Prolog

516 39 2
                                    

Gladis bersenandung pelan. Suasana hatinya sedang baik. Hari pernikahan salah satu sahabat gadis itu menjadi alasannya. Akhirnya, Naya menikah dengan Rendra setelah beberapa masalah menghampiri keduanya yang mengakibatkan ancaman gagalnya hari jadi. Makanya, Gladis ikut senang.

"Lo sudah sampai Jogja, kan?"

"Iya, baru sampai nih," Gladis menjawab pertanyaan temannya di sambungan telepon. "Ghina beneran langsung berangkat ke Osaka?"

"Iya lah. Sudah gue bilangin, biar ikutin cara lo."

Gladis tertawa. "Bagus deh. Semoga kabar baik berikutnya datang dari Ghina."

"Dia mah jangan ditungguin," ucap Loli penuh makna. "Lo tuh, Dis. Pasangan paling fenomenal. Sudah berapa lama lo pacaran sama Niko?"

"Dari SMA," jawab Gladis sambil tersenyum malu. "Sudah mau sepuluh tahun."

"Nah, tuh. Lo duluan aja lah yang nikah."

"Berdoa aja ya," Gladis sengaja berdeham. "Bulan depan aku sama Niko tunangan."

"KOK BARU BILANG SEKARANG?!"

"Kan kemarin-kemarin sibuk bantu nikahan Naya."

"Anak-anak belum tahu, dong?"

"Belum. Nanti aja, deket-deket hari H. Pengantin baru jangan diganggu dulu. Ghina juga lagi punya misi sendiri, nyusulin Bebeb-nya ke Jepang. Ya, aku bilang ke kamu dulu nih. Hehe."

"Lo tuh selalu diam-diam menghanyutkan kan, ya."

"Maaf deh, jangan marah ya karena aku baru bilang sekarang."

"Nggak lah, gue nggak marah. Kisah cinta lo itu yang paling lancar di antara kita. Gue ikut seneng denger kabar ini."

Ghina menjauhkan ponselnya dari telinga. Ada telepon masuk lain di gawainya.

"Eh, Loli. Ada telepon dari Niko, nih."

"Ciee, yang balik Jogja langsung dicariin nih."

"Ih, bukan gituuu."

"Haha, iya iya. Santai aja. Gue juga mau lanjut main, Dis."

"Makasih, Loli. Besok aku kabarin lagi tentang acaranya."

"Iyeee, santai aja. Ya sudah, gue tutup ya. Bye!"

Begitu sambungan telepon terputus, Gladis langsung mengangkat panggilan masuk dari sang kekasih. Nada bicaranya senang. Suasana hatinya masih berbunga-bunga.

Pasangan itu saling bertukar kata, mengurai kerinduan. Gladis berbicara, Niko mendengarkan. Benar-benar pasangan idaman.

Tanpa keduanya ketahui, sepuluh tahun menjalin hubungan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka sebenarnya tidak berjodoh. Dua minggu kemudian kabar itu datang bagai petir di siang bolong. Dunia Gladis runtuh, impiannya luruh.

Niko, kekasihnya, akan menikahi wanita lain. Bukan karena cinta, tapi untuk menutupi aib. Orang yang selama ini gadis tersebut beri kepercayaan, ternyata membuat hamil seseorang tanpa Gladis ketahui.

 Orang yang selama ini gadis tersebut beri kepercayaan, ternyata membuat hamil seseorang tanpa Gladis ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeffrey turun dari podium menunjukkan wajah sumringah. Usahanya selama ini tak sia-sia. Ia berhasil memenangkan Valenciana Grand Prix, membuatnya kembali mengantungi gelar juara dunia yang tahun ini nyaris lepas dari genggaman.

Seorang pria mendekat dan langsung merangkul tubuh Jeffrey erat. Ia adalah paman sekaligus pelatihnya. Tanpa Om Adam, Jeffrey tidak akan mengenal dunia racing seperti saat ini.

"Good job," puji pria itu sambil terus menepuk punggung Jeffrey dengan bangga.

Jeffrey tersenyum lebar. Lesung pipinya begitu menawan. Andaikan namanya tidak terkenal di arena balap, pasti orang-orang akan mengira pria berusia dua puluh sembilan tahun itu sebagai seorang aktor.

"Om, gue...."

"Oh ya, Jef. Lusa kita bahas persiapan MotoGP musim depan bareng sama yang lain ya. Sekarang lo bisa senang-senang dulu. Bakal ada party untuk merayakan kemenangan ini."

"Okay," sahut Jeffrey. "Tapi Om..."

Belum sempat Jeffrey menyelesaikan ucapannya, Om Adam sudah beralih menyalami orang lain. Jeffrey berniat menunggu, namun tubuhnya terasa melayang tiba-tiba, dilempar ke udara sebagai bentuk selebrasi. Anggota tim-nya melakukan hal itu tanpa persetujuan. Akhirnya, Jeffrey pasrah, dirinya diculik tanpa sempat bicara panjang lebar dengan Om Adam.

Padahal, Jeffrey hanya ingin minta izin pulang ke Indonesia sebentar. Ia mendapat kabar bahwa teman lamanya menikah. Setidaknya, Jeffrey ingin datang ke acara itu untuk memberikan berkat pada sang pengantin baru. Sekaligus untuk melepas cinta pertamanya.

Carpe DiemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang