One

25 4 2
                                    

Request post dari.... Salah satu onee-chan online yang Chi sayang:3...
yesrez

Yosh... Selamat membaca~

-----------

Disebuah negri, terdapat dua buah kerajaan besar yang berdiri disana. Kerajaan Lemper dan Kerajaan Puyuh.

Kerajaan Lemper dipimpin oleh seorang raja bernama raja Melvin dan seorang ratu bernama ratu Kuki. Kerajaan mereka memiliki seorang putra mahkota tunggal bernama pangeran Akumu. Pangeran Akumu adalah pangeran berbakat dengan wajah yang sangat tampan. Tentu saja banyak para gadis dari kalangan bangsawan bahkan hingga rakyat biasa jatuh hati pada ketampanan pangeran tersebut. Namun sayangnya, pangeran tidak memperlihatkan ketertarikan sedikitpun pada gadis manapun.

Kerajaan Puyuh memiliki kawasan teritori yang lebih kecil daripada Kerajaan Lemper. Kerajaan Puyuh dipimpin oleh seorang raja yang bernama raja Erie, dan seorang putri mahkota tunggal bernama putri Akari. Yang mulia ratu Areha dari kerajaan tersebut telah pergi meninggalkan dunia saat usia tuan putri masih belia. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa putri Akari sedikit berbeda dari putri kebanyakan. Putri Akari lebih menyukai hal-hal yang lumrah dilakukan oleh seorang pangeran. Tidak ada yang bisa melarangnya, karena yang mulia ratu yang seharusnya menjadi pendidik utama tuan putri telah tiada.



















Pada malam hari yang damai. Dihiasi gemerlap bintang dan bulan yang indah. Terlihat banyak aura kebahagian terpancar dari sebuah pesta. Ya, itu adalah sebuah pesta pernikahan kedua pewaris tunggal dua kerajaan, yang mulia pangeran Akumu dan yang mulia putri Akari. Raja Melvin dan raja Erie sepakat untuk mempersatukan kedua kerajaan mereka dengan cara menjodohkan sang pewaris mahkota tunggal kerajaan. Yang mulia raja Melvin dan yang mulia ratu Kuki merasa khawatir akan keanehan sang pangeran yang tak tertarik pada gadis manapun. Sedangkan, yang mulia raja Erie khawatir pada putri sematawayangnya yang tomboi bagai bukan seorang tuan putri kerajaan. Kadua kekhawatiran tersebut menjadi salah satu alasan mengapa yang mulia pangeran Akumu dan yang mulia putri Akari dijodohkan secara paksa.

Pesta pernikahan digelar sangat megah. Semua orang mulai dari kalangan bangsawan hingga rakyat biasa diundang dan turut memeriahkan pesta pernikahan bersejarah tersebut. Semua orang merasa bahagia, bahkan para gadis yang sebenarnya sedang patah hati mengingat akan cinta mereka pada pangeran Akumu. Ah, ralat, tidak semua disini merasa bahagia, jelas tampak raut wajah yang tak bersahabat terpancar dari wajah sang pangeran dan putri. Mereka sungguh tidak terima atas perjodohan ini, tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur, semuanya telah terjadi. Dua kerajaan telah bersatu.
















"Sampai nanti sayang, hati-hati ya selama disini. Ayah pasti akan merindukanmu," yang mulia raja Erie memeluk putri Akari dengan erat.

"Ayah, lepaskan aku," kata putri Akari jengah.

"Biarkan saja Akari sayang, ayahmu pasti nanti akan merindukamu. Mulai sekarangkan kamu akan tinggal disini, bersama ibu, ayah Melvin, juga suamimu, Akumu," ratu Kuki tersenyum kecil.

"T-tapi yang mulia ratu-"

"-Ibunda, sayang. Panggilnya pakai ibunda dong," ratu Kuki langsung memotong perkataan putri Akari. "Kamu harus terbiasa ya, sayang."

Putri Akari terdiam sejenak. Kemudian gadis itu mengangguk patah-patah. "Baik, ibunda."

Ratu Kuki tersenyum kecil. "Nah, pesta-nya kan sudah selesai. Para tamu juga sudah pulang. Kalian berdua bisa beristirahat, kalian pasti lelah kan?" ratu Kuki menatap pangeran Akumu dan putri Akari bergantian.

"A-aku akan mengantar kepergian ayah dulu, ibunda," balas putri Akari, sedikit gugup.

"Soal ayahmu, biar kami yang urus. Kalian beristirahat saja," titah raja Melvin. "Pangeran Akumu, antar putri Akari istirahat dikamarmu."

Pangeran Akumu hanya bisa menghela napas dan menurut. "Baik, ayahanda." Pemuda itu segera melangkah meninggalkan tempatnya, dan pada akhirnya disusul oleh putri Akari dengan berat hati.

Saat sampai dikamar, tepatnya dikamar yang mulia pangeran Akumu, putri Akari langsung merebahkan dirinya diatas kasur. Tanpa rasa bersalah, takut, atau rasa canggung sedikitpun. Bahkan sama sekali tidak terlihat tata kramanya sebagai tuan putri kerajaan.

Pangeran Akumu menatapnya jengah. "Kau ini putri atau apa sih?" tanyanya sembari menutup pintu kamar dengan rapat, takut-takut kalau ada pelayan yang mendengar percakapannya dengan sang putri.

"Hm? Aku? Tentu saja seorang putri. Masa kau tidak tau, aku ini kan putri mahkota tunggal kerajaan Puyuh," putri Akari mencoba meraih sebuah bantal untuk dipeluknya. "Uwah..., nyaman sekali disini," ungkapnya tanpa beban.

"Ck, bukan itu maksudku. Tentu saja aku tau kau adalah putri mahkota tunggal kerjaaan Puyuh. Memangnya, siapa yang tidak mengetahui itu? Yang kumaksud adalah, sikapmu sekarang. Lihatlah, sikapmu sekarang benar-benar jauh dari kata seorang tuan putri," pangeran Akumu berdecak kesal.

Putri Akari beranjak duduk dan mengangkat bahu tidak peduli. "Yang terpenting itu bagaimana sikapku saat didepan publik. Sisanya, terserah apa mauku dong," jelasnya. Kemudian putri Akari melempar sebuah bantal pada pangeran Akumu.

Beruntung pangeran Akumu dapat menangkapnya dengan tepat. "Hoi, hoi. Apa maksudmu sembarangan melempar bantal padaku?"

"Hm? Ya, kau kan bakal tidur disofa. Memangnya kau mau tidur berbagi kasur? Aku sih nggak mau,"

"Maksudku, kenapa tidak kau saja yang tidur di sofa?" pangeran Akumu mendengus kesal. "Ini kan kamarku."

"Oh, tega sekali pangeran Akumu membiarkan seorang putri lemah lembut yang tak berdaya tidur di sebuah sofa? Apa jadinya jika aku nanti akan sakit? Apa kata yang lain? Mana nih yang katanya 'pangeran terbaik sepanjang keturunan kerajaan'?" putri Akari mengompori.

Cih, putri yang lemah lembut katanya? Tak berdaya? Haha, lucu sekali. Jelas-jelas dia bahkan bisa mengalahkan beberapa ksatria penjaga saat dia latihan. Heh, pintar sekali drama-mu, putri Akari. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menang. Pangeran Akumu menyerigai. "Baiklah, sesuai perintahmu, tuan putri Akari,"

Dan malam itu berakhir damai. Dengan putri Akari yang nyaman tidur dikasur pangeran Akumu yang luas, dan pangeran Akumu yang tertidur di sofa kamarnya.

















Dilain tempat, dua orang gadis dengan usia yang berbeda terlihat sedang bercanda gurau didekat sebuah damai yang tenang.

Hingga sang gadis yang kecil meringis kesakitan seraya memegangi kepalanya.

"Adek? Adek kenapa?" sang gadis yang lebil tua menghampiri adiknya dengan wajah panik. "Kepalanya sakit lagi?"

Sang gadis kecil mengangguk kecil. "Ukh, k-kak...," panggil gadis kecil itu lirih.

Sang kakak terlihat masih panik. "Ya sayang? Kenapa? Apa... Apa ada hal yang akan datang lagi?"

Gadis kecil itu mengangguk kecil dan mengangkat wajahnya, menatap sang kakak dengan intens. "Cahaya akan datang bersama kegelapan. Dan kegelapan itu hanya bisa tertutupi oleh sang cahaya,"







-----

Hem...

Okey, maapkan Chi!!!!
Kyaaaa, sungguh, Chi nulis apa sihhh??? •///•

Sampai jumpa lagi!
Salam hangat

-KetapiChi-

Behind The ScaneWhere stories live. Discover now