane-gimane sih, tau sendiri kan lu kalo dia deket ama gue aja dia udah ngajak perang mulu" ucap Dipta galau

"Hahahha jadi lu beneran suka ama dia, cieee dah bisa move on nih"

"Ya ya ngga gitu juga sih, ya kadang gue kagum aja ama sifat dia, tapi kadang gue gedeg banget ama dia pengin gue jambak tuh orang"

"Hahaha hati-hati loh Dip, kalo lu udah jatuh hati gue yakin lu itu ngga bakal bisa ngelupain kapten Bian, secara lu tau lah kapten Bian itu kaya apa orang nya, manusia es teh"

"Lu udah nyoba ngomong sama dia kalo lu suka ?" tanya Tania lagi

"Hahh, ya ngga lah gila kali ya, lu tau kan gue liatin dia aja gue pasti kena hukuman apa lagi kalo gue ngomong gue suka, ngga bakal lah gue lolos hidup-hidup dari dia" ucap Dipta miris

Namun hanya dibalas tawa oleh Tania , mereka memutuskan untuk duduk disebuah pos ronda yang berhadapan langsung dengan bentangan sawah yang luas, semilir angin membelai wajah cantik dua gadis itu.

Tak jauh dari mereka duduk terlihat dua laki-laki yang tengah berlari-lari kecil.

"Kapten" ucap Tania dan melambaikan tangannya keduan orang itu

Damar dan Bian saling pandang dan segera menuju kearah asal suara itu, Dipta yang sedari tadi tiduran dipaha Tania mencoba tak perduli.

"Kalian ngapain disini" ucap Damar

"Lagi nunggu jodoh" ucap Dipta asal masih pada posisi santainya dan memejamkan matanya dipangkuan Tania

"Ohhh nunggu saya" ucap Bian datar

"Hahahha pede banget lu, siapa juga yang nungguin lu" cibir Dipta

"Kamu, kamu nungguin jodoh kan ya udah ini udah datang" balas Bian

Damar dan Tania hanya saling menahan tawa melihat kebiasaan dua orang itu

"Bihh, nauzubillah gue jodoh ama lu, manusia ngga peka, manusia batu, manusia es, manusia ngga jelas" Dipta berdiri dari posisinya menghadap Bian

" Ohh ya, masa" ucap Bian, memajukan badannya, dan menjajarkan badannya dengan Dipta

Bian memandang Dipta, mata mereka saling beradu jantung Dipta kembali berdetak cepat, dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Gila lu ganteng banget kapten" ucap Dipta dalam hati

Jarak mereka sangatlah dekat, Dipta bisa melihat jelas wajah laki-laki itu, hidung mancungnya, mata elangnya, alis tebal Bian, dan bibir merah muda laki-laki itu.

Ditambah rambut yang basah oleh keringat membuat laki-laki itu lebih tampan.

"Kamu terpesona kan sama saya" ucap Bian masih menatap gadis itu, Bian seolah tahu akan pikiran Dipta

Dipta menahan nafasnya untuk beberapa saat.

Plakk
Dahi Bian terasa panas, sebuah tangan penepuk dahinya keras

Dipta menjauhkan badannya dari laki-laki itu.

Damar dan Tania sudah tidak tahan menahan tawa mereka

"Jangan ngimpi lu" ucap Dipta

Tania dan Damar hanya geleng-geleng kepala, mereka heran selalu saja ada keributan jika dua orang itu bertemu.

"Kalian itu selalu saja ribut, bisa ngga sih berdamai sehari aja, kompak gitu" ucap Damar

Dipta dan Bian hanya saling pandang sinis.

"Nggak"
"Nggak"

Ucap mereka bersama'an
Membuat Tania dan Damar tertawa puas

"Nahh gitu dong kompak jawabannya" ucap Damar bangga

"Kalian itu lucu banget" dukung Tania

"Nggak"
"Nggak"

"Kann mulai cocok nih" Damar antusias

"Bisa ngga sih lu ngga ikut-ikutan"ucap Dipta kesal

"Ya emang itu yang ada diotak saya" cibir Bian

"Ihhhh lu tu ya jadi orang ngga kreatif banget"

Dipta berlalu meninggalkan mereka, dan disusul oleh Tania setelah berpamitan pada 2 laki-laki itu.

Bian dan Damar menantap kepergian gadis-gadis itu.

"Bi bi, lu itu jadi orang usil banget"

"Hmm, salah sendiri nyari masalah sama gue" Bian menarik salah satu sudut bibirnya dan berlalu meninggalkan Damar disana.













BIANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang