i. started

261 131 412
                                    

≡;- ꒰ °s t a r t e d ꒱

—lembaran   pertama,
 

.⃗.🕊•̩̩͙⁺゜ ⤾·˚ ༘ ◡̈

25 April 2O2O

Pemuda berwajah rupawan dengan manik mata cokelat yang indah, serta sabit kurva menghias di bibirnya. Berpakaian putih abu-abu dan beratribut lengkap. Gavabel namanya. Pemuda yang lahir pada saat bumi tengah malam, tepat pada bulan Mei yang baru saja berganti.

Gavabel tengah berjalan menuju perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku sosiologi yang sempat ia pinjam pada akhir pekan.

Sesampainya di ruangan penuh buku tersebut, Gavabel langsung memberikan buku sosiologi yang ia pegang kepada penjaga perpustakaan. Sebelum pergi dari perpustakaan, Gavabel terlebih dahulu berkeliling mengitari rak rak yang berjejeran. Barangkali ia akan tertarik pada sebuah buku.

Manik cokelatnya menatap perempuan yang berdiri tak jauh darinya. Lantas, Gavabel melangkah mendekati perempuan itu. Sepertinya Gavabel mengenalinya.

"Kalana!" panggil Gavabel.

Perempuan yang dipanggil 'Kalana' menoleh kearah Gavabel. "Eh, Gav, kebetulan banget. Aku dari tadi nyariin kamu," katanya.

"Cari saya karena apa?"

"Karena pengen bilang sesuatu."

"Perihal?"

"Aku pengen ikut kelas seni, tapi aku nggak bisa ngelukis. Pengen minta tolong sama kamu buat ajarin ngelukis, boleh ya?"

"Kelas seni bukan hanya sekedar melukis saja. Bisa menggambar, membuat prakarya, membatik, ataupun yang lainnya. Kalau boleh tahu kenapa kamu mau ikut kelas seni?"

"Aku pengen belajar ngelukis," kata Kalana.

"Alasannya ingin belajar melukis, itu saja?"

Kalana mengangguk. "Jadi, tolong ajarin aku ngelukis, ya, Gav! Kamu kan jago ngelukis," katanya.

"Iya, boleh."

Kalana bersorak gembira. "Jadi kapan ngajarinnya? Nanti pulang sekolah bisa nggak?" tanya Kalana.

"Nanti pulang sekolah, di ruang seni. Saya tunggu," kata Gavabel sebelum berlalu lalang dari hadapan Kalana.

Gavabel berjalan keluar dari perpustakaan. Tak henti-hentinya pemuda itu menampilkan lengkungan bahagia yang semesta ciptakan.

"Saya sangat senang ketika gadis itu meminta tolong kepada saya. Barangkali hubungan kita akan menjadi dekat," katanya dalam hati.

Gavabel bahagia karena Kalana.

Kalana senandika. Puan pemilik sabit kurva paling indah yang pernah Gavabel temui. Asmanya dahayu seperti pemiliknya. Gadis sedikit cerewet dan tidak bisa diam. Namun selalu memberikan kesan positif melalui tawanya. Segalanya tentang Kalana, Gavabel selalu menyukainya. Gavabel jatuh pada titik teduh kecoklatan milik gadis itu. Dan Gavabel akan selalu menjadikannya paling utama.

Semesta mungkin sudah tahu, bahwa ia akan menjatuhkan hati pada seseorang dengan segudang tawa yang banyak ragu.

Gavabel menyukainya, namun dia tidak menyadarinya.

kanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang