4.nyaman

6 0 0
                                    

Agessa tampak murung di akhir pekan ini.

Bukan karena sakit atau yang lainnya, dia hanya sedang tanggal merah. Susah memang, tapi perkara puncaknya bukan soal itu.

DIA INGIN BASKIN ROBBINS!!

Tapi tentu dari segala tentu, Jeno tidak mengizinkan.

Padahal para maid sedang libur. Ah, menyebalkan!

Line!

Agessa dengan berat hati mengangkat ponselnya.

"Jangan beli es krim!"
11.08
(Read)

Agessa tidak membalas pesan Jeno, malah membuka-buka story teman temannya. Lalu terbesit untuk menyindir dokter menyebalkan lewat story, alay sekali-kali tak apalah.

“Tau ah!, Males. Beli in Baskin Robbins aja nggak mau. Pelit.”
Dilihat oleh Rendhi, Papah, Pak Do..., Dan 8 lainnya.

Mata Agessa melihat tulisan Pak Dokter. Tidak tahu mengapa, batinnya merasa puas. Lalu sedetik kemudian pergi mengganti baju rumahan dengan kecewa.

Line!

Agessa dengan segera mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

"Jangan uring-uringan, story kamu tuh bisa diliat banyak orang."
11.38

"Ya terserah saya dong pak!, Bapak ngasih es krim aja pelit. Anak bapak mau bapak kasih jajan apa?"
11.39

"Saya bilang baik-baik loh, jangan mancing marah saya."
11.39

"Marah aja sana pak, sekalian undurin diri aja. Saya nggak mau liat bapak."
11.40

"Kamu jangan macem anak kecil dong."
11.42

"Saya emang macem anak kecil pak. Mangkanya saya tanya bapak betah atau nggak."
11.42

"Kamu ngerti nggak sih maksud saya?"
"Ini tuh biar kamu nggak sakit, katanya lagi tanggal merah?"
11.43

"Saya nggak peduli pak."
11.45
(Read)

♪♪Pak Dokter is calling you!!♪♪

"Sekarang maunya gimana?"

Agessa hanya menatap sekilas layar ponselnya yang menampakkan wajah Jeno serta pasien lelakinya yang sedang makan siang.

"Nggak jadi."

Tapi nggak bisa bohong, liat Agessa yang udah ganti baju pake pakaian rumahan membuat hatinya ikut teriris.

"Kamu mau ke Baskin Robbins sambil jalan jalan?, Ayok saya anterin. Atau ke Baskin Robbins abis itu ke Gramedia? Mau gimana?"

"Saya mau tidur."

Tutt!

Jeno dibuat kalang kabut. Dia kalut sampai meminta izin kepada atasannya untuk izin hari ini. Padahal baru satu jam datang.

Tapi atasannya sih cuman nganggukin. Pak Lucas sedang tidak ingin pikir panjang.

Tok.. tok!!

"Agessa!!, Bukain pintunya!!"

Jeno terus menggedor, sampai pada gedoran ke sepuluh dia memiliki ide untuk memutar kenop. Dan walla!, Pintu itu tidak dikunci.

Jeno jadi merasa bodoh, kenapa tidak sedari tadi saja dia putar?

Hiks! Hiks!

Jeno langsung parno, dia takut dikejar mbak Kunti karena masuk rumah Agessa sembarangan. Siapa tahu Pak Rendhi punya peliharaan buat jagain istrinya itu. Ih, serem.

Tapi pas dia dengerin lagi, suaranya dari kamar Agessa.

Jadi tanpa pikir dua kali dia masuk. Ngeliat Agessa yang tetap menangis dengan gelungan selimut.

"Stt.., ayo ke Baskin Robbins. Beli es krim. Katanya pingin edisi bities bities itu, nanti kehabisan gimana?"

"Pergi sana pak, saya udah nggak selera."

Jeno membuang nafas kasar. Dia bingung, tentu saja!

"Mau gimana?"

"Saya udah bilang mau tidur, jangan banyak tanya."

Jeno ikut merebahkan diri di samping Agessa. Tangannya mengusap pelan kepala gadis disampingnya.
"Kamu nangis gini Baskin Robbins juga nggak bakal jalan. Kalo mau kesana ayuk."

"SAYA BILANG NGGAK YA NGGAK!!, RIBET BANGET SIH?!, Hiks.."

Jeno langsung narik Agessa kedalam pelukannya. Kaget juga denger Agessa teriak.

"Iya, nggak jadi kesana. Stt..., Udahan nangisnya, nanti matanya sakit."

Agessa semakin terisak, bahkan kedua tangannya hampir kaku. Jeno yang merasakan nya, semakin mengeratkan pelukannya pada gadis itu.

Entahlah, dia merasa kecewa menolak permintaan gadis itu.

Neowana | Huang RenjunWhere stories live. Discover now