Part 24 : Garden Heart

424 55 17
                                    

°°°

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


°°°

Setiap pagi Camilla, selalu membantu chef Bernard untuk menyiapkan sarapan, setiap hari chef Bernard menyusun daftar menu untuk satu minggu, biarpun pada kenyataannya menu yang sudah di buat selalu tidak sesuai dengan jadual, karena ada saja anggota keluarga yang menggantinya karena dengan alasan sedang tidak selera. Ucapan yang sangat simple, tapi mampu mengacaukan, seluruh jadual menu yang sudah di susun rapi oleh Chef Bernard.

Setelah semua anggota keluarga selesai sarapan. Camilla segera berjalan menuju taman, jika tiba waktu libur Camilla lebih memilih untuk bercocok tanam, karena Camilla suka sekali, melihat berbagai macam warna bunga mawar dan anggrek yang sangat indah di pandang mata.

Camilla asyik berkutat dengan tanamannya dan sesekali senyumnya terbit melihat aneka warna bunga yang cantik.

Tanpa sadar ada seseorang yang sedang memperhatikannya sedari tadi.

"Senyum-senyum terus Mbanya. Sampai lupa kalau ada Masnya di sini," goda Enzo, yang selalu saja gemas, melihat wajah gadisnya yang selalu terlihat cantik dan lucu.

"Apaan sih Rojali. gak jelas," jawab Camilla.

"Yeee! Maemunah kok sewot sih," Enzo pun segera maju dan mencubit pipi Camilla yang selembut marsmallow.

"Ish. Udah sana jangan ganggu, nanti Kamu kotor," ucap Camilla, sambil sibuk menyiram tanaman dan membersihkan dedaunan yang berguguran.

"Gak mau. Gak seru kalau sehari aja gak ngisengin Kamu," Enzo menarik-narik ujung rambut Camilla yang terurai panjang dan indah.

"Enzo laper? Enzo mau sesuatu gak? Mau di bikinin jus atau cemilan?" Tanya Camilla.

"Kok Kamu tahu sih kalau Aku laper? Aku kalau lihat Kamu bawaannya laper terus. Pengen Aku makan Kamunya," bisik Enzo lirih. Membuat kulit wajah Camilla bersemu merah, mengalahkan warna bunga mawar yang sedang merekah.

"Jangan macam-macam. Nanti Aku bilangin Papi Kamu nih. Anaknya mesum terus," ucap Camilla dengan nada mengancam.

"Gak takut tuh. Malah enak bisa langsung di nikahin," membuat Camilla tidak berkutik mendengar ucapan Enzo.

"Tau ah. Malesin Kamu mah. Ngajak ribut terus."

"Mau ngajak gelut? Hayu atuh. Gak nolak deh pokoknya."

"Ish. Pak Gunawan. Tolong nih anaknya Pak. Di kerangkeng dulu biar gak nularin virus mesum terus," canda Camilla dengan intonasi suara yang sangat kecil.

"Pelan banget sih. Mana kedengeran, kayak gini nih ngomongnya," Enzo memperagakan tangannya seperti seorang Tarzan saat sedang memanggil teman-temannya.

"PAPI! TOLONG NIKAHIN ENZO SAMA MILLA PIH! SOALNYA MILLA LAGI HAMIL ANAK ENZO PI!" Enzo berteriak-teriak seperti orang kesetanan tanpa sebab.

"Anjrit Enzo! Bisa diem gak sih! Nanti ada yang denger. Di sangka beneran tau!" Camilla geram dan memukul bahu Enzo bertubi-tubi. Sementara Enzo tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya dan sesekali menghindari pukulan kekasihnya.

EnzoCamilla (Terbit)Where stories live. Discover now