Kenangan Hitam

3 1 0
                                    

Karya : Taufik Shikamaru

Kulempar kardus itu ke halaman, kusiram bensin dan kusulut api. Nyalanya membubung tinggi memantulkan rona kekuningan di wajahku. Tiupan angin membuatnya menari-nari seolah mengejekku nakal. Kusandarkan punggungku pada pangkal pohon mangga sambil menatap api yang perlahan semakin mengecil. Barang-barang  dalam kardus itu sebagian telah menghitam, sebagian lagi masih merah membara. Bau asap perlahan mulai berkurang.

Kukais bekas pembakaran itu dengan sebatang kayu, memastikan bahwa semua telah terbakar. Kuangkat dan kubalik bagian bawah hingga nyala apinya kembali membesar. Kuhela napas panjang, lega hati ini menatap barang-barang sialan itu berubah menjadi abu. Benda yang menjadi kenangan buruk dalam sejarah hidupku, kenangan dengan Mas Dori.

Dua tahun belakangan ini aku menjalin hubungan jarak jauh dengan Mas Dori. Aku bekerja di Solo dan tinggal bersama orang tuaku, sedangkan Mas Dori bekerja di Bandung. Setahun sekali kami bertemu, saat libur lebaran. Selain itu, kami hanya berkomunikasi lewat daring. Hampir tiap bulan Mas Dori selalu mengirim barang-barang unik yang tidak ada di tempatku. Buat kenang-kenangan katanya. Kami sudah komitmen akan menikah tahun ini. Bahkan dia sudah mengutarakan niatnya pada orang tuaku.

Rencana manis manusia terkadang tak secantik rencana-Nya. Ketika Mas Dori mengutarakan niat pada kedua orang tuanya, penolakan besar yang didapat. Aku menemaninya pada waktu itu. Dengan tegas kedua orang tuanya menolak karena Mas Dori sudah dijodohkan. Sempat terjadi perdebatan panas antara ketiganya, kudengar Mas Dori menolak perjodohan itu karena tanpa persetujuannya, dan akan mempertahankan diriku. Namun, ultimatum orang tua yang akan mengusirnya jika tidak menurut  sukses membuat Mas Dori kalah telak. Secara otomatis aku pun kalah, dan harus mundur membawa hati yang koyak berdarah.

Suara sepeda motor terhenti di belakangku, sosok jangkung turun dan medekatiku.

“Dek ... aku ingin minta maaf.”

Kuambil langkah membelakanginya. Saat ini, aku tak ingin bersentuhan dengan sesuatu yang berhubungan dengannya, termasuk sosoknya.

Kumpulan Flash Fiction - PPSWhere stories live. Discover now