Three

15 3 2
                                    

Yosh~ Yosh~

Chi kemballii~

Yok, lanjutttt///slappp

-----

Sepertinya putri Akari tersesat.

Putri manis yang kini telah menjadi seorang pasangan putra mahkota tunggal kerajaan Lemper itu menatap sekelilingnya. Manik indahnya mencari-cari sosok keberadaan dua orang pelayan pribadinya itu.

Nihil, kedua orang itu entah berada dimana.

Lelah mencari, putri Akari duduk disebuah bangku dengan naungan sebuah pohon rindang nan hijau. Angin berhembus pelan, seakan berbisik kecil menyuruh putri itu menutup matanya, menikmati hembusan ketenangan yang damai itu.

Hingga kedamaian itu diusik oleh sesosok pemuda tinggi dengan membawa banyak tote bag penuh akan pisang cokelat, pemuda yang sama dengan pemuda yang ia temui di toko tadi. Pemuda itu duduk disebelah putri Akari. Mau tidak mau putri Akari membuka kelopak matanya dan menoleh, menatap pemuda itu yang kini tengah memakan pisang cokelatnya dalam diam.

Merasa diperhatikan, pemuda itu menoleh. "Kau mau?" tanya pemuda itu, berpikir bahwa gadis disebelahnya ini menginginkan cemilan yang baru saja ia beli.

Putri Akari sedikit terkejut, lalu menggeleng perlahan. Putri manis itu menunjukkan sebuah tote bag ukuran sedang yang tergeletak disebelahnya. Seolah berkata 'aku juga punya kok'.

Pemuda itu mengangguk tanda paham. "Aku Liu, kamu?" pemuda itu mengulurkan sebelah tangannya.

Tergagap pelan, putri Akari dengan cepat menguasai dirinya. "Akari," balasnya. Ia tak ingin mengenalkan dirinya sebagai putri.

"Akari?" pemuda bernama Liu itu berpikir sejenak. "Namamu, mengingatkanku pada seseorang,"

"Benarkah? Mungkin kami memiliki nama yang sama," putri Akari tertawa hambar.

Liu hanya membalas dengan gumaman kecil dan kembali melanjutkan kegiatan memakan pisang cokelatnya. Putri Akari memperhatikan Liu, tampaknya pemuda disampingnya ini benar-benar menyukai cemilan bernama 'Choco Banana' alias pisang dengan lumuran cokelat.

"Liu!!! Oy, Liu! Kemana kau?!"

Sebuah teriakan terdengar. Liu menghentikan kegiatannya, pemuda itu berdecak kecil dan memasukkan kembali cokelat pisangnya yang masih tersisa banyak.

"Itu temanmu yang memanggil?" tanya putri Akari basa-basi sebelum Liu beranjak pergi.

Liu mengangguk malas. "Aku duluan ya, sampai bertemu lagi, nona Akari," pemuda itu beranjak pergi, meninggalkan putri Akari.

Putri Akari kembali menutup matanya.

"TUAN PUTRI!" sebuah seruan terdengar. Dua orang pelayan pribadinya-yang dicari-carinya sedari tadi-berlari mendekatinya.

"Hwaaa, ternyata tuan putri ada disiniii!!!" seru Yuru. Wajahnya terlihat sebuah kelegaan besar.

"Sssttt!!! Yuru! Jangan terlalu berisik, nanti kita jadi pusat perhatian," ingat Ara.

Yuru segera menutup mulutnya. "Ups,maaf," mau bagaimana lagi? Gadis pelayan itu sangat senang ketika berhasil menenukan sosok tuan putrinya.

"Kalian darimana saja?" tanya putri Akari sambil menatap kedua pelayan pribadinya bergantian.

"Seharusnya kami yang tanya begitu pada tuan putri... Tuan putri darimana saja??? Kami panik kalang-kabur mencari tuan putri...," Ara menghela napas. "Tapi syukurlah kini sudah ketemu,"

Putri Akari tertawa kecil. Jadi, mereka sedaritadi sedang saling mencari satu sama lain? Pft--- Putri Akari dapat membayangkan wajah panik kedua pelayan pribadinya tersebut.

Behind The ScaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang