7

3.4K 303 8
                                    

Tinggal beberapa jam lagi tahun akan berganti. Bunyi terompet terdengar dari pagi tadi hingga sore. Bahkan di pusat kota sudah dipenuhi orang-orang. Dibalik keceriaan pasti terdapat kesedihan. Seperti Jungkook dan Seokjin saat ini. Keduanya tak bersedih namun dilanda emosi dan gengsi yang tinggi hingga membuat hubungan baik keduanya hancur.

Dari pagi tadi Jungkook keluar dari kamar hotel bahkan Seokjin pun belum bangun atau bisa dikatakan Seokjin pura-pura tidur.

Bagaimana bisa kau tidur dalam keadaan marah? Bahkan orang yang membuatmu marah satu ranjang denganmu.

Jungkook duduk disalah satu taman. Entah mengapa beberapa hari ini liburannya terasa hambar. Ini bukanlah akhir liburan yang diinginkan Jungkook. Dia ingin menikmati natal dan tahun baru yang menyenangkan tapi justru hancur di pagi natal. Jungkook sadar dia salah dan keterlaluan karena sudah menyinggung kelainan Seokjin. Seharusnya dia tidak berkata seperti itu. Tapi pagi itu Jungkook emosi. Saat melihat Eunha kembali, ada berbagai macam perasaan dihatinya. Marah, sedih dan kecewa bercampur jadi satu. Parahnya,Jungkook melampiaskan semuanya kepada Seokjin.

Jungkook ingin sekali meminta maaf pada Seokjin tapi entah mengapa setiap kali dirinya ingin meminta maaf justru bukan maaf yang keluar justru kata-kata sinis. Dan juga Seokjin yang biasanya selalu melawan justru diam bahkan menganggap Jungkook seolah tak ada.

"Jungkook."

Bukankah Tuhan saat ini sedang tak ingin membiarkan Jungkook sendiri?

Eunha,wanita yang sama sekali tidak ingin Jungkook temui justru berdiri di hadapannya dan tanpa Jungkook pinta sudah duduk disebelahnya.

"Mana suamimu?"

Jungkook menatap Eunha sinis. Hati Eunha meringis dengan perubahan dingin Jungkook padanya. Tapi Eunha sadar,perubahan Jungkook adalah kesalahannya.

"Dia adik Irene,bukan?"

"Hebat sekali. Kau memang tidak berubah. Mencari informasi seseorang memanglah keahlianmu. Tapi aku tidak mengerti,mengapa saat itu kau tidak mencari tahu tentang IU terlebih dahulu sebelum memutuskan menerima lamaran Yugyeom?"

Eunha menggigit bibirnya,rasa bersalah kembali menghampirinya. Dia tahu hal ini tidak akan mudah. Jungkook sangat sulit memaafkan orang yang sudah mengkhianatinya.

"Aku tahu siapa IU eonnie. Aku tahu semua tentangnya."

"Jika kau tahu tentangnya,lalu kenapa hanya gara-gara aku bertemu dan makan malam dengannya,esok harinya kau malah bertunangan dengan Yugyeom? Kau bahkan tidak menerima panggilanku,tidak membalas pesanku. Saat aku datang di acara pertunanganmu pun kau sama sekali tidak menatapku. Dan sekarang kau tiba-tiba saja datang dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi."

Eunha semakin mengeratkan pegangannya pada bajunya. Berusaha menguatkan dirinya agar tidak menangis dihadapan Jungkook saat ini. Padahal jelas sekali kalau saat ini mata bulat Eunha sudah berkabut.

"Apa kau sadar selama dua tahun kita berpacaran. Kau selalu menyebut nama IU eonnie setiap kali kita berkencan. Kau selalu mengajakku ke restoran favoritmu dengan IU eonnie. Kau selalu menyebut nama IU. Aku berusaha sabar dan berharap suatu saat kau akan sadar bahwa akulah kekasihmu. Tapi malam itu saat aku melihatmu dengan IU di restoran favoritmu dengannya. Aku tahu bahwa jika aku teruskan maka akan semakin menyakitkan untukku. Kau tidak pernah tersenyum bahagia seperti saat kau bersama IU. Saat denganku,kau hanya banyak diam dan menanggapi ceritaku seadanya. Kau tidak pernah tertawa seperti itu. Saat aku pulang ke rumah, Yugyeom sudah menungguku. Dia menyatakan perasaannya padaku. Saat itu aku aku masih mencintaimu Kook. Tapi aku tidak bisa,tidak bisa bersamamu lagi. Aku menerima Yugyeom,memberikannya kesempatan."

The Truth Untold//KookJinWhere stories live. Discover now