Prolog+1.Benci

6 0 0
                                    

Starting

Renjun Huang as
Rendhi Attha Ridwan

Yeri Kim as
Agessa Bunga Fadela

****

Gadis muda yang dikenal dengan nama Aggesa kini sedang meringkuk di pinggiran kasur dengan bermandikan kapsul penenang.

Air mineralnya sudah tumpah ruah. Rambut yang dulu bersinar halus dengan model keriting gantung, kini sudah hampir menggimbal.

Dengan air mata yang terus berlomba keluar, gadis itu menggenggam beberapa butir obat dan langsung menegaknya tanpa air putih. Setelah beberapa saat, gadis itu tertidur. Dengan air mata yang sudah berwarna keruh terus mengalir deras.

****

"Hihihi, bi~~ unggh,, air?"

Sepuluh orang maid yang berada di balkon hanya menatap nanar putri majikannya. Tidak tidak, lebih tepatnya putri yang dibuang.

Agessa, nama indah yang sudah terpahat rapi di tempat yang indah pula. Mungkin kalian tidak akan menyangka bahwa nama Agessa ternyata disandang oleh gadis gila bukan?

Tapi yang terjadi, dia adalah Agessa. Gadis gila yang tidak bisa diam namun penuh senyum dan ramah tamah.

"Agessa!, Masuk kamar!"

"Diam!, Bajingan!"

Para maid itu seakan langsung melayangkan sumpah serapah pada lelaki yang baru saja datang dengan setelan kantor. Mereka langsung mengerubungi Agessa guna menghilangkan laki-laki dengan cat rambut ungu-blonde dari pandangannya.

Ya walaupun lelaki itu adalah suaminya.

Laki laki darah cina yang sangat disegani di dalam keluarga. Dan ya, para maid ini membencinya. Sangat malah.
Hingga para maid ini secara diam-diam menguak informasi si putra mahkota.
Barulah mereka tau, seorang Rendhi ternyata anak pungut. Anak pungut yang diambil dari panti asuhan Teratai Berlian, di umur ke 4 tahun, pada tanggal—, ah cukup. Mereka tau terlalu banyak ternyata.

"Maaf tuan muda, Nyo—"

"Panggil aku tuan besar!, Dan camkan satu hal, si gila itu tidak akan pernah menjadi istri sah ku. Apa kalian paham?!, Pulang sekarang!"

Para maid itu hanya menatap lantai. Setelah Rendhi menapakkan kaki di lantai atas, barulah mereka berkerumun untuk membicarakan hal-hal tentang si putra mahkota.

Dari awal sampai akhir mereka ulas habis seakan tak ada bosannya.

"Bi?~ puu~~langg??"

Sepuluh wanita itu hanya menundukkan badan beberapa kali sebelum akhirnya salah satu dari mereka memakaikan gelang sensor pada pergelangan tangan Agessa.

"Kami mohon undur diri."

Dan kini gadis itu sendiri, memutar-mutari balkon ditengah gerimis sore yang tampak indah. Senjanya bahkan tak buram terkena awan kelabu yang kini berada tepat di atas kepala.

"Huhh, kapan bisa berhenti berpura-pura?, Jangan membohongi diri sendiri, Agessa." Disusul dengan senyum kecut empunya.

Agessa hanya diam mematung dengan mata terpejam dan kepala mengadah menghadap awan. Menikmati rintikan hujan yang semakin deras dan keras.

Setidaknya senja hari ini memberinya kejutan, membantunya melayangkan beban yang gugur dibawa angin kencang, lalu menyegarkan pikiran dibawah air hujan.























Dan menerbitkan senyuman.

****

Hai hai, udah lama nih ya aku nggak up cerita, nggak kerasa udah 5 bulan aja🤣.

Hari ini aku bawain Story baru!♥, Di ikutin ya ceritanya!♥

Para followers and readers ku dm ya!, Kita ngobrol-ngobrol 😆.

Neowana | Huang RenjunWhere stories live. Discover now