𝟶𝟺. feel down

21.4K 3.2K 548
                                    

"Pagi maniez!"

Renjun merotasikan kedua matanya, sesaat setelah Haechan menghampirinya di meja makan dengan seragam yang belum lengkap terpasang. Ia kemudian meletakkan dua piring berisi omelette dan susu coklat yang baru saja dibuatnya ke atas meja. "Cuma ini adanya, nggak apa-apa kan, Echan?" tanyanya.

Haechan tersenyum lebar, mengangguk sambil menyuap potongan besar omelette ke dalam mulutnya. "Nggak apa-apa dong. Mau itu batu rebus atau kayu goreng pun pasti aku makan kok kalau itu buatan kamu," kikiknya.

"Beneran? Kalau gitu besok nggak usah belanja lagi aja Chan, pungut aja batu-batu kerikil di taman lantai dasar," balas Renjun. "Lumayan, kita bisa hemat.."

"Y-ya nggak gitu juga sih konsepnya.." Haechan meringis. 

Renjun balas tertawa kecil. Menopang dagunya dengan kedua tangan, ia lantas memperhatikan Haechan yang dengan lahap menyantap masakan sederhana buatannya. Apakah rasanya memang enak? Renjun sendiri tidak yakin. Atau karena Haechan hanya ingin menghargai usahanya? Hm, bisa jadi.

"Oh iya, Njun.." ucap Haechan disela kegiatan makannya.

"Kenapa?"

"Kamu nggak apa kan aku tinggal pergi sekolah?" tanyanya.

Renjun mencebik rendah, "Njun bukan anak kecil yang 24 jam harus Echan jagain tau," balasnya. "Njun bisa jaga diri selama Echan pergi kok,"

Haechan meneguk tetes susu terakhirnya sembari menggeleng pada Renjun. "Nggak gitu, Njun.." ujarnya. "Aku takut aja nanti kamu bosen, kan di sini nggak ada hiburan apapun selain tv," lanjutnya sembari melirik ruang tamu yang hanya berisi televisi ukuran 50 inch.

"It's okay, Echan.. Njun nggak masalah sama sekali." Renjun beranjak menuju wastafel sambil membawa alat makan kotornya, dan diekori oleh Haechan. "Kemarin Echan bilang ada langganan Disney kan?"

"Ah iya bener!" Haechan menepuk keningnya gemas, lalu segera menyunggingkan senyum tampan pada istri manisnya itu.

"Ya udah sana berangkat." titah Renjun, mengibaskan tangannya di depan wajah Haechan.

Haechan mengusap tengkuknya canggung, melirik Renjun yang tampak imut dengan piama bermotif moomin. Ingin sekali Haechan meminta hug morning atau mungkin kiss morning layaknya pasutri lain, tapi apa daya.. Haechan tidak mampu.

Hiksrot.

Akhirnya Haechan hanya bisa menggerakkan tangannya abstrak di depan tubuh, sembari menyabarkan diri sendiri. "Tenang Chan, nanti pasti ada saatnya kok." begitu kira-kira suara hatinya. Setelahnya pemuda berkulit eksotis itu berlalu meninggalkan Renjun untuk mengambil keperluan sekolahnya di dalam kamar.

Namun beberapa menit kemudian, Haechan kembali lagi sambil menenteng tas di tangan kiri dan sepatu di tangan kanan. "Njun, almetku dimana ya?" tanyanya kebingungan.

"Ah itu, ada di keranjang dekat lemari udah aku setrika kemarin. Sebentar aku ambilin." namun belum sempat Renjun melangkahkan kakinya, Haechan keburu mencegah.

"Biar aku aja, hehe.." dengan kilat, Haechan berlari menuju kamar, mencari keranjang pakaian yang dimaksud oleh Renjun.

Namun baru beberapa detik, Haechan malah berteriak. "NJUN, KOK GAK ADA?"

Best Hubby | Hyuckren [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang