ii. something today

199 117 293
                                    

۰˚☽ something today ⸙͎۪۫⋆ ༄

— lembaran  kedua,

.🕊•̩̩͙⁺゜ ⤾·˚ ༘ ◡̈

26 April 2O2O

Sang surya mulai menampakkan sinarnya setelah beberapa saat menghilang dibalik redupnya petang. Cahayanya menghangatkan semesta, angin sepoi-sepoi menyejukkan pagi ini. Terdengar suara kicauan burung yang beterbangan di angkasa. Daun-daun berjatuhan mengikuti arah angin yang menerpa.

Gavabel menaiki sepedanya untuk pergi ke sekolah. Menikmati suasana pagi yang sangat cerah dan sejuk. Angin menerpa kulit, dingin melingkupi tubuhnya.

Dari atas sepedanya, Gavabel menembus jalanan pagi ini yang mataharinya semakin terang menyinari. Dua pedal itu ia kayuh semakin kencang karena jam telah menunjukkan pukul 06.55 WIB. Itu artinya gerbang sekolah 5 menit lagi akan ditutup. Samar-samar Gavabel melirik kearah jam yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu terus berjalan dengan cepat, membuatnya semakin mempercepat kayuhan pedalnya. Satu belokan lagi, Gavabel akan sampai di tempat tujuan.

Namun, semesta kali ini tidak berada di pihaknya. Sesampainya di sekolah, ia langsung dicegat oleh anggota OSIS yang berjaga di pintu gerbang. Gavabel diberi hukuman berdiri di lapangan sampai bel istirahat berbunyi.

Terik matahari menyentuh kulitnya. Terasa panas, keringatnya bercucuran sehingga membuat seragam putih abu-abu nya sedikit basah. Untung saja ia membawa topi, jadi cukuplah benda itu mampu menghalangi sinar matahari yang mengenai kepalanya.

Berdirinya seseorang di samping Gavabel membuat pemuda itu terkejut. Lantas ia menoleh, melihat siapa orang yang baru saja datang itu. Alangkah terkejutnya Gavabel ketika tahu siapa orang itu.

"Kalana, kamu dihukum juga?" tanya Gavabel.

"Iya. Aku tadi bangun kesiangan," jawab Kalana.

Ya, Kalana orangnya.

Gadis itu pagi tadi bangun sedikit kesiangan karena semalam baru saja begadang untuk mengerjakan tugas.

Gavabel mencuri-curi pandang kearah Kalana. Gadis itu tidak mengenakan topi, alhasil terik matahari mengenai kepalanya secara langsung. Gavabel melepas topinya, memakaikan topi itu di kepala Kalana.

Kalana menoleh kearah Gavabel. "Kamu kenapa ngasih topinya ke aku?" tanya nya.

"Supaya kamu tidak kepanasan."

Kalana nyaris saja berteriak karena perlakuan Gavabel kepadanya yang membuat salah tingkah. Kalana akui, dirinya sedikit terbawa perasaan. Pasalnya, siapa coba yang tidak baper jika diperlakukan begitu.

"Gav, jangan gitu dong! Aku jadi baper," kata Kalana.

Gavabel mendekatkan dirinya kearah Kalana. Sedikit berbisik tepat di dekat telinga Kalana. "Kalau kamu baper, biar saya yang tanggung jawab. Menjadikan kamu sebagai satu-satunya."

Laki-laki bernama Gavabel harus dimusnahkan. Populasinya sangat meresahkan kaum hawa.

***

Bel istirahat telah berbunyi. Siswa-siswi berbondong-bondong ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Tak terkecuali dengan Gavabel dan Kalana. Dua insan itu telah menyelesaikan hukuman mereka. Saat ini mereka akan pergi ke kantin untuk membasuh dahaga.

kanvasWhere stories live. Discover now