[1] First Day & Si Rese

98 8 0
                                    

Awas nanti jatuh cintaCinta kepada dirikuJangan-jangan kujodohmuKamu terlalu membenciMembenci diriku iniAwas nanti jatuh cinta padaku(Armada - Awas Jatuh Cinta)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awas nanti jatuh cinta
Cinta kepada diriku
Jangan-jangan kujodohmu
Kamu terlalu membenci
Membenci diriku ini
Awas nanti jatuh cinta padaku
(Armada - Awas Jatuh Cinta)

---

"Lo gak tau dia siapa?"

Rani menggeleng polos, membuat Nana menepuk jidat.

"Namanya Aksara. Dia anak pengusaha yang termasuk ke dalam golongan pengusaha paling kaya di kota ini. Bokap gue aja gak ada apa-apanya." ujar Nana.

"Ya terus?"

"Bokapnya yang punya sekolah ini. Lo jangan main-main deh sama dia."

"Ya lagian dianya nyebelin." Rani memanyunkan bibirnya. "Kalo yang tadi nolongin gue siapa? Temen lo ya?"

Mereka mengobrol sambil berjalan menuju kelas. Kebetulan Rani satu kelas dengan Nana.

"Itu Kak Saka, kakaknya Aksa. Gue emang lumayan deket sama dia. Nih gue kasih tempe ya,"

"Kasih tahu, bolot!"

"Ya kalem dong. Lo tau nggak? Kak Saka aja gak bisa ngapa-ngapain kalo si Aksa udah bertindak."

"Payah. Harusnya kalo adiknya gak bener, kakaknya tegur dong. Gimana sih."

"Ah udahlah. Capek gue ngomong sama lo. Duduk noh di situ." Nana menunjuk bangku kosong di sebelahnya dengan dagu.

Saat baru saja mendaratkan pantatnya pada bangku kosong itu, Rani melihat dua orang laki-laki yang baru saja memasuki kelas.

"Si cowok rese itu sekelas sama kita?" bisik Rani pada Nana. Nana mengangguk pelan.

"Kok lo gak kasih tau gue sih, Maemunahhh?"

"Lo jangan macem-macem sama dia ya, Ran. Takut gue,"

Rani menatap sinis laki-laki itu, namun sepertinya yang ditatap sinis tidak peduli sama sekali. Ia justru menatap sinis balik pada Rani.

"Woi dengerin gue! Lo semua hati-hati aja di sini, ada pencuri." ucapnya dengan wajah menyebalkan.

Brak!

"Gue bukan pencuri!" teriak Rani yang merasa tak terima.

"Ada yang ngerasa. Haha,"

Nana memegangi Rani, menitahnya untuk kembali duduk. "Udah, Ran. Gak usah diladenin."

Seisi kelas tak ada yang berani menanggapi. Mereka hanya bisa diam dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh "The King of Panca Bakti". Emosi Rani tidak dengan mudahnya mereda. Sudah didorong sampai jatuh, sekarang dibilang pencuri lagi. Siapa yang bisa terima?

MaharAksa [COMPLETED]✔Where stories live. Discover now