38. Her Feeling

21.6K 2.4K 1K
                                    

Semenjak keluar dari ruang ICU, Jennie tampak tak seperti biasanya. Walaupun kakak keduanya itu selalu memberikan perhatian serta senyuman, namun ada yang berbeda dari sorot mata Jennie. Di dalam sana, ada kesedihan yang tampak. Dan Lisa sudah tahu sebabnya apa.

"Ten bertanya, apa kau ingin sesuatu? Dia akan pergi kesini sebentar lagi." Ujaran Jennie itu mampu menyadarkan Lisa dari lamunannya.

"Aku ingin dia mengantarkanmu pulang." Jawaban Lisa tentu membuat Jennie mengernyitkan dahi bingung.

"Mwoya---"

"Istirahatlah sejenak, Unnie. Kau tampak lelah. Kali ini tolong lakukan apa yang ku mau,"

Jennie hanya bisa menghela napas. Dia sedang lelah, jadi memilih untuk mengalah kali ini. Bukan lelah fisik sebenarnya. Namun lelah dengan perasaannya. Jennie hanya merasa, Tuhan menempatkannya di posisi yang sulit. Andai saja Lisa tidak ada, mungkin dia dan Yeri....

"Apa menjadi pemimpin rumah sakit terasa berat bagimu, Unnie?" pertanyaan Lisa itu menyadarkan Jennie dari lamunannya.

Sebelum menjawab, Jennie memejamkan matanya erat. Merasa bodoh karena memiliki pikiran yang buruk tentang adiknya sendiri. Lalu setelah tersadar sepenuhnya, dia menghampiri Lisa. Memeluk adiknya itu tiba-tiba.

"Aniya. Semuanya berjalan lancar." Jawab Jennie lalu beberapa kali menyempatkan untuk mencium kepala adiknya.

Lisa mengangguk saja. Membalas pelukan kakaknya yang terasa hangat itu. Karena sebenarnya dia bertanya pada Jennie hanya untuk menyadarkan kakaknya dari lamunan. Lisa tahu, jika Jennie sedang memiliki beban yang amat berat. Bukan tentang bagaimana sulitnya menjadi pemilik rumah sakit. Namun ada hal lain yang tentu Lisa tahu.

"Kau tau kan, jika Unnie sangat menyayangimu?" tanya Jennie tiba-tiba.

"Walaupun ada orang lain dipikiranmu, aku tahu kau tak akan pernah melupakanku." Jawab Lisa sambil menghirup dalam-dam aroma tubuh kakaknya yang begitu memenangkan.

.......

Menjadi pasangan Ten, Jennie banyak belajar tentang hal sederhana. Sesuatu yang sangat kontras dengan kebiasaan seorang Kwon Jennie. Salah satunya, bepergian menggunakan sepeda motor. Karena sebelum menjalin hubungan dengan Ten, Jennie tak pernah melakukan hal itu.

"Setelah ini kau akan kembali ke rumah sakit?" tanya Jennie ketika sepeda motor itu terhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah.

"Hm. Wae? Kau ingin kutemani?" tanya Ten menoleh sedikit pada Jennie. Dia berpikir, mungkin saja Jennie akan kesepian di dalam mansion karena seluruh keluarganya menemani Lisa di rumah sakit.

"Aniya. Hanya saja... Bisakah antarkan aku ke ACE K Squre? Aku ingin mengambil pesananku disana." Ten hanya mengangguk saja mendengar permintaan Jennie yang sebenarnya membuat lelaki itu tak nyaman.

ACE K Squere adalah salah satu Mall terbesar di Korea Selatan. Dan pemilik pusat perbelanjaan itu adalah Kwon Jiyong. Yang tentu di dalam sana semua orang mengenal Jennie. Ten hanya tak nyaman, karena dengan keberadaan mereka disana akan semakin membuat lelaki itu sadar jika kastanya berbeda dengan Jennie.

"Aku janji, hanya sebentar." Ujar Jennie yang tahu jika Ten mulai merasa tak nyaman.

Ten hanya mampu mengusap punggung tangan Jennie yang ada di perutnya. Berujar secara tak langsung jika dia baik-baik saja. Lalu menjalankan sepeda motornya ketika lampu lalu lintas berwarna kuning.

Sesampainya di pusat perbelanjaan milik ayahnya itu, Jennie segera masuk kesana. Dengan Ten yang mengikutinya dari belakang. Dan tentu saat mereka sampai, hal yang Ten bayangkan terjadi. Semua pegawai disana mengenali Jennie dan memberi hormat pada anak kedua Kwon itu.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang