Es krim

8 0 0
                                    

Karya : Chovies chovies


Baim tersenyum kecil. Di matanya, adik kesayangannya tengah menari di depan televisi. Acara musik
Korea yang menampilkan girlband favoritnya tengah berlangsung. Tata, anak laki-laki berusia dua
belas tahun.

“Jangan dance terus, belajar! Udah kelas enam. Setengah semester lagi masuk SMP,” tegur Baim.

Sejenak Tata terdiam dan menatap sebal kakaknya itu.

“Abang suka gitu. Tata kan pengen senang-senang dulu. Belajar aja bosan, apalagi bimbel tiada
henti, Tata lelah, Bang,” balas Tata dengan wajah memelas.

“ckckck ... alasan!” Baim melempar bantal kecil yang ada di sampingnya. Dua bersaudara itu selalu saja bertengkar.

Tiada hari tanpa bertengkar. Sekecil apa pun obrolan mereka akan berakhir dengan
pertengkaran.

Usia mereka terpaut enam tahun. Namun, mereka terlalu dekat untuk ukuran saudara. Meski Baim sibuk sekolah dan tugas OSIS, dia akan menyempatkan waktu untuk menghubungi adik laki-lakinya
itu.

“Bang, mau makan es krim,” ujar Tata yang kini menarik-narik lengan hoodie Baim. Wajah Tata
terlihat menyebalkan jika sudah merajuk begini. Terkadang dia menyesali pulang ke rumah lebih
awal.

“Hallo ...." Tata kesal. Baim kini menjauhinya. Dia bisa melihat Abangnya tengah berbicara serius di
ponsel.

Tata paham jika abangnya adalah manusia paling sibuk sama seperti kedua orang tuanya yang aktif bekerja.
Baim tidak sadar jika Tata memperhatikannya. Tata terdiam dengan raut wajah yang kecewa.

Seandainya Baim sadar, mungkin dia tidak akan menolak permintaan adiknya.
“Ta, maaf. Abang harus pergi.”

Tanpa menunggu jawaban dari adiknya, Baim berlari keluar rumah dengan kunci motor di tangan kanannya. Tata mengejar sampai depan rumah.

“Bang, pulang cepat ya. Nanti Tata mau makan es krim bareng!” teriak Tata dengan senyum kotak
khasnya.

Baim hanya mengacungkan ibu jarinya tanpa melihat keberadaan adiknya.
Kini, Baim sadar. Itu adalah pertemuan terakhir dengan adiknya. Karena setelahnya Tata ditemukan tergelatak tak bernyawa di kamarnya seorang diri dengan butiran obat berceceran di sekitarnya.
Baim terluka melihat Tata terbujur kaku di hadapannya.

Kumpulan Flash Fiction - PPSWhere stories live. Discover now